Hidup Bahagia-lah Di Tanah Surga..
Tak percaya? coba saja kalian buka wikipedia lalu ketikan kata 'Kabupaten Tegal' disana,maka kalian akan menemukan bahwa kabupaten dengan kepadatan penduduk sekitar 1.702,28 Jiwa/Km dan roda ekonomi yang berputar begitu kencang dengan banyaknya industri2 besar sampai industri kecil menengah dan rumahan semua ada disini..dulu aku termasuk salah satu yang percaya bahwa Tegal adalah satu-satunya kabupaten yang mungkin tak akan merasakan dampak apapun terhadap terjadinya krisis ekonomi..tapi itu dulu ketika aku masih kecil dan percaya kehebatan wiraswasta sekecil apapun itu bisa menyelamatkan..
Kalian mau mencari apa disini?? besi dan sejenisnya?? pergilah ke daerah Talang - Adiwena..disana segala macam besi sampai tai2nya ada semua..cari Tekstil?? Pergilah ke Dukuhturi..Sayur dan hasil2 pertanian lainnya?? Pergilah keselatan,di bumijawa sbuah kecamatan di lereng gunung slamet itu kalian bisa membeli sayur sampai mabok dengan harga yang sangat murah..apa lagi?? ikan? hasil laut?? Sana,ke Tegalsari,sangkin banyaknya ikan disana kalian tak akan bisa membedakan mana orang mana ikan karena sama2 amisnya..ya termasuk kalian diri kalian sendiri setelah lama berada disana..
Atau mau sekedar jalan2?? rekreasi?? Naiklah keselatan,ada guci dengan air hangatnya,ke cacaban untuk yang ingin berduaan dengan kekasih sambil menikmati indahnya danau..ke PAI atau Purin jika setelah itu ingin ke pantai..dan masih banyak tempat2 wisata lainnya..
Dan iya..Tegal adalah sebuah daerah sempurna untuk kalian yang membacanya dari wikipedia,atau kalian yang memang telah menemukan jalan hidupnya,disini,di tegal tercinta ini..tapi tidak bagi kami,para lulusan SMK yang memang sengaja dimasukan kesekolah kejuruan oleh orang tua kami,dengan harapan setelah lulus bisa langsung bekerja..
Sejak 4 Tahun silam,waktu itu,bulan juli,aku menerima pengumuman kelulusan dengan penuh suka cita,dengan segudang harapan ingin membahagiakan kedua orang tua,sedikit membalas jasa mereka dengan hasil keringatku sendiri setelah ini,dan rencana pertamaku adalah membelikan mukenah baru untuk si emak yang sudah kusam dan berwarna cokelat itu dengan gaji pertamaku..ohh..sungguh indah rasanya..
Hari pertama,dengan style rapih,kemeja putih dan celana bahan hitam,aku menenteng map cokelat ke sebuah pabrik tekstil dibilangan barat kabupaten tercintaku ini,bukan tanpa sebab,semalam ketika aku mendengarkan radio aku sayup2 mendengar bahwa baprik ini sedang membuka lowongan untuk para 'fresh graduate' dari SMA/SMK dan sederajatnya..dan pagi aku bersama beberapa orang kawan mencoba mengadu nasib kesana..
Tapi memang inilah hidup,dan kini aku percaya apa yang dikatakan guruku pada saat pidatonya di hari pelepasan kami "Selamat datang di dunia nyata,dunia yang sebenarnya baru akan dimulai,ada di luar sana,dunia penuh persaingan,penuh rasa sakit dan penuh kekecewaan,persiapkanlah diri kalian,untuk mulai terbiasa dengan itu semua.." begitu katanya.. Baru kami ingin memasuki gerbang pabrik itu,di depan gerbang,di pos satpam itu,yaa..disanalah mimpi kami harus terhenti..ketika seorang satpam menghentikan kami..
"Maaf,ada keperluan apa?? " Ucapnya menyapa kami..
"Ini pak,kami mau melamar kerja.." jawab ku mewakili juga kawan-kawanku..
"Hmm..sebelumnya maaf dek..kalian tidak bisa bertemu langsung dengan HRD kami,apa-apa harus lewat kami.."
"Owh gitu pak..lalu apa yang harus kami lakukan??"
"Tinggalkan saja lamaran kalian disini,nanti klo memang kalian memenuhi kualifikasi kalian akan mendapatkan panggilan dari kami via telepon.."
"Baik pak..ini.." Kata kami sembari serentak menyerahkan map kepada pak satpam itu..
"Ssst..dek,mau pasti bisa kerja disini ngga..?? yang ngelamar kesini bukan cuma kalian lho,ada ratusan,tapi tenang,saya bisa bantu kalian,dengan cara instannn..staann..stannn...kalian tinggal duduk manis dirumah dan tunggu panggilan untuk masuk kerja langsung.." ucapnya setengah berbisik tapi penuh semangat seperti sales panci langganan si emak yang sedang mempromosikan dagangannya dan dengan segala janji manisnya selalu membuat si emak tergoda untuk kembali dan selalu berhutang panci padanya..padahal panci yang sebelumnya di beli pun belum dipakai dan masih tersimpan rapi di atas lemari..huft..
"oyaa?? wah boleh tuh pak,gimana caranya??" jawab kami serentak dengan mata berbinar2,dan hati berdebar2..
"2 Juta.." Ucapnya singkat sambil mengesek2an jari telunjuk dan jempolnya serta memasang muka nakal,kalau kalian suka melihat sbuah produk rokok yang identik dengan kata-kata "wani piroooo??"..yaa..bayangakanlah seperti itu dan wajah si satpam ini lebih menyebalkan lagi..
"Asuuu..kie arane KKN,ora sudi akuu nyogok raimuu..wedhussss..!!" Seorang temanku tiba2 memaki..
"Yowisss..emang kalian doang yang mau kerjaa..masih banyak kok yang lain yang mau.." jawab si satpam ini cuek sambil berlalu,dan belum habis rasa kesal kami,dari tempat kami berdiri memandanginya berjalan meninggalkan kami,kami melihat sebelum memasuki posnya dia sempat memasukan map cokelat kami ke dalam tong sampah yang berada tepat di depan pintu..
"Jancuukk..Sialan banget tu satpam,mesti dikasih pelajaran ini..." Kata salah seorang temanku yang sedari tadi memang terlihat sangat kesal sekali kepada satpam tersebut sambil mengambil sebuah batu dan hendak melemparkannya ke arah pos satpam itu..
"Husshh..wiss..wiss..jangan..biarin ajaa..mungkin ini memang belum rejeki kita.." ini aku yang mencoba mencegah kawanku itu melemparkan batu yang sudah dipegangnya karena khawatir terjadi keributan yang lebih besar lagi..
dan iya,kami adalah termasuk kedalam golongan orang2 yang percaya kepada Albert einsten dengan segala 'sabda'nya..dan ketika dia bilang “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” maka kami pun mempercayainya dan menjalankannya..
Setelah kejadian itu kami tak menyerah begitu saja,semata-mata karena aku dengan mimpi mukenah untuk si emak,dan bebarapa kawanku dengan mimpi nikah mudanya memaksa kami untuk terus berjuang dan mencoba apapun yang bisa dicoba..walaupun setiap kali kami mencoba,surat lamaran kami mungkin hanya akan memenuhi tong-tong sampah perusahaan2 atau tempat2 yang kami melamar disana pada akhirnya..
Sampai hari itu,si Goni seorang kawanku bilang :
"Bro,mas ku,si mas yono itu,kalian kenal kan?? sekerang udah sukses lho..dan dia nawarin aku buat ikutan bisnisnya,kalian juga klo mau boleh ikut katanya.."
"oyaa?? " jawab kami serentak,seakan mendapat secercah harapan di sore nan mendung nan berkabut itu di sebuah kedai kopi di lereng gunung slamet..
"iya..gini dech,besok kalian dateng aja kerumah yaa.."
"Ok" jawab kami,dan lagi-lagi kembali serentak,setelah itu kami menikmati kopi dan kalian tau,itu adalah ngutang..untung saja,di daerah nan sejuk ini masih ada tukang kopi dan mendoan sekelas mbok darmi yang masih bisa di hutangi,sehingga suasana akan tetap indah..untuk orang yang tak punya uang sekalipun seperti kami..hehehe..
Keesokan harinya kami menuju rumah si Goni,bertemu dengan abangnya yang..yaaa..memang dari tampilannya dia telah 'sukses',dengan baju gombrong bertuliskan I Love Bali dan celana 3/4 dia menamani kami siang itu..menjelaskan bagaimana bisnis yang dia jalani memiliki prospek yang begitu menjanjikan,dia mengatakan,bisnis yang dia jalani ini adalah bisnis yang tidak hanya menyelamatkan kehidupannya dunianya,tapi juga bisa menyelamatkan kehidupan akhiratnya..
"bagaimana tidak? di bisnis ini,kita di tuntut untuk terlebih dulu membantu orang lain untuk berkembang kalau kita sendiri ingin berkembang,kita harus memperkaya orang lain dulu klo kita ingin kaya,dll.." begitu katanya dengan mengebu2..
Dan kalian tau,itu sangat2 membuat kami tergiur untuk mengikutinya..
"Kami mau,gimana caranya??!" Ucapku singkat..
"gampang..kalian tinggal membayar biaya pendaftaran sebesar 90ribu,dan membeli obat ini seharga 300ribu,maka kalian telah resmi menjadi downline ku dan bisa menjaring downline2 baru untuk kemudian mereka mencari downline2 baru dan seterusnya dan seterusnya sampai pada akhirnya kalian tak usah lagi bekerja karena downline kalianlah yang bekerja untuk kalian.."
"Woww..enak banget.." Ucap si deni menelan ludah..
"yupz..enak banget..apalagi yg lebih enak dari bisa bermanfaat untuk alam semesta tapi tanpa kalian juga harus cape??"
"Duhh..pengin sih..tapi apa biaya pendaftarannya ga bisa di tawar?? kita ngga punya duit segitu.." Ucapku lagi..
"Gini ajaa..kalian bayar biaya pendaftarannya aja yang 90ribu itu..tapi ya itu,jabatan kalian cuma bintang 1,kalian harus benar2 mulai dari bawah.."
"Bintang sih ngga masalah buat kita..tapi itu apa ga bisa kurang lagi?? jadi 10 ribu aja gitu daftarnya?? hehehe " kata si asep..
"Sep..semua itu butuh modal..90ribu emang besar,tapi anggap aja itu investasi awal kalian,dan klo kalian udah sukses dengan bisnis ini,90 ribu itu bukan duit yang gedeee..keciillll..." kata mas yono semakin memantapkan hati kami untuk segera mengikuti jejaknya..
Hari itu aku memaksa ibuku untuk menjual satu2 ayam jago kesayangannya untuk modalku mendaftar bisnis yang ditawarkan mas yono..ayam jago yang begitu di sayang oleh ibuku dan di siapkan untuk di potong lebaran nanti..
"tapi ini buat lebaran ntar ngger..buat di potong pas bapakmu pulang dari jakarta,pas kita kumpul,jadi makan enak bareng2.." begitu katanya ketika aku terus merayunya..
"Udah mak,jual aja dulu buat modal aku,gampang nanti lebaran mah,kalau aku udah sukses di bisnis ini,jangankan cuma ayam jago,lebaran nyembelih kebo juga bisa insyaallah.." rayuku terus mencoba meyakinkan si emak..
"Huft..ya udah deh.." katanya lagi setelah itu dia bergegas membawa ayam kesayangannya itu ke rumah wak Parikhin,juragan ayam di kampungnya,dan Ayam jago itu cuma laku 100 ribu..
"Nih uangnya..tapi bener lho ya buat modal usaha.." Kata si emak menyerahkan lembaran-lembaran uang pecahanan 5ribu dan 10 ribuan kusam itu kepadaku sekembalinya dia dari rumah Wak rihin..
"Iya mak..doain anakmu ini yaaa.." Dan aku pun dengan penuh semangat menuju rumah mas yono hari itu juga..
Kalian tau apa yang terjadi setelah itu?? 2 bulan setelah hari itu lebih tepatnya..aku masih saja pengangguran berpakaian rapi dan sepertinya mulai di benci banyak orang karena setiap bertemu siapapun yang aku katakan adalah 'prospek bisnis' 'sukses,dan blablabla' ,dan iya,pekerjaan yang sebenarnya dan tampak nyata adalah aku berjualan 'obat' errr..atau fitamin errrr..atau suplemen lebih tepatnya..atau apapun lah kalian menyebutnya..tapi yang perlu kalian tahu,bukan kualitas daganganku yang jelek sehingga tak laku..harus ku akui,obat yang ku jual adalah obat dengan kualitas terbaik dan ngga main2,makanya harganya juga mahal..tapi sekali lagi,yang harus kalian tahu adalah,lokasi tempat tinggalku yang di pelosok desa,dan karena keterbatasan ekonomi,membuat orang2 enggan membelinya..jangankan membeli obat dariku,ketika anaknya sakit,mereka akan lebih mempercayakannya untuk di sembur air oleh mbah jambrong,atau ketika nenek mereka sakit keras,mereka lebih memilih membiarkannya perlahan mati daripada harus mahal2 membelikan obat untuk si tua bangka yang bahkan klo hidup pun hanya menyusahkan..
Apakah kini kalian menyanakan kabar kawan2 seangkatanku?? si Goni,deni asep dan lain-lain yang juga dulu ikut terjun ke bisnis ini bersamaku?? ah seandainya saja kalian tahu,mereka sudah menyerah sejak satu bulan yang lalu,dan iyaa..sekarang tinggal aku sendiri yang masih telaten menekuni bisnis ini,dan kalian pasti sudah bisa menebak,bahkan tanpa saingan pun aku belum bisa mendapatkan pembeli..fiuhh..
Dan hari itu,aku memutuskan untuk berhenti..selama ini,aku tak mau berhenti karena setiap ingin berhenti aku selalu ingat ayam jago kesayangan si emak,yang telah terjual untuk memodaliku..masa sih aku berhenti sebelum bisa mengganti ayam itu? sementara lebaran semakin dekat.." begitu fikirku..tapi kini aku sadar,bahwa mungkin pintu rejeki ku akan terbuka di tempat lain..dan selamanya aku takan menemukan pintu itu seandainya aku tak berusaha mencoba segala kemungkinan..bukankah Einsten juga mengatakan hal yang demikian?? “Insanity is doing the same thing, over and over again, but expecting different results.”
Dan kemungkinan yang akan ku coba kali ini adalah merantau..iyaa..aku ingin merantau layaknya kebanyakan pemuda2 di kampung ini..ntah apa yang mereka kerjakan di kota sana,tapi aku ingin mengikutinya..setali tiga uang..mas badil,seorang yang dikampungku terkenal dengan kesuksesan usaha nasi gorengnya mampir ke rumah..
"Wah kebetulan ada mas disini.." Kataku menyapa ketika menemukannya dirumahku..
"Eh iya dru..ada apa?? Katanya..
"Gini lho mas,saya pengin ngerasain merantau,mas lagi butuh karyawan baru ga buat salah satu pangkalan nasi gorengnya?? klo lagi butuh boleh lah ajak2 saya biar bisa ikut belajar,siapa tau bisa ikut sukses..hehe" kataku..
Dan kemungkinan yang akan ku coba kali ini adalah merantau..iyaa..aku ingin merantau layaknya kebanyakan pemuda2 di kampung ini..ntah apa yang mereka kerjakan di kota sana,tapi aku ingin mengikutinya..setali tiga uang..mas badil,seorang yang dikampungku terkenal dengan kesuksesan usaha nasi gorengnya mampir ke rumah..
"Wah kebetulan ada mas disini.." Kataku menyapa ketika menemukannya dirumahku..
"Eh iya dru..ada apa?? Katanya..
"Gini lho mas,saya pengin ngerasain merantau,mas lagi butuh karyawan baru ga buat salah satu pangkalan nasi gorengnya?? klo lagi butuh boleh lah ajak2 saya biar bisa ikut belajar,siapa tau bisa ikut sukses..hehe" kataku..
"Wah kebetulan banget ndru,aku lagi butuh koki nih..tapi kamu ngga sayang sama ijazahmu,kamu kan lulusan SMK jurusann?? apaa??"
"Otomotif"
"Nah iya otomotif,otomotif itu harusnya maenannya obeng,tang,kunci inggris,ngoprek2 mesin,dan lain2,bukan ikut aku yang malah kamu bakal maenan penggorengan,masak nasi,ngoprek2 daging ayam,dan lain-lainnya juga..hahaha.."
"Halah,mas-mas..jaman saiki nyari kerja susahnya puooollll...putus asa aku udah..biarin aja lah ijazah mah,mau dibakar-dibakar dech bodo amat,yang penting aku bisa kerjaa..bisa dapet duitt..kapookkk kapookk udah aku ngganggur mas.."
"Hahaha..yowiss2..besok sore kita berangkat kebandung naek travel,kamu siap-siap ya.."
dan akhirnya,saat itu aku sangat bahagia..bayangan kota bandung yang adem dan 'mojang2' nya yang cantik-cantik terus terbayang di kepala..tapi juga sekaligus gemetar,aku seperti akan menjalani suatu momen sakral..agak berlebihan memang..tapi aku yang sedari berimigrasi dari surga dan menginjakan kaki ke bumi sudah berada di Tegal tercinta ini,tumbuh kembang disini dan tak pernah sekalipun meninggalkannya kini akan pergi ke tempat nan jauh,yang aku tak tau bagaimana kebiasaan dan budayanya..aku yang sedari kecil tak pernah sedikitpun berpisah dari Si emak,kini akan pergi meninggalkannya untuk waktu yang ntah berapa lama..ohh...
Bandung 20 Juli 2008..
Setelah 1 bulan belajar,aku memberanikan diri untuk berjualan nasi goreng sendiri,dan berkeliling..!! Dengan menyewa salah satu gerobak milik mas badil..oh iya,mas badil ini,selain punya beberapa pangkalan nasi goreng yang memang laris,dia juga punya banyak gerobak2 nasi goreng untuk disewakan kepada siapa saja yang ingin berjualan keliling tapi tak punya modal..dan aku salah satunya,dengan uang sewa 15ribu sehari,aku sudah mendapatkan satu set gerobak beserta isi2nya,termasuk sendok,piring dan segala macamnya..
Awalnya aku takut,bukan hanya karena aku belum begitu mahir dalam mendorong gerobak,tapi juga karena nasi goreng bikinanku belum begitu enak kata senior2ku tukang nasi goreng..tapi sudahlah,aku tak terlalu memikirkannya,yang ku fikirkan saat itu hanyalah aku ingin mencoba,dan aku hanya ingat kata2 dari seorang sastrawan brazil bernama Paulo Coelho yang berbunyi " There is only one thing that makes a dream impossible to achieve: the fear of failure.”
Dan iyaa,aku tak pernah takut gagal sampai malam itu,ketika aku dengan semangatnya mendorong gerobak berisi penuh dagangan dengan modal hasil meminjam kesana-sini termasuk ke salah seorang rentenir..dengan keras aku memukul penggorengan sebagai tanda aku adalah tukang nasi goreng..di komplek pertama,tak ada seorang pun yang memanggilku..ku lihat jam,pukul 7,aku tersenyum,dan semangat itu masih terus membara..aku memasuki komplek kedua..di depan pos satpam lebih tepatnya,di jalanan yang sepertinya memang dibangun tak rata,sedikit miring agar air hujan tak bergenang disitu,dan sebelumnya aku memang tak tau kondisi jalan itu,sampai akhirnya....KUMPRAAAAANGGGGG..!!! aku terdiam,terpaku,shock melihat apa yang terpampang dihadapanku,sebuah gerobak tergeletak tak berdaya,roboh,dengan pecahan telor disana sini,nasi yang tercecer dan bercampur dengan minyak tanah lampu pertomax,juga ayam..ya ayam yang tadi siang sudah ku goreng matang sekarang betada paling jauh dari gerobak ku dan hampir masuk comberan,aku tak tau bagimana caranya dia bisa sampai sana,mungkinkah dia hidup lagi dan bisa meloncat?? ntahlah..
Dan suara seseorang menyadarkanku..
"Kumaha jang..Ati2 atuhh.." Katanya sambil mendirikan gerobak ku yang sudah terkapar tak berdaya..
"He??" aku terkesiap dan langsung buru2 membantunya..
"Yeuh..minum hela " katanya lagi memberikanku segelas air putih setelah gerobak berhasil kita dirikan..
aku masih terdiam,memandangi gerobak yang sudah tak berbentuk ini,kaca yang pecah,lampu petromax hancur,apakah kalian masih tega menanyakan isinya? sudah ku katakan dari awal tadi,telur smuanya pecah,ayam loncat kecomberan,dan nasi berceceran dimana2 bercampur minyak tanah dan minyak goreng sekaligus..
"Baru nya jang??" Kata pak satpam lagi2 mengagetkanku..
"Muhun pak.." Jawabku pelan..
"Owh pantesan,asa tara ningali,biasanya bukan situ yang kesini..jalan disini emang begitu,miring,klo tukang nasi goreng yang biasa kesini pasti tau,makanya dorongnya bakal pelan dan lebih ngejaga sisi kanan,si ujang teh tadi langsung lempeng2 aja makanya roboh gerobaknya.." Katanya lagi panjang lebar dan aku benar2 tak menangkap smua yang dikatakannya..fikiranku entah kemana..
"Yaudah pak,saya minjem sapu,buat bersihin ini smua.." Kataku lemas..
"Udah ngga usah jang..si ujang pulang aja,ini biar saya yang beresin.."
"Aduh,jangan pak,saya ajaa.."
"Yee,dibilangin teh susah,biarin sama saya aja.."
"Yaudah deh pak klo gitu,tapi beneran ngga apa-apa??" Aku meyakinkan..
"Iya.."
"terimakasih banyak ya pak.." kataku kemudian bangkit dan mendorong pulang grobak ku..segalanya kembali masuk di kepalaku..mulai dari ayam jago si emak..lebaran yang semakin dekat..darimana aku mendapatkan uang untuk mengganti ini semua? memperbaiki gerobak yang rusak,mengembalikan uang modal yang telah ku pinjam dari kawan-kawan dan rentenir beserta bunganya?? hah..kepalaku seperti mau pecah saja rasanya..baru mencoba ingin berdagang,nekad merubah nasib,tapi apa?? belum juga mendapat penglaris daganganku disikat habis sama dedemit ntah darimana bahkan beserta gerobak2nya dia hancurkan..asuuu..
Siang itu aku sedang duduk manis di beranda rumah..kalian tak usah bingung dan bertanya-tanya dengan bagaimana caranya aku bisa pulang dari bandung,dan bagaimana aku bisa keluar dari benang kusut yang mengikatku disana aku pun akan bercerita..jadi setelah tregedi berdarah malam itu,tragedi gerobak roboh..aku dengan sangat terpaksa menelfon si emak,awalnya hanya berharap sedikit menenangkan hati,dan meminta petunjuk solusi..tapi ternyata beliau langsung menghubungi ayahku di jakarta dan langsung meluncur ke bandung..dengan uangnya sendiri yang seharusnya dikirimkan ke kampung dia menyelesaikan semuanya,memperbaiki gerobak dan membayarkan utang-utangku Plus memberiku ongkos pulang kampung..iya,dia menyuruhku untuk pulang kampung,bandung tak cocok untukku katanya..aku lebih baik dirumah kalau pada akhirnya begini,makan ngga makan disana..oohhh..semakin berasa berdosalah aku..
Tapi tenang,lagi-lagi,bukankah Einsten telah bersabda.. "A person who never made a mistake never tried anything new." dan iya aku percaya,aku menganggap kesalahan...ups..atau kesialan lebih tepatnya yang pernah menimpaku adalah sebuah pelajaran..dan semoga mudah-mudahan aku tak mengulanginya lagi..
"Ndru,apa kamu ngga pernah pengin nyoba buat jualan di guci sana??" Kata si emak yang tiba2 memecahkan lamunanku..
"He??"
"Iya,guci itu kan tempat wisata,rame,apa aja disana pasti laku,mendoan kek,mainan anak2 kek..apa aja..." katanya melanjutkan..
"Wah,iya,ngga kefikiran ya mak..kenapa ngga jualan mendoan aja yaa.."
"nah.."
"Tapiii..huft.."
"kenapa? kok ada tapinya??"
"Modalnya??"
"Udah tenang,emak ada tabungan,kamu pake aja dulu.."
"Ngga mau ah,aku ngga mau pake duit emak lagi,aku utang ayam aja blm bisa tak bayar.." Ujarku lemas..
"Masih inget ajaa..Udah tenang aja,nanti klo jualannya rame kan kamu bisa ganti,sekalian ganti ayamnya juga..hehe"
"Ah dulu juga kita berharap gitu,tapi nyatanya??"
"Heh ngger,orang hidup itu jangan pernah berhenti berharap,kamu tau yang membedakan manusia sama kebo??? itu karena manusia punya mimpi,punya harapan,klo kamu berhenti bermimpi,berhenti berharap,maka kamu akan berhenti mencoba,dan itu ngga ada bedanya kamu sama kebo..ngerti??
Aku mengangguk tanda setuju..
Hari itu,hari pertamaku berjualan mendoan di obyek wisata pemandian air panas di lereng gunung slamet itu,dengan udara yang begitu dingin,idealnya sih daganganku laris,tapi apa daya,berjualan sedari jam 7 pagi,sampai jam 5 sore ini belum ada 1 pun pembeli yang mampir kesini..ini bukan karena yang datang kesini demit semua dan ngga suka mendoan..bukann..yang datang kesini orang semua,tapi wisatawan dan tukang mendoan hampir sama banyaknya..dan aku teringat celoteh mas soleh yang sarjana ekonomi itu,dalam dunia perdagangan,ada hukum pasar yang kita kenal dengan suply and demand..maka semakin banyak penawaran,semakin sedikitlah permintaan,pun sebaliknya..dan blablabla..aku tak tau pasti apa lagi yang dia katakan karena aku juga ngga mudeng sama apa yang dia bicarakan..tapi aku melihat hal itu sekarang..lah gimana mau rame,dimana mana tukang mendoan,lagi-lagi tukang mendoan..huft..dan akhirnya hari itu aku tutup dengan sukses tanpa pembeli satu pun..
Tapi tenang,aku belum menyerah,masa cuma sehari udah menyerah..besoknya aku berangkat lagi..dengan semangat yang sama,dan juga dagangan yang sama,mendoan..dan hari itu,alhamdulillah,aku tutup dengan mendapat uang 1000 rupiah..hehehe..
Hari-Hari seperti itu terus terjadi,sampai kurang lebih 2 minggu,sampai Si emak mengangkat tangan tanda menyerah karena tak bisa lagi setiap hari nombokin modal jualanku..tabungannya semakin menipis dan dengan keadaan jualan yang seperti ini bukan mustahil akan ludes habis tanpa hasil sia-sia belaka..
dia menyuruhku mencari alternatif jualan lain..kalau perlu tempat jualan lain..jangan disitu,tapi di tempat wisata lain..
Aku terus berfikir..kira-kira apa yang bisa ku jual?? jual diri?? ah kau ini..
Dan akhirnya,aku memberanikan diri meminta smua uang sisa tabungan si emak.. "untuk apa??" katanya..
":Aku mau jualan balon,sama mainan anak-anak..di PAI.." Jawabku singkat..
"Ide yang bagus..baiklah..ini..semoga berhasil.." Kata si emak singkat sambil memberikan beberapa lembar uang pecahan 100 ribu kepadaku..
Tak usah ku ceritakan bagaimana detailnya,tapi kalian pasti sudah tau..hari2ku sebagai Tukang balon dan mainan anak-anak ku jalani selalu dengan penuh semangat,meskipun kini,setelah 2 bulan aku menjalaninya rasa2nya usahaku satu-satunya ini untuk menyambung hidup sudah berada di titik nadirnya..bagaimana tidak?? dagangan yang semula banyak,kini tinggal beberapa..dan uangnya kemana?? ntahlah..kalau aku mencoba mengingatnya,sepertinya aku kurang pandai dalam hal mengatur uang,sehingga aku tak bisa membedakan mana uang modal,mana uang untung,dan aku tak bisa mengatur mana uang yang seharusnya ku gunakan,mana yang seharusnya ku simpan untuk kemudian ku putar lagi..alhasill..ya seperti ini lah..seperti yang kalian saksikan,atau kalian dengar dari penuturanku..daganganku habis,tapi uangnya tak ada..hmmm...
Seorang aktris berkebangsaan amerika Mae West bilang "“You only live once, but if you do it right, once is enough.” dan aku mulai berfikir,apakah sejauh ini yang aku lakukan salah?? aku merasa,semangat positive yang selama ini begitu bergelora perlahan mulai redup..hmmm..
_______________________________________________________________________________
Siang itu,dibawah terik sinar matahari,dan gersangnya jalur pantura..aku bersama 2 orang temanku menaiki sebuah bis jurusan pakalongan dari terminal tegal,di atas bis itu,kami menyanyikan sbuah lagu dari koes plus..
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Setelah selesai satu lagu,dan beberapa keping receh kami dapatkan,kami turun tepat di depan mall pasific,disana kami melihat,segerombolan anak muda,berumur sekitar 18 Tahun,dengan style rapih, baju putih dan celana hitam..membawa map cokelat,berjalan beriringan,air mukanya tak bisa menyembunyikan kelelahan,dalam hati ku berdesir..:
Akan berapa banyak lagi generasi seperti ini?? generasi yang bingung ntah harus kemana..generasi yang akhirnya akan bernasib sama sepertiku,berakhir dari pintu ke pintu bis kota,dan tumpukan receh-receh buangan??
Atau seperti kebanyakan teman-temanku yang lainnya? terpaksa membuang jauh kepercayaan tentang gunanya ijazah demi menjadi buruh sawit di negri seberang malaysia??
Oh Tegalku yang indah,Tegalku yang maju..Oh Tegal tanah surgaku..begitu banyak generasi mudamu yang limbung tak tau arah di tanah yang konon katanya berkah..
Dan apakah tidak hanya di tegal? tapi indonesia,yang aku tak tau pasti luasnya berapa,yang banyak orang sebut sebagai tanah surga,yang kalau aku lihat di tv begitu kaya,akan budaya,pariwisata juga kekayaan alamnya,tapi juga tak mampu menghidupi rakyatnya?? tak mampu memberikan pekerjaan kepada para generasi mudanya?? lalu kemana itu smua??
dimakan demit?? dicaplok oleh kanibal2 modern penyembah sistem bernama kapitalisme?? ah ntahlahh..dan iya,seperti yang di bilang oleh seorang budayawan sujiwo tejo dalam bukunya jiwo j#ncuk.."Jancuk adalah,ketika bunuh diri ngga boleh,tp hidup juga tak diberikan lapangan kerja,kenapa ga blak-blakan aja larang bunuh diri agar ga berkurang pembayar pajak??"
dalam hati ku berdesir pelan :
dalam hati ku berdesir pelan :
"Selamat datang di dunia yang sesungguhnya anak muda..Dunia yang penuh persaingan,rasa sakit dan kekecewaan,biasakanlah diri kalian dengan itu semua.."
0 comments