Balada tukang tempe mabok kedele..

by - July 26, 2012


Pagi itu dengan penuh semangat ia menggowes sepeda onthel yang membawa 2 keranjang besar di belakangnya..ia mencoba melempar senyum kepada siapapun yang di jumpainya sepanjang jalan,mereka sudah tau siapa pemuda berusia 15 Tahun yang setiap pagi lewat dengan sepeda penuh muatan tempe itu..

Namanya Jaka, 3 Tahun lalu dia lulus sekolah dasar,tapi terpaksa tak bisa melanjutkan pendidikannya karena keterbatas biaya,padahal ia bercita2 menjadi Menteri suatu hari nanti,menteri apa? dia belum tau,mungkin dia perlu menanyakan terlebih dahulu ke tetangganya yang sarjana untuk tau menteri apa yang mengurusi harga kedelai dan memperhatikan para pengrajin tempe,bagaimana tidak? setiap dia menonton televisi,disaat harga kedelai melambung tinggi,para menteri saling tuding,menyalahkan dan melempar tanggung jawab,padahal,mungkin saja itu tanggung jawab mereka bersama,menteri pertanian dan juga menteri perdagangan,atau menteri2 lainnya,tapi ntah lah,ia hanya orang bodoh yang tak tau dan tak mengurusi hal2 seperti itu,urusannya adalah bagaimana membantu ayahnya yang semakin hari semakin bingung karena harga kedelai melonjak tinggi sementara harga tempe mereka tak mungkin di naikan lagi..

Sesampainya di pasar dengan cepat dia menghampiri satu persatu pelanggannya,para juragan tempe di pasar ini bisa marah-marah atau pindah ke pengrajin tempe lain klo sampai dia telat sebentar saja..

"Ini Bu tempe pesanan yang kemaren,yang besar 40,yang kecil 60 kan?" Ucap jaka ke salah satu pelanggannya..

"iya iya,sini taruh disebelah sini aja..oh iya,ini tolong bilangin bapak mu,aku bayar yang kemaren dulu setengahnya ya..setengahnya lagi besok sekalian sama hari ini..nggak apa-apa kan??" Jawab si Ibu itu sambil menyodorkan beberapa lembar uang 10ribuan..

Sambil menurunkan beberapa tempe dari sepedanya,jaka hanya tersenyum mendengar jawaban dari pelanggannya itu,"bukan satu hal yang mengagetkan",pikirnya...

"Oh iya bu,hampir lupa,kata bapak sekarang harganya naik 100rupiah bu,soalnya harga kedelai dan bahan2 lainnya lagi pada naik bu,jadi kita kesulitan kalau ga di naekin juga harga tempenya,ntar bisa2 rugi ga dapet untung.."

"Hah?? naik lagi?? aduuhh gimana sih naik terus kamu ini..tuh si taryo,pedagang tempe yang itu tuh..ga pernah naek,saya juga gimana bisa dapet untung kalau begini,masa dalam 3 bulan udah naik 2 kali,sekali2 mbok yo diturunin harga tempenya,ini malah naek terus.." gerutu si Ibu..

"Ya abis mau gimana lagi bu,kita juga mikirin pelangggan kok,buktinya kita naekinnya juga ga tinggi2 amat,paling cm 100 perak dan akibatnya kita dapet untungnya cuma sedikit,kita kan juga perlu menyiasati biar usaha kita ini tetap bertahan,pikir kita biarlah untuk sedikit yang penting jalan terus,karena kita cari makan disini bu.."

"Yaudah lah,kalau begini terus lama2 saya belanjanya ke si taryo aja yang masih murah..huh.." Jawab si ibu itu tambah kesal..

"Ibu ini bisa aja..hehe,yaudah bu udah siang nih,saya pulang dulu bu,permisi.." Jaka pun berlalu sambil tersenyum,membandingkan dengan pedagang lain adalah trik lama para pembeli untuk mendapat harga yang lebih murah,

Hari ini dagangannya habis,ludes,bersih..tapi itu tak membuatnya cukup tenang,dia hanya mengantongi beberapa lembar uang puluhan ribu rupiah..dia juga bingung,bagaimana nanti dia menyampaikan ini kepada ayahnya,sudah pembelinya pada ngutang,harga di naikin sedikit pada ngedumel..huh..alangkah lucunya hidup ini..fikirnya..darimana besok mereka akan mendapatkan tambahan modal untuk berbelanja sehingga bisa terus berproduksi..

"Woy tukang tempee..!! Sini ngopi duluuu..buru2 amat..!! Tiba2 ada yang meneriakinya,setelah dia menghentikan sepedanya dan menengok,ternyata seseorang yang dia kenal sedang berdiri di seberang jalan sana sambil melambaikan tangan..jaka pun menghampirinya..

Diwarung kopi pinggir jalan itu,dibawah rindang pohon kersen,dia melepas lelahnya dengan memesan secangkir kopi hitam dan menyantap beberapa lembar mendoan hangat sambil mengobrol tentang nasib dan masa depannya bersama temannya..

Bersambung..

You May Also Like

0 comments