Powered by Blogger.

Just a Little Stories

sekedar caraku untuk mengerti apa itu hidup? untuk apa aku hidup? dan seperti apa aku menjalani hidup..



Huuufffttttt..

Gue memulai tulisan ini dengan sebuah keluhan panjang. Mungkin sedikit manifestasi dari harapan yang mulai mati, atau optimisme yang terlalu cepat ejakulasi. Bukan, bukan karena gue mulai kehilangan motivasi untuk menggapai mimpi, tapi sepertinya gue mulai bingung dengan konsep aktualisasi diri.

Sepanjang hidup manusia selalu dikaitkan ( atau mengaitkan diri ) dengan sebuah istilah yang berbunyi 'achievement'. Yess.. pencapaian, ntah darimana lahirnya, tapi dia muncul menjadi kata yang begitu sakti di tengah-tengah kehidupan. Kenapa gue bilang sakti? Karena kata yang cuma terdiri dari 10 huruf itu berhasil menjadi barometer berhasil atau gagalnya kehidupan seorang anak manusia.

Sekarang kita masuk ke pembahasan inti. Ngomongin pencapaian, apa yang udah berhasil lo capai dalam hidup ini? What have you done? Berhasil mencapai puncak  karir yang lo impikan? Berhasil mendapatkan cewe yang lo idam-idamkan? Atau sekedar berhasil mengupload foto selfie lo di puncak gunung ke instagram?

Sayangnya nggak selamanya pencapaian menuju ke arah yang positive. Ada kalanya bukannya berhasil mencapai puncak impian, kita justru nyasar ke puncak paling kelam dalam kehidupan. Puncak kebingungan, puncak keputus asaan, puncak kemalasan, puncak rasa minder, dan puncak-puncak yang memuakkan lainnya.

Pernah nggak lo nyasar kesitu? Gue sih sering..sesering gue membaca buku-buku dan streaming video-video.seminar  motivasi. Apa artinya? Artinya nggak ada yang bisa menolong kita ketika kita tersesat selain diri kita sendiri. Basi? Emang, tapi mari akui, seberapa sering lo ngerasa blank dalam hidup ini, nggak tau harus berbuat apa, lalu lo mulai curhat ke orang lain, mereka pun mulai fasih menasihati, memberi solusi, sambil sekali-kali memperdengarkan quotes-quotes bijak nan menginspirasi. Tapi apa yang terjadi, lo bukannya sadar, tapi lo malah mulai membandingkan hidup lo dengan orang lain, lo mulai kagum dengan pencapaian-pencapaian orang lain yang akhirnya bikin lo makin tinggi berada di puncak kebinasaan.

Sakit jiwa? Mungkin iya. Tapi yang perlu kita garis bawahi bahwa kehilangan semangat hidup dan diare itu nggak ada bedanya. Sama-sama penyakit, dan semua penyakit akan sembuh dengan obat yang tepat.

Ketika gue putus asa, gue nggak akan dengan mudah kembali mendapatkan motivasi hanya dengan mendengarkan nasihat orang lain. Gue hanya akan sadar ketika otak gue menemukan sesuatu yang mengingatkannya kembali pada masa kecil gue, masa di mana gue nggak tau apa itu achievement, masa dimana gue cuma tau cinta, toleransi, dan hari ini.

15 Tahun yang lalu ketika gue masih kelas 6 SD bapak gue pulang dari jakarta dengan membawa 1 dus balon bergambar logo sebuah produsen es krim + batang dan pompanya. Katanya dia di kasih sama temennya yang kerja jadi marketing di perusahaan es krim tersebut. sisa promo. Gue di kasih 5 plastik, 1 plastiknya berisi 100 balon. Terus dia bilang:  Abi nggak bawa uang dari jakarta, kalo kamu mau uang, besok ikut abi ke GUCI, kita jualan balon ini disana, nih abi kasih modal. semua uang hasil penjualannya buat kamu.

Keesokan harinya gue berangkat dari pagi ke guci, dan sampai sore gue berhasil menjual sekitar 70an balon dengan harga per balonnya Rp. 500. Walau pun banyak orang yang bingung balon berlogo merk es krim kok di jual? Biasanya cuma di bagi-bagikan secara gratis. Tapi toh mereka nggak tahan dengan rengekan anak-anak mereka yang minta beli karena tertarik dengan warna-warni dan gambar kartun singa yang menghiasi.
Jika sebelumnya gue bercita-cita untuk bisa bekerja di jakarta ketika udah gede nanti, sejak hari itu gue sadar, ngapain gue jauh-jauh cari duit kejakarta? Kalo di kampung sendiri aja gue bisa dapet duit? Ngapain gue kebawa arus globalisasi kalo di tempat kelahiran gue sendiri menyimpan begitu banyak potensi?

Tapi bukan hidup namanya kalo selalu berjalan seperti apa yang kita mau. Sekarang, 14 tahun dari hari itu gue malah masuk ( atau terjebak ) di kota metropolitan ini. Melupakan mimpi untuk bisa berdiri di kampung sendiri. So pathetic. Yaa, bukankah nggak ada yang lebih menyedihkan dari mimpi yang terlupakan?

14 tahun hidup di tanah rantau, bertemu dengan banyak orang, banyak cerita. Jatuh, bangun, lari, sampai hampir mati semua udah terlewati. Dan  kalo di tanya apa yang udah gue capai sejauh ini? banyakk.. banyaakk banget..tapi tetep ajaa gue merasa kurang. Bukannya nggak bersyukur, tapi mungkin gue perlu merencanakan sesuatu, sesuatu yang bisa membawa gue kembali ke mimpi masa kecil gue. Berdikari di kampung sendiri, melewati hari demi hari dengan di kelilingi cinta dari keluarga dan semesta, bertoleransi dengan takdir, hidup untuk hari ini dan mengencingi ambisi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Study psikologi menyatakan bahwa manusia di lahirkan hanya dengan 2 rasa takut. Takut akan ketinggian dan takut pada suara keras. Jadi jika sekarang kita takut pada hal-hal lainnnya seperti takut akan masa depan misalnya. Bisa di pastikan itu hanyalah sebuah manifestasi dari tumpukan kegagalan demi kegagalan yang sudah di alami seseorang dan sangat mungkin untuk di hilangkan.

Pertanyaannya adalah, gimana caranya? Sedangkan dalam hidup kadang kita selalu saja mengalami kegagalan demi kegagalan, dan  Kekecewaan demi kekecewaan. Ntah pada diri sendiri, orang lain, lingkungan bahkan pada keadaan.

Konon, di batu nisan soe hok gie tertulis "Nobody knows the troubles i see. nobody knows my sorrow" sebuah ungkapan kegelisahan dan kesedihan mendalam dari seorang anak manusia, yang gw yakin bukan cuma dia yang merasakan itu.

Hidup tak pernah benar-benar menawarkan kestabilan. Kadang dia meletakan pistol di kepala kita sambil menawarkan sebuah kenyataan pahit yang mau nggak mau harus kita terima.

Sepanjang hidup kita hanya sibuk dengan masa depan, kemapanan, gengsi dan harga diri. Tanpa menyadari, bahwa hal-hal itulah yang membuat kita kehilangan hidup kita sebenarnya.

Sesekali kadang kita menjadi seperti Soe Hok Gie, menjelma menjadi sosok melankolis yang merasa ga ada yang bisa mengerti. Bukan seperti Kartini, yang berharap dan percaya bahwa habis gelap terbitlah terang. bukan juga seperti Khairil Anwar, yang ingin hidup seribu tahun lagi, dan sekali berarti sudah itu mati.

Pada kesempatan yang lain kita menjadi seperti Kurt Cobain, yang membenci dirinya sendiri dan lebih ingin mati. Lebih baik padam daripada pudar, katanya. Yang lebih memilih di benci asal jadi diri sendiri, daripada dicintai tapi menjadi orang lain.
Hidup itu... ntah.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Hidup dan kehilangan, adalah dua hal yang jelas tak terpisahkan. Selama kita masih bernafas dan berpijak di dunia yang pasti akan berakhir ini kehilangan adalah sebuah niscaya. Apa saja dan kapan saja. Mau ga mau, siap ga siap pada akhirnya kita di paksa untuk rela.

Katharine Weber, seorang musisi pernah berujar : " Life seems sometimes like nothing more than a series of losses, from beginning to end. That's the given. How you respond to those losses, what you make of what's left, that's the part you have to make up as you go."

Ditinggal keluarga meninggal adalah sebuah kehilangan, di tinggal kabur binatang peliharaan juga sebuah kehilangan, bahkan ditinggal kawin seorang sahabat pun adalah sebuah kehilangan. Dan ini yang sempet bahkan masih gue rasain. Kehilangan seorang sahabat.

Coba bayangin, lo punya temen, siang malem bareng, makan bareng, tidur bareng, bandel bareng, sholeh juga bareng. Lo selalu terlibat dalam hidupnya. Lo selalu ada dalam setiap keputusannya dan lo juga selalu ada dalam prestasi maupun kesalahannya. Tapi kemudian dia menikah. Memulai sesuatu yang baru tanpa ada lo di dalamnya. Lo ga akan lagi terlibat dalam hidupnya. Lo ga akan lagi ada di setiap langkahnya. Apa yang lo rasain? Mungkin lo bisa jawab biasa aja. Tapi mari kita akui, ada saat dimana lo tiba-tiba kaya linglung dan sedih. Bukan karena lo pengin nyusul nikah juga. Tapi lebih ketidak siapan akan kehilangan, ntah kehilangan dia atau kehilangan masa-masa indah dan tolol bersama dia.

Efeknya? Seperti layaknya seseorang yang sedang kehilangan. Murung pasti, sensi, bahkan untuk beberapa saat kehilangan gairah hidup. Kalo dalam dunia psikologi ada yang di sebut pre marriage syndrom, maka untuk gejala-gejala di atas gue menyebutnya:  Pre Best Friend Marriege syndrom. Atau sindrom di tinggal kawin sahabat. Hahaha lebay memang, tapi kalo lo udah pernah ngerasain lo bakal percaya kalo di tinggal kawin sahabat lebih menyedihkan daripada di tinggal kawin mantan.

Tapi tenang aja, ketika lo ngeliat tawa sumringahnya di pelaminan dan lo duduk termenung di barisan bangku tamu kaya kadal gurun yang kebingungan (apalagi kalo lo kondangannya sendirian) lo akan mengerti bahwa mulai detik itu kehidupan memang harus berubah. Dan itu adalah hukum kehidupan, bahwa kita akan mengalami perubahan demi perubahan. Lo juga akan mengerti bahwa mulai detik itu gak cuma dia yang lo ucapin selamat menempuh hidup baru, tapi juga diri lo sendiri. Menempuh hidup baru tanpa dia. Dan pada akhirnya lo akan sadar, bahwa pada akhir  adalah juga sebuah awal untuk sesuatu yang baru.

Waktu terus berjalan, manusia datang dan pergi, dan cerita terus berganti. Tapi kehidupan, kawan.. bukan seberapa lama waktu yang kita habiskan untuk menulis cerita bersama seseorang. Tapi tentang seberapa kuat kisah itu menancap di dalam hati. Menjadi kenangan sekaligus pelajaran.  Happy wedding Ega & devi, barakallah. :-)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sekitar 13 tahun yang lalu ketika gue baru kelas 5 SD, seperti biasa gue selalu menghabiskan waktu liburan sekolah gue untuk ikut bokap ke jakarta.

Di jakarta gue sering ikut bokap jualan. Dulu bokap masih jualan minyak wangi dan sendal keliling. Dan di akhir pekan biasanya bokap ngajak gue ke ragunan. Iya buat liburan. Sekalian jualan.

Suatu hari, di siang yang panas itu, di bawah naungan pepohonan dan di antara burung2 merpati liar yang terbang kesana-kemari di area parkir taman marga satwa ragunan. Bokap menggelar dagangannya. Puluhan sandal dan botol minyak wangi yang tadinya tertumpuk rapih di dalam tas ransel besar di keluarkan satu persatu, di susun sedemikian rupa dengan harapan bisa menarik perhatian orang yang banyak lalu lalang.Kami nggak sendirian disitu, di samping kanan kiri kami juga berjejer penjual2 lain. Dari sekedar penjual kopi, mainan anak2, obat, pakaian sampai perkakas rumah tangga.

Sementara gue lagi asik baca buku 'Rahasia ke tajaman mata hati' karya Imam ghazali yang di beliin bokap satu hari sebelumnya dari tukang buku yang biasa mangkal di teras masjid Al-muttaqin, samping markas pemadam kebakaran kebayoran baru.

Walaupun suasana bising dan asap kendaraan membuat udara sejuk dari pepohonan menjadi tak terasa. Gue tetep asik baca, sampai tiba2 di depan kami melintas seorang pemuda, dengan membawa 1 box kontainer tanpa tutup yang berisi kopi dan rokok itu dia berlari kencang sambil berteriak 'Raziaaa..!! Raziaaaa..!!' Dia nampak begitu ketakutan sampai tak memperdulikan isi boxnya yang berceceran di jalanan.

Lalu di belakangnya di susul pedagang2 lain yang juga menggulung dagangannya sebisa mungkin dan segera berlari.

Sementara gue masih kebingunan dan masih mencoba memahami apa yg terjadi, bokap ikut2an menggulung dagangannya. Kemudian dia tarik tangan gue sampai buku gue jatuh. Dengan susah payah dia ngajak gue lari. Dipeganginnya erat tangan gue dengan tangan kiri yg di pundaknya menggendong tas ransel besar. sementara tangan kanannya membawa gulungan dagangan. Beberapa botol minyak wangi sempet jatuh dan pecah. Tapi dia ga perduli dan nyuruh gue tetep berlari.

Di tikungan belakang ragunan yang menuju kebagusan itu gue berhenti, gue nangis, bukan cuma karena gue cape, tapi karena gue kaget, gue takut dan gue juga kehilangan buku.

Bokap nampak bingung, dia noleh ke belakang ,setelah dia rasa kita udah selamat dan aman dari kejaran satpol PP dia ngajak gue duduk. Di kluarinnya sebotol air mineral dari dalam tas ransel dan gue di suruh minum.

" Kita salah apa, bi?? " ujar gue pelan setelah menenggak setengah dari isi botol itu sambil sesenggukan.

Bokap gue cuma senyum dan bilang " Besok, Abi ganti buku kamu yang jatuh tadi dengan buku yang lebih buanyaaaaakkk lagi " setelah itu kita muter balik jalan menuju terminal dan pulang naik Kopaja 605A.

Sejak saat itu gue ga pernah boleh ikut bokap jualan lagi. Tiap dia mau berangkat jualan dia terlebih dulu nganterin gue ke perpustakaan Umum jakarta selatan. Yaa..dia menepati janjinya untuk mengganti buku gue yang jatuh dengan buku yang lebih buanyaakk lagiii.. di perpustakaan gue bisa baca buku sebanyak yang gue mau. pagi gue di anter ke perpus, bokap berangkat jualan. ntar kita ketemu di masjid bacang belakang pasar taman puring pas waktu dzuhur untuk sholat dan makan siang. Abis itu bokap keliling lagi dan gue balik ke perpus lagi sampe sore. Selalu seperti itu sampai waktu liburan gue habis dan gue balik lagi ke tegal, dan akan terulang lagi kalo gue liburan dan datang ke jakarta lagi.

Ini sedikit kisah yang terjadi antara gue dan bokap. Bokap gue mungkin bukan sosok ayah yang sempurna, dia mungkin ga kaya penguin caisar yang rela berbulan-bulan ngeramin telor dan ngurus bayinya sendiri setelah netas. Bokap gue egois, kolot, otoriter, keras kepala dan lain-lain. Ntah berapa kali gue harus kluar dari rumah karena di usir sama dia tiap kali gue bikin ulah, ntah berapa kali gue hampir adu jotos sama dia. Tapi ntah jadi apa gue kalo tanpa dia, ntah tau apa gue soal hidup kalo tanpa dia.
Kadang gue sedih sendiri tiap ngenang hal-hal kaya gini. Tiap inget betapa gue belum bisa bikin dia bangga.

Kadang gue coba buat bikin dia bangga dengan ngasih sedikit uang, tapi kalo ga di tolak pasti di balikin di kemudian hari. Kata-katanya selalu sama ' ini uang hasil keringatmu, nikmatilah. Abi sadar, karena keterbatasan abi ga bisa selalu memberikan apa yang kamu mau dari kecil. Sekarang, gapailah apa yang dulu ga bisa kamu gapai. Selama kaki ini masih bisa berdiri, sepeser pun abi ga mau memakan keringatmu' Ya, begitulah dia. Si tua bangka keras kepala. Tapi jujur gue menyayanginya.

And last, ini Ayahku, bagaimana ayahmu? Cerita apa yang kau punya dengannya? Dan kebanggaan apa yang telah kau berikan padanya???

A. Moezaki Irkham
Lima sembilan dua kosong kosong empat.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google

Joel Ostenn dalam bukunya yang berjudul Your Best Life Now: 7 Steps to Living at Your Full Potential menuliskan "You must make a decision that you are going to move on. It wont happen automatically. You will have to rise up and say, ‘I don’t care how hard this is, I don’t care how disappointed I am, I’m not going to let this get the best of me. I’m moving on with my life.”


Sekitar 3 Tahun yang lalu, dengan penuh semangat untuk menyongsong masa depan gue berangkat dari tegal menuju bekasi bermodalkan secarik alamat dan selembar uang 50.000 dapet minjem setelah mendapatkan telfon untuk bekerja di tempat kerja gue yang sekarang. itu adalah salah satu bagian dimana gue mengambil keputusan yang cukup nekad dalam hidup ini. 

Seperti layaknya kebanyakan orang yang baru tiba di tempat baru, suasana baru, dan orang-orang baru Awalnya gue nggak begitu betah, tapi karena mau pulang kampung juga nggak punya ongkos, akhirnya mau nggak mau gue nahan-nahan terus. "minimal sampe gue dapet ongkos buat pulang kampung dan bayar utang ke tetangga yang gue pake buat berangkat dulu" fikir gue kala itu.

Tapi ternyata seiring berjalannya waktu gue menemukan kenyamanan disini, gue berhasil menemukan dunia gue disini sampe-sampe nggak terasa sekarang udah 3 tahun lebih ajaa -__-.

Ntah bagaimana gue harus mulai bercerita sekarang, karena selama 3 Tahun hidup di sini telah begitu banyak cerita tertulis di hidup gue,menjadi bagian penting dalam membentuk diri, pribadi dan pola fikir gue yang sekarang.. gue belajar dan mengalami banyak hal. mulai dapet temen-temen baru, dapet pacar baru (walaupun cuma beberapa saat..hehe ). saudara baru dan musuh-musuh baru juga. mulai dari gila-gilaan semaleman, sampe berantem di kroyok 7 orang gue rasain disini..

jujur gue nyaman disini, nyaman banget. tapi pada akhirnya hidup menampar gue sehingga gue tersadar kalo gue nggak bisa terus-terusan terjebak di zona nyaman kaya gini. orang bilang "Get out of your comfortzone: it's gonna kill you" dan gue percaya. gue merasa kenyamanan gue disini lama-lama bisa ngebunuh gue, kenyamanan cuma bikin gue nggak berkembang dan gue nggak bisa kaya gini terus kalo emang gue mengharapkan kehidupan yang lebih baik, bukankah hal gila jika kita menginginkan hasil yang berbeda dengan cara yang sama?? itulah kenapa akhirnya sekarang gue memutuskan untuk 'Move On' ke tempat lain. sama seperti ketika dulu gue tiba disini, gue pengin nyoba cara lain untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Pada akhirnya apapun yang terjadi di tempat yang baru kelak gue nggak akan pernah nyesel udah ninggalin zona nyaman gue disini. setidaknya gue udah berani melangkah ke depan. 7 Tahun ini gue udah muter-muter jawa, sumatera dan kalimantan. ntah kapan gue bakal berhenti yang jelas sekarang gue masih muda dan gue nggak mau mensia-siakan waktu dan kesempatan yang ada untuk belajar banyak hal terutama belajar tentang kehidupan.

Gue pasti bakal kangen banyak hal yang cuma bisa gue temuin disini. 

Terimakasih bekasi, untuk semuanyaaaa..terimakasih juga untuk temen-temen dan saudara yang nggak bisa gue sebutin satu persatu atas support,bantuan, dan cinta yang kalian berikan selama gue disini.. terimakasih telah menggoreskan sedikit cerita di hidup gue. Seperti yang di bilang seorang penulis asal jepang Haruki Murakami “No matter how much suffering you went through, you never wanted to let go of those memories.”  yakkk, semuanya nggak bakal gue lupain, semua yang terjadi selama 3 Tahun ini,pahit,manis dan asem bakal menjadi kenangan indah yang tersusun rapi di dalam hati gue, dan pada saatnya nanti bakal gue buka lagi satu persatu lembarannya untuk gue salin di buku autobiografi..Amiinnn...hahahaha

Sekali lagi, terimakasih Bekasi.. I'll be missing you :-*
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
image by google


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaaaaaattuuuuuhh.. ehmm..ehmmm.. *puter2 kepala mikrofon* *menebar pandangan ke segala penjuru*
Saudara-saudara bloger sekalian, Perkenankanlah saya Ahkmad Muzaki Irkham kembali menulis di blog yang sudah di penuhi oleh sarang laba-laba ini karena ntah telah berapa lama tidak di isi tulisan baru. dan dalam rangka mengawali tahun baru 2014 dengan semangat menulis serta berbagi sedikit kisah yang menginspirasi atau tidak menginspirasi maka terinspirasilah...Amiiinnn..

Baiklah, seperti kebanyakan orang pada umumnya yang menyambut tahun baru dengan penuh suka cita, gue pun begitu, awal Tahun ini gue bersuka cita karena game fifa online 3 rilis dengan grafik yang keren dan sistem yang jauh lebih baik dari versi sebelumnya. bikin gue tergila-gila dan pengin maen terus siang malem. sangkin tergila-gilanya gue menyelesaikan liga yang berisi 38 pertandingan dalam semalem. Bujuugggg...

Level awal gue maen mode amateur dan kontan gue bisa menyelesaikan mode itu dengan mulusnya. level berikutnya gue masuk mode semi-pro dan di mode ini pun gue masih bisa bikin 100% kemenangan meskipun kemampuan mencetak gol sedikit berkurang. setelah itu gue mulai masuk mode Pro dan disinilah tantangan di mulai. Bangkeeee..gue di bikin frustasi sama ni Game, boro-boro bisa ngegolin banyak kayak di mode Amateur, ngejaga gawang sendiri biar nggak kebobolan aja susahnya naujubileehh.. bawaannya pengin ngebanting keyboard aja tiap kali team lawan masukin bola ke gawang gue dengan mudahnya.

Tapi gue nggak menyerah, gue justru semakin tertantang dan berbeda dengan mode-mode sebelumnya yang meskipun gue bisa menang 9-0, 8-0 dst gue ngerasa biasa aja, di mode ini gue bisa menang 1-0 aja senengnya sampe tumpeeh-tumpeehh. Disini gue jadi inget seseorang..

Sebut saja namanya Bunga, si bunga ini critanya lagi galau gara-gara ketrima kerja yang penempatannya di seluruh Indonesia. dia takut ntar di tempatin di pedalaman Papua, atau di NTT atau di daerah-daerah plosok lainnya.

Padahal, kalo di fikir-fikir kan seru yaa bisa keliling-keliling indonesia gitu. Kalo di taruh di papua bisa belajar cara bikin koteka misalnya, atau kalo di taruh di NTT bisa belajar cara ternak komodo. lumayan kan bisa jadi alternative buat buka usaha kalo udah bosen jadi pegawai. ini cuma permisalan bahwa segala hal memiliki 2 sisi, sisi positif dan negatif, sisi merepotkan dan sisi menyenangkan. tinggal gimana kita memandang dan menyikapinya. layaknya manusia yang nggak pernah sempurna, kehidupan pun selalu menyisakan suka dan duka.

Mungkin semua orang udah tau hal itu, dan sebelum kalian bosan lalu menuduh gue sok bijak mari kita lupakan omong kosong tentang ketidak sempurnaan hidup tersebut. tapi ijinkan gue mengutip sbuah kalimat dari Tan Malaka. Beliau bilang "Berjalan ke depan berarti berpetualang, percobaan yang mungkin menghasilkan segala hal, baik dan buruk bahkan membawa maut. Perjalanan yang pasti cuma perjalanan ke belakang..."

Jadiii.. kalo lo mengharapkan sesuatu yang lebih baik, lo harus berjalan maju dengan siap menerima segala konsekuensinya. kalo pun pada akhirnya gagal kan seenggaknya lo udah nyoba. kecuali lo emang udah cukup puas dengan jadi pengecut yang cuma bisa jalan di tempat atau mundur.

Kaya gue maen game yang meskipun susah gue tetep nyoba mode Pro, nggak jadi pengecut yang milih buat balik ke mode Amateur yang gampang biar gue bisa menang terus.

Kadang kita terlalu fokus pada hal-hal yang menyusahkan sehingga lupa selalu ada pula hal yang menyenangkan. kita terlalu fokus pada masalah sehingga lupa bahwa masalah juga bisa di tertawakan. Pidi baiq aja bilang 'Masalah adalah apa yang kau anggap masalah, jika tidak maka bukan'

Kalo kita terus-terusan seperti itu, maka di kasih nikmat kaya gimana pun sama Tuhan kita nggak akan pernah bersyukur dan selalu memandangnya sebagai kekurangan, dan kita pun akan tumbuh jadi pribadi yang hobi membanding-bandingkan hidup sendiri dengan orang lain. kalo udah gitu maka kita nggak akan pernah tau apa yang namanya bahagia.

Lagipula nih yaaaa.. bayangin hidup lo tanpa masalah, hidup lo tanpa tantangan, pasti ngebosenin banget kannn?? Gusti Allah itu kan sebijak-bijaknya Sang Maha Bijaksana, DIA ngasih kita masalah pasti ada tujuannya, ntah biar kita belajar, biar kita bersyukur atau biar hidup kita makin seruu..  DIA juga kan berfirman "Fainna ma'al usri yusyro : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan," nggak cuma sekali, di ulangi dan di tekankanNYA lagi  'Inna Ma'al usri yusyro : sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.' 

Jadi masih ragu dengan janjiNYA yang di firmankan berulang2 gitu?? kalo emang lo jagoan sih seharunya enggak, enjoyy ajaaa.. makanya gue nggak pernah do'a minta hidup tanpa masalah, bukan karena cuma hal itu mustahil, tanpa di minta pun Tuhan nggak mungkin terus-terusan ngasih masalah di hidup kita, dan sebaliknya lo minta sambil nangis jungkir balik biar hidup tanpa masalah juga Tuhan tetep akan ngasih lo masalah cuma kadarnya mungkin lebih mudah. nggak ada apapun di dunia ini yang datang ke hidup kita kecuali tanpa izinnya, dan apa-apa yang dateng dari DIA pasti baik bahkan yang terbaik, mau itu masalah sekalipun. makanya gue nggak pernah do'a minta hidup tanpa masalah, tapi gue lebih suka minta kepada Tuhan untuk di berikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di hidup gue, serta ketabahan untuk nerimo takdir yang kadang tak sesuai keinginan. sambil sekali-kali ngerayu biar di kasih masalahnya yang gampang-gampang aja..Hidup tanpa masalah bosen, hidup penuh masalah mah mati ajaa..hihihihi :p

Jadi kesimpulannya silahkan simpulkan sendiri,gue mau tidur. dadah :-*
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

image by google

20:12 di sudut sebuah kafe, Gandaria city lantai 1

Secangkir kopi itu masih utuh,tak ku sentuh sedikitpun,aku tak tega untuk merusaknya,aku hanya meraba-raba bibir cangkirnya berharap senyum yang tergambar disana mulai memudar lalu aku akan segera bisa menikmatinya..

Mall ini tak terlalu ramai,ekslusifitas membuatnya hanya dimasuki oleh orang-orang yg merasa dan mengaku dirinya sebagai 'sosialita'..dan aku?? "Lo tunggu aja di cafe A,gw agak telat dikit,pesen apa aja yang lo mau,gw yang bayar" begitu kata teman ku di telfon tadi sekaligus menjadikan alasan aku masuk ke dalam mall dan cafe ini,dan berani memesan secangkir kopi yang bisa tersenyum..

Mungkin sedikit norak,tapi jujur aku tak biasa melakukan pertemuan di tempat-tempat seperti ini,di tempat dimana secangkir kopi bisa lebih mahal dari harga celana dalam..

Ada banyak orang di dalam cafe ini,ntah apa tujuannya.. si gadis di ujung sana yang diam saja sambil terus mengaduk isi cangkirnya..beberapa orang di sebelah kiri ku yang saling tertawa lepas,dan 2 orang gadis di sebelah kanan ku yang sembari menghisap dalam rokoknya terus menyebut nama 'Si Arman' si arman itu begini,si arman itu begitu,dan blablabla...

Seandainya hidup secepat hisapan rokok gadis-gadis tersebut -yang ku hitung sudah 5 batang mereka habiskan dalam waktu kurang dari setengah jam- alangkah indahnya,aku tak perlu cape-cape bekerja,tak perlu cape-cape memikirkan masa depan,mas kawin?? biaya pernikahan?? rumah?? kendaraan ?? deposito?? asuransi kesehatan?? tak perlu lagi rasanya aku mendengar hal-hal itu dari mulut orang tua pacarku tiap aku 'bertandang' ke rumahnya..

Tapi sudahlah,meskipun kata pak ustadz juga hidup ini sementara,tapi tetap saja lama,selama aku menabung untuk membeli laptop yang bertahun-tahun tapi tak kesampaian juga sehingga akhirnya aku memutuskan kredit..hanjirrr..untuk membeli laptop yang harganya sekarang begitu murah saja aku kredit,bagaimana aku bisa mengumpulkan kekayaan sekitar 10 M seperti yang di gadang-gadang calon mertuaku?? hahaha..

Pada akhirnya,butuh bertahun-tahun untuk menyadarkanku bahwa aku adalah laki-laki yang dilahirkan dengan susah payah dan setelah itu di beri nama Langit..dengan harapan,sekuat apapun goncangan yang terjadi di bumi,langit tak akan pernah runtuh..yaa..orang tua ku tak ingin anaknya punya masalah dengan kepercayaan diri.. "Maju terusss..langit itu di atas..kamu adalah Langit,yang jangkauannya tak terhingga,dan dunia hanyalah sebutir debu kecil dibawah kakinya,kamu pasti bisa melakukannya.." yaa,aku bisaa..mah..paah..

Sekarang mari kita berbicara mimpi dan pencapaian..setiap akhir tahun seperti ini orang-orang biasanya melakukan evaluasi,berbicara tentang target,cita-cita,harapan dan sejenisnya. meskipun aku tak biasa membuat hidup ku terlalu formal dengan malakukan evaluasi,tapi tak ada salahnya mencoba..ya kan?? 

Ada beberapa hal besar yang berhasil aku capai tahun ini,selain sebuah piala ntah berbahan apa yang ku dapat dari memenangkan lomba karambol pada acara 17 agustusan,ikut pula mewarnai kamar kost ku menempel di dinding selembar kertas berisi cerpen..ya,itu adalah cerpen pertamaku yang berhasil di muat di sebuah majalan beberapa bulan yang lalu..dan itu ku anggap sebagai pencapaian terbesar sepanjang masa..bukannya aku cepat puas,sekedar penghargaan kepada diri sendiri..mungkinkah Thomas Alfa edison berhasil menemukan hal-hal besar tanpa menghargai hal-hal kecil yang ditemukan sebelumnya?? kurasa tidak..keberhasilannya terbentuk dari penghargaan atas kegagalan-kegagalan dan pencapaian-pencapaian kecil yang dia dapatkan..

Selebihnya? aku adalah bajingan tengik yang menjalani hidup dengan stagnan di depan computer.

Ah tapi jangan anggap aku tak punya mimpi dan harapan di tahun depan..seandainya kiamat batal terjadi,maka aku ingin pergi ke kuba,menghisap cerutu bersama fidel castro,dan ke jamaica,ikut memanen ganja dan membawanya ke afrika selatan,untuk kemudian menghisapnya bersama nelson mandela..

***
Aku mulai muak dengan atmosfer di tempat ini,mereka menyebutnya ekslusif,berkelas,atau ntah apa lagi namanya..tapi yang aku rasakan adalah dingin,angkuh..tempat ini benar-benar tak lebih baik dari kedai kopi mang akim,yang aku akan dengan nyaman menghabiskan tiap malamku disana,menulis sambil sesekali tertawa bersama supir-supir angkot,mendengar caci maki mereka kepada gubernur yang tak kunjung juga membenahi macet,dan membahas tentang sepak bola..tidak seperti disini,obrolan orang-orang yang ku dengar seputar hermes,louis vuitton,katty perry,kristen stewart dan banyak lagi yang aku tak tau satu pun sejenis apa atau siapa mereka..

Mungkin ini hanya tentang kapasitas..dan iya,seperti di katakan pidibaiq dalam bukunya,lautan memang luas,ikannya warna warni dan di tepiannya banyak bikini,tapi aku adalah ikan air tawar,yang kenyamanannya tinggal di empang..

"Manusia memang harus pandai-pandai menempatkan diri,tau dimana dia seharusnya berada.." kurang lebih seperti itulah nasihat ayah ku,"demi kenyamanan dirinya dan orang lain.." lanjutnya lagi..

Di pintu masuk kafe,seseorang yang ku kenal nampak tergopoh-gopoh berjalan menghampiriku...dan kopi ini mulia dingin,asap harumnya yang sedari tadi mengepul sudah mulai habis..tapi senyumnya,masih jelas dan belum pudar sedikit pun..beginilah seharusnya hidup..selama apapun nasib tak memperdulikan kita,setipis apapun harapan yang tersisa,selayaknya senyum tetap terjaga..berhenti melihat keluar,lihatlah ke dalam..lihat ke dalam dirimu sendiri..

Akhmad Muzaki Irkham 1 Desember 2012


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

My photo
Moezaki Irkham
I'm forever blowing bubbles
View my complete profile

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2022 (2)
    • ▼  April (2)
      • Rasio Tuhan
      • EKPRESIONISME HIDUP ALA ABU KILABAH AL JARMI
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2018 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2013 (33)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (48)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (8)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (59)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (8)
    • ►  July (4)
    • ►  June (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (9)
    • ►  February (9)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (48)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (15)
    • ►  January (11)
  • ►  2009 (61)
    • ►  August (23)
    • ►  June (20)
    • ►  May (18)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes