Duduklah,kau kenal si 'citra'??" ucapku lagi setelah dia duduk disebelahku sambil membagi setengah roti yang ku pegang kepadanya..
sambil memasukan roti itu kemulutnya dia menggeleng..aku pun ikut-ikutan memasukan setengah roti yang ku pegang ke dalam mulutku juga..sambil mengunyah roti itu aku bertanya lagi..
"mmm..baiklah..mungkin pertanyaanku kurang spesifik,sesuatu yang bisa membuat seseorang mau berhutang agar terlihat keren?? kau tau??"
dia menggeleng..
"hmm..sesuatu yang membuat banyak orang termasuk aku bekerja keras selama 1 tahun,rela bersusah payah di tanah rantau,demi 1 hari bernama lebaran dan menunjukan kepada tetangga bahwa kami telah berhasil?? kau tau??"
dia tetep menggeleng..
"sesuatu,yang membuat seseorang tak menjadi dirinya,agar bisa terlihat keren di mata orang lain,meskipun kadang itu malah menyiksanya sendiri?? kau tau??"
tetap,menggeleng..
"ok,kau pasti pernah melihat dimana sesama rekan kerja saling bertikai dan menyalahkan..ya,itu karena mereka mempertahankan citra mereka dimata bos..mereka bekerja tidak dengan hati..sekarang kau tau??"
dia menggeleng..
"Sesuatu yang bisa membuat orang jahat menjadi tiba2 baik?? dan seorang bajingan tengik hopeless sepertiku menjadi sok bijak??"
masih saja,meng-ge-leng..
"Sesuatu yang bisa membuat seorang presiden bernyali ayam terkesan gagah dan bijaksana,kau tau??"
Lagi-lagi,dia menggeleng..
"Huft..plastikk..ya plastik..citra itu plastik dalam kehidupan..kau lihat ini,roti yang kita makan bersama,awalnya terbungkus plastik kan untuk melindungi dan menutupi rotinya?? nah iya..pencitraan adalah senjata kebanyakan manusia-manusia sepertiku yang kami gunakan untuk melindungi dan menutupi kebusukan kami..sekarang kau sudah tau??"
Tetap saja,dia masih menggeleng..
"Baiklah..aku sudah kehabisan akal..sekarang kita bikin mudah saja,katakan padaku,apa yang kau cari dalam hidup??"
Bocah itu menatapku dalam-dalam..kemudian bangkit sambil berkata "apa yang ku cari dalam hidup??" "tunggu disini dan lihatlah..." katanya lagi sambil bergegas meninggalkanku..
aku mengamatinya,diperempatan jalan itu,dia menaiki sebuah bis yang sedang terjebak macet,memainkan sebuah lagu ---atau setengah lebih tepatnya karena tak sampai selesai--- dengan ukulele falsnya kemudian meminta uang kepada sejumlah penumpang yang ada disitu,turun dan kembali menghampiriku..
"Ini..ini yang ku cari.." ucapnya sambil menumpahkan receh hasil mengamennya dari plastik pembungkus permen..
"aku tak mengerti.." ucapku menatapnya bingung..
"Dengan ini,dengan uang receh ini yang ku dapat dengan susah payah seperti yang kau lihat tadi,akan ku beli kebahagiaanku sendiri..ya,kebahagiaan yang telah aku tentukan oleh diriku sendiri,bukan oleh orang lain..persetan orang lain mengganggap hidupku menderita,yang penting aku bahagia..aku adalah tuan bagi diriku sendiri..bahagia,atau tidaknya aku,akulah yang menentukan,bukan anggapan orang lain..dan kau tau..citra yang kau ributkan sedari tadi itulah yang sebenarnya membuat kalian menderita..kalian terlalu meributkan bungkus,tanpa memperdulikan isi,diluar kalian terlihat berkilau,tapi jiwa kalian rapuh,lemah,dan tertekan.."
tepat ketika habis kata-katanya dia meraup uang receh yang tadi disebarnya,memasukannya kembali kedalam plastik permen bekas dan dia berlalu,meninggalkan aku yang masih terpaku kebingungan,sekaligus takjub..
akhirnya aku menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini menghantuiku..pertanyaan yang membuatku siang ini kluar diam-diam dari kantor dan terdampar di pinggir lampu merah sambil menyumpal mulutku dengan potongan-potongan roti yang ku beli dari kios di seberang jalan sana,sampai akhirnya bertemu dengan si bocah ini..ya Tuhan begitu baik dengan membawaku kesini,kluar dari tempat dimana teman-temanku sedang meributkan citra diri,gengsi dan hal2 yang sebenarnya membuat hidup kami semakin menderita..
Moezaki irkham,
30 - Oktober - 2012
disiang mendung dan terbalut warna-warni pertanyaan tentang kehidupan.