Dan sepertinya Aku mulai setuju dengan apa yang di katakan oleh dalang nyentrik tersebut,ketika malam ini akhirnya kau mengatakan apa yang selama ini ku takutkan..
"Jadi,Kapan kau akan menemui orang tua ku ?"
"Heh?? Kan udah sering ketemu..hehe" Kata ku berlagak bodoh sambil terus mengunyah makanan yang rasanya tiba-tiba jadi hambar,tak sedikit pun aku berani memandang matamu seperti yang biasa aku lakukan ketika aku berbicara padamu,karena aku tau,remang cahaya lilin masih belum cukup untuk menyembunyikan riak wajah ku yang mulai berubah..
"Aku serius.." Katamu sambil tiba-tiba menggapai tanganku dan aku terpaksa menghentikan gerak sendok dan garpu ku..
"Hmmm..Beri aku waktu.."
"Sampai kapan??"
"....." Aku hanya sedikit menggelengkan kepala..berharap kau akan menyerah sampai disitu..tapi ternyata tidak..
"Selalu seperti ini,jujur,aku mulai ragu dengan keseriusanmu..aku tak tau apa alasanmu menunda lebih lama lagi untuk menikahiku..aku butuh kepastian.."
"Ya aku tau,tapi ku fikir,aku belum siap untuk saat ini,masih banyak yang perlu kita siapkan.."
"berkali-kali kita membahas ini,dan aku sudah tau akan kemana arah pembicaraanmu,sekarang kita bikin mudah saja..datang kerumah ku besok dan temui orang tuaku,atau aku benar-benar akan pergi meninggalkanmu.."
Dan aku masih terdiam disini semenjak kau meninggalkanku satu menit yang lalu..
Menikah? kata itu sungguh telah ada sejak lama di dalam fikiran ku,tapi selalu saja,dia hadir beserta hal-hal memusingkan lainnya yang membuatku akhirnya enggan untuk memikirkannya..
Untuk apa? aku tak terlalu pandai dalam hal mendefinisikan sesuatu..tapi kenapa Si Rani dan Si Anggi sampai rela pergi ke belanda hanya untuk menikah? Juga Si Randi Dan Si Andi..sebegitu pentingkah??
"Jika hanya ingin bercinta ya tinggal lakukan saja.." begitu kata salah seorang teman ku yang lainnya..
"Menikah itu pengikat cinta kalian.." kata om Andre.. "lho?? bukannya cinta itu justru membebaskan,om?? "
"Pada akhirnya kau akan Tau,menikah bukan hanya soal bercinta,tapi banyak hal lain yang lbh penting dari itu.." ini kata bapak ku,dan akhirnya inilah yang membuatku selalu ragu untuk melamarmu,kasih..
"Pernikahan bukan hanya pertemuan untuk meningkatkan produktivitas hewani, ia merupakan kelanjutan secara simultan dari keimanan untuk mencetak generasi yang dapat merealisasikan risalah eksistensi kemanusian." klo ini kata Al-Ghazali dalam sebuah buku yang pernah ku baca..
Aku masih terdiam disini,dan mungkin nampak sedikit mirip dengan patung gajah mada yang ada di depan pintu sana..
Sebuah pesan masuk ke HP ku..
"Gimana bro?? Jadi kan besok ikut??"
Aku tak membalasnya,ini bukan kebingungan,tapi ini sebuah keputusan..
Awalnya aku mengajakmu kesini,makan malam romantis ini,adalah sedikit usaha ku demi mendapatkan izin darimu untuk ikut touring ke bali besok,aku tau,kau tak pernah suka dengan dunia ku yang satu ini,dan ini juga lah salah satu alasan kenapa aku selalu menunda-nunda untuk menikahimu..aku takut kehilangan dunia ku ketika kita telah benar-benar bersatu kelak,dunia yang telah lama ku kenal dan menjadi bagian dari hidup ku jauh sebelum kau ada disini,di tempat paling special di dalam hatiku..
Tapi sudahlah,mungkin aku memang harus memilih,Sudjiwo Tedjo juga pernah bilang : "Cinta itu nyawiji,satuu.." Jika memang harus ada yang di korban kan,aku ngga mau itu kamu.
0 comments