Pernah engga lo ngeliat orang lain, entah itu temen, keluarga, artis idola, ustadz, ilmuwan, atau siapapun terus lo kagum dengan pencapainnya lalu bergumam dalam hati : anjirr harusnya itu gw.
Bukan iri,
Cuman apa yang dia capai adalah hal yang selama ini lo inginkan. dan lo tau klo sebenernya lo bisa aja jadi dia, lo pernah bercita-cita untuk jadi seperti dia, lo merencanakan untuk jadi seperti dia ,lo tau apa yang harus dilakukan untuk menjadi seperti dia. Tapi sekarang lo melihat pencapaiannya pada orang lain. Sedangkan lo, masih di posisi yang sama seperti ketika lo merencanakan itu semua, mungkin itu 1 tahun yang lalu, 2 tahun yang lalu, atau 10 tahun yang lalu.
Dan semua itu terjadi hanya karena lo ga melakukan 1 hal : Memulai. Dan tentu saja apapun alasannya selalu ada pilihan untuk memulai, dengan sebuah tindakan yang sangat simple dan sederhana sekalipun.
What happen?? Dalam dunia Human Behavior Namanya Inertia Effect, atau lebih beken dengan istilah Terjebak Di Zona Nyaman. Dan ini instingtif. Artinya memang udah dari sononya kita itu enggan untuk bergerak, bertindak dan melakukan perubahan serta lebih suka dengan status quo Zona Nyaman. Feeling good dan Pewe Pewean ala anak pantai.
Tapiii, walaupun bawaan lahir bukan berarti kita boleh membiarkan dan mentolerirnya begitu aja. Justru karena kita tahu si Inertia Effect ini instingtif dan dia adalah penghambat, maka kita perlu untuk mengalahkannya. Supaya hidup kita enggak dikendaliin sama dia terus kita nyemplung ke jurang penyesalan yang sangat nestapa.
Terus gimana cara ngalahinnya cek? Temukan dorongan dari dalam diri. Cari alasan yang cukup kuat kenapa kita harus dan mesti melakukan itu. Bisa alasan apa aja. Entah itu passion kah, materi kah, harga diri kah, cinta kah, whatever. Dan jadikan itu tujuan, bukan sekedar angan atau keinginan. (Walaupun hampir sama saja, tapi tujuan 1 level lebih tinggi dari keinginan.) sederhana memang, tapi jangan remehkan kesederhanaan dalam memulai sesuatu. Karena seringkali hal-hal besar dimulai dari hal-hal yang sangat sederhana. Nah ketika sudah melakukan ini artinya kita sudah selangkah lebih maju, dalam berfikir.
Lalu, Untuk bisa berhasil kita perlu menselaraskan 2 hal. Fikiran dan tindakan. Maka jika tadi kita udah bikin fikiran kita melangkah. Sekarang waktunya membuat tindakan bekerja. Bagaimana caranya? Jika dalam teori Inertia Effect kita itu cenderung resisten terhadap perubahan drastis dalam diri, maka kita bisa membreak down apa yang akan kita lakukan menjadi langkah-langkah kecil dan sederhana lalu menjadikannya kebiasaan. sehingga kita bahkan enggak sadar telah melakukannya.
Dalam buku Atomic Habits James Clear ngebuka banyak fakta menarik dan ilmiah bagaimana kebiasaan bisa sangat menentukan kehidupan seseorang. Dan seringkali kebiasaan yang sangat menentukan hidup itu dimulai dari hal-hal yang amat sederhana. Misal, bangun tidur 5 menit lebih awal, push up 2 kali sehari, baca buku 1 halaman perhari, dll. Dibuku itu juga ada Teori Aturan 2 Menit, dimana yang gw pahami adalah: ketika kita memulai sesuatu kebiasaan baru, kebiasaan itu harus bisa dilakukan kurang dari 2 menit. Cobalah mulai dengan sesuatu yang sangat sederhana. Seperti kalo pengin jadi pemain bola professional ya mulai aja dengan make sepatu. Nanti kan abis make sepatu kita terus jadi latihan, abis latihan pasti bakal jago. Kalau lo pengen jadi musisi, ya mulai aja dengan subscribe chanel tutorial maen musik, dll. Intinya sih, mulai aja dulu, apapun itu. Alih-alih menunda dan terus-terusan ntar - sok - ntar - sok aja.
Contohnya nih. Gw selalu kepengin jadi penulis, karena gw pemalu tapi suka bercerita. Itulah kenapa menulis adalah solusi buat gw. Lalu gw tau, untuk menjadi pencerita yang baik gw harus punya banyak kisah yang bisa diceritakan. Untuk bisa jadi penulis gue perlu punya banyak wawasan yang bisa dibagikan. Dan itu artinya gw juga harus rajin baca. makanya langkah awal yang gw ambil untuk menjadi penulis adalah dengan membaca. awalnya kegiatan membaca itu masih terlalu berat dan males juga untuk gw mulai. Gw lebih suka nongkrong daripada ngabisin waktu berjam-jam buat baca buku. Walaupun gw tau gw perlu membaca buku, tapi gw males ga tau kenapa. maka ketika itu gw break down dengan : nongkrong di tukang koran. Dengan begitu gw bisa nongkrong, tapi juga sambil baca koran. Ntah itu koran kriminal, sport, otomotif. fashion, atau bahkan majalah-majalah dewasa. Terus apa dengan melakukan itu gw otomatis besoknya jadi penulis? Nope!! Walaupun tujuan akhirnya kesana, tapi ini kan soal memulai, dan sesederhana apapun sebuah langkah tetap saja sebuah kemajuan, jadi goalnya juga bukan itu. Tujuannya adalah membiasakan mata gw dengan tulisan, otak gw dengan hal-hal baru, dan ngasih tau alam bawah sadar gw bahwa membaca itu menyenangkan. Setelah dia menangkap itu. Maka membaca akan menjadi kebiasaan gw, dimana saja dan kapan saja. Dan ketika itu terjadi artinya gw udah beberapa langkah lebih maju mendekati tujuan gw sebagai penulis.
Mudah dan enggak kerasa kan? Tapi rasain effectnya dan terkagetlah dengan hasilnya jika lo berhasil melakukan langkah demi langkah kecil itu dengan konsisten setiap hari. Dan ya, konsisten adalah koentji. (akan kita bahan pada tulisan yang lain)
Tapi untuk permulaan we just need to take tiny steps and make it easy lalu biarkan semesta bekerja. Sehingga ketika kita melihat orang lain lebih dulu berhasil melakukannya alih-alih jadi iri kita malah akan termotivasi. Alih-alih bilang : dia bisa kenapa gue engga?? Tapi kita akan bilang : on my way, see you on top, juragan.
Good luck, for us. Cherrs. 😏