Powered by Blogger.

Just a Little Stories

sekedar caraku untuk mengerti apa itu hidup? untuk apa aku hidup? dan seperti apa aku menjalani hidup..

image by google ( Antara foto )


Baiklah, aku akan memulai ceritaku dari sini, dari bangku paling depan sebuah gerbong kereta, persis tepat di sebelah toilet yang memaksaku harus menikmati aroma pesing sepanjang perjalanan.

Di tengah kencangnya laju kereta, dari tempatku duduk aku bisa melihat pemandangan di luar sana, saat itu tepat pukul 03.00 pagi, saat sinar rembulan remang-remang menyinari hamparan padi siap panen di sawah-sawah sepanjang pesisir pantura. dengan sinar yang terbatas pula, sesekali aku menangkap siluet bangunan-bangunan yang sedang di bangun di tengah-tengah persawahan tersebut, dan nampak baliho-baliho besar bertuliskan 'Hunian nyaman, pesan dari sekarang sebelum kehabisan'

"Mungkin suatu saat nanti akan tiba masanya, dimana kita harus menanam padi di atas atap rumah kita sendiri kalo mau tetep bisa makan ya mas??" itu suara kakek-kakek di depanku yang baru bangun tidur yang melihatku sedang memperhatikan pemandangan di luar kereta.

" Eeee.. iya, kek.." Jawabku singkat dan fikiranku kembali melayang.

Benar, mungkin akan tiba saatnya kita tak punya lagi lahan untuk bercocok tanam, sebuah artikel menyebutkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2010), terjadi penyusutan lahan pertanian sebesar 12.6 ribu hektare di pulau Jawa, sedangkan secara nasional lahan pertanian menyusut sebesar 27 ribu hektare.

Jika sekedar untuk pemukiman, kawasan industri, dll kenapa harus mengalih fungsikan lahan pertanian? kenapa tak cari lahan kurang subur seperti yang islam ajarkan??

Mungkin akan tiba saatnya juga ketika swasembada pangan hanya menjadi kenangan, oh tapi tak perlu menunggu nanti, bukankah sekarang pun sudah terjadi? dimana hampir 75 persen kebutuhan pangan dalam negeri kita dipenuhi dari impor. Jagung 11 persen, daging sapi 23 persen, garam 50 persen dan kedelai 70 persen. bahkan singkong pun kita impor, kan??

belum lagi hilang dari ingatanku, sebuah kabar yang menyebutkan bahwa 2 perusahaan asing Cina dan Malaysia akan menggarap sawah di Indonesia. jika benar, maka ini sungguh ironis, jika minyak dan pertambangan lainnya milik kita di invasi asing, mungkin masih wajar, tapi kali ini apa? Sawah?? Negara Agraris yang krisis pangan dan sawahnya di garap oleh negara lain.

Aku tiba-tiba terbayang 20 Tahun yang akan datang, kira-kira akan seperti apa?? Lahan pertanian kita habis, sumber daya alam ludes, sumber daya manusia pun kalah bersaing dengan SDM2 asing yang membanjiri Indonesia dengan adanya AFTA yang konon akan di berlakukan mulai 2015.

Lihatlah Cilegon, Daerah di ujung barat pulau jawa itu, konon sekarang sedang menghadapi perubahan besar dengan masuknya Industri Korea dan menggunakan tenaga kerja dari Negara Asalnya.

"Makanya, jadilah sumber daya yang berkualitas, jadi nggak takut bersaing."

Iya, tapi maaf, bukannya aku anti kemajuan, tak percaya diri, atau apapun itu, tapi kalau boleh berpendapat maka aku akan bilang ' Belum saatnya' Indonesia belum siap untuk persaingan tersebut, kita bahkan tak mempersiapkan diri. lihat saja, pemimpin kita bukannya sibuk mempersiapkan rakyatnya menghadapi persaingan yang sudah di depan mata, mereka justru sibuk merusak jengkal demi jengkal negeri ini. manusia-manusia pintar itu bukannya mendidik yang lainnya agar sama-sama menjadi berkualitas, justru membodohi. yang pintar membodohi, yang bodoh mati.

Ah ntahlah, kenapa aku jadi pusing memikirkan negara? padahal negara juga tak pernah memikirkanku...tapi tunggu dulu, aku tak memikirkan negara, tapi aku memikirkan diriku sendiri, dan teman juga saudara-saudaraku yang lainnya. karena mungkin aku gagal menjadi warga negara yang baik, aku juga gagal mewujudkan mimpi dan harapan-harapanku, tapi setidaknya aku tidak ingin gagal menjadi manusia, dan manusia gagal adalah yang tak perduli pada manusia lainnya.

Aku sudah disini, di peron 2 stasiun poncol semarang, menunggu jemputan sambil menikmati di tikam kesunyian. benar kata orang, jika kau ingin merasakan kesunyian yang sesungguhnya, pergilah ke stasiun, duduklah disana, lalu perasaan yang kau rasakan ketika perlahan kereta pergi meninggalkanmu sampai akhirnya benar-benar menghilang, itulah sunyi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

                                     
                                                                    image by goggle


"Cerpen ini adalah terusan dari cerpen sebelumnya yang berjudul : Is This Love [OR] Pragmatism "

 

Ya, aku memang pernah berjanji, bahkan aku pernah mengajakmu lari.. tapi jika sekarang aku harus jujur, itu sekedar usahaku untuk mencoba menutupi keraguanku sendiri..

Maafkan jika aku sedikit egosentris, tapi bukankah Sudjiwo Tedjo budayawan idolamu itu pernah berkata " Wanita memang suka es krim dan coklat, tapi mereka lebih suka kepastian.." ini bukan justifikasi atas apa yang telah aku lakukan, tapi aku harap kamu bisa mengerti..

Bukan aku tak percaya bahwa kamu juga bisa sukses, tapi aku hanya tak bisa menunggu lebih lama lagi.. " Sayang, sukses itu proses, bukan pencapaian, ketika kita bisa menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan puas atas apa-apa yang Tuhan telah tentukan, itulah sukses " Katamu sesekali waktu padaku.. dan ya, aku setuju, aku hanya mulai berfikir bahwa Cintamu mungkin cukup mampu untuk membuatku bertahan hidup, tapi menikah bukan hanya soal bercinta, karenanya aku memutuskan untuk memilih laki-laki lain, maaf..

Kau juga bilang " Dunia adalah arena persaingan, sedikit saja langkahmu berhenti, itu artinya kau harus merelakan apa yang kau cintai " dan ketika kau tak kunjung datang kerumah pada hari-hari dimana aku selalu mendapatkan tekanan dari keluargaku untuk segera meninggalkanmu, keraguanmu mulai lahir, tumbuh dan menjulang..

Terdengar suara Bob Marley bernyanyi malu-malu dari headset yang ku kenakan..

So don't treat me like a puppet on a string,
'Cause I know I have to do my thing.
Don't talk to me as if you think I'm dumb;
I wanna know when you're gonna come - soon.
I don't wanna wait in vain for your love;


itu adalah lirik lagu Waiting In Vain yang dulu kau nyanyikan ketika sedang mendekatiku, dan lagu itu pula yang menjadi acuanku untuk meninggalkanmu, maaf..

Ku harap kau tak pernah membenciku, bukankah kau pernah bilang " Tak ada manusia yang salah, yang ada hanya kesalahan, bencilah perbuatannya, tapi jangan benci manusianya..".
Aku merindukanmu, seseorang yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan, tentang konsekuensi dari segala hal yang telah kita putuskan.

Aku rindu, saat-saat dimana kau dengan penuh semangat menceritakan kisah demi kisah pewayangan padaku.. kau pernah menjulukiku Surtikanti ketika pada satu kesempatan aku mengajakmu kawin lari..kau juga pernah bilang "Jika pada akhirnya kau menikah dengan orang lain, jadilah Banowati, yang cintanya hanya untuk Arjuna, meskipun telah bersuamikan Duryudana, dan aku adalah Arjuna, yang tak perduli dia menikmati senyum dan wangimu, karena aku tahu, hatimu sudah milikku.."

tiba-tiba lamunanku di kagetkan oleh suara seseorang yang memanggil namaku..

"Ibu Senja.."

" Yaa.." Jawabku seraya bangkit dari bangku di ruang tunggu ini, semoga hasil check up menunjukan jika janin di rahimku ini sehat dan baik-baik saja.. dan jika dia lahir kelak, aku akan memberinya nama seperti namamu..

" Langit "

Bekasi, 09 - November - 2013 , di tulis sambil gigit spidol pada pukul setengah sembilan pagi. :D

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google

"kita harus berjuang, kamu mau, kan?." Katanya sembari menggenggam erat tanganku. "Aku nggak mau semua yang udah kita lewatin bareng-bareng sia-sia gitu aja, aku nggak mau semuanya cuma jadi kenangan" katanya lagi ketika aku baru saja hendak menganggukan kepala..

"Pasti.!" kataku mantap..

Aku tak pernah mengenal kata menyerah, jika sesekali aku berhenti melangkah,itu bukan menyerah, tapi itu ikhlas, dan kata pidibaiq ikhlas adalah membiarkan diri tenang, sedangkan menyerah membiarkan diri kalah..

Pada tetes terakhir dari 2 pitcher beer yang telah aku habiskan ini, tiba-tiba aku teringat kata-katanya di kesempatan yang lain " Jika pada akhirnya kita tetap tak mendapatkan restu, aku mau kok kamu bawa kabur " dan itu membuatku teringat pada kisah cinta Basukarna dan Surtikanti dalam pewayangan..iya, dia merelakan dirinya di culik oleh Basukarna pada hari pernikahannya dengan Duryudana lelaki pilihan ayahnya, dia tak lagi memperdulikan restu orang tua, baginya, cintanya pada Basukarna adalah restu dari Tuhan dalam bentuk yang lain, dan itu lebih penting dari restu siapapun.
Barangkali, kita tak perlu menjadi seperti mereka, melawan apapun demi bisa menua bersama, kita hanya butuh kesiapan untuk merelakan apa-apa yang memang seharusnya kita lepaskan..

" Kamu kok ngomong gitu?? kamu pesimis? kamu nggak mau memperjuangkan cinta kita?? " katanya penuh emosi ketika aku mencoba menjelaskan bahwa dalam hidup tak segalanya bisa kita genggam.

Aku tersenyum kecil ketika hembusan angin malam menyapu lembut wajahku, dan gelas itu benar-benar telah kering, mungkin ini saatnya aku keluar dari cafe ini, berhenti hanyut dari bayang-bayang kenangan masa lalu, kenangan tentang kamu yang mungkin sekarang sedang bercinta dengan suamimu, seorang laki-laki yang membuatmu akhirnya meninggalkan ku dan mengingkari janji yang dulu kau katakan sendiri.

dan Aku pun telah setuju, dengan Rendra yang bilang " Perempuan bagai belut, meski tlah kau kenali segala lekuk liku tubuhnya, sukmanya selalu luput dari genggaman-" yaa, bahkan kau luput dari janji dan keyakinanmu sendiri.

Terdengar alunan lagu Bob Marley dari band yang sedang live di depan sana ketika aku hampir saya terhuyung jatuh saat mencoba bangkit untuk meninggalkan cafe ini..

I wanna love you and treat you right;
I wanna love you every day and every night:We'll be together with a roof right over our heads;
We'll share the shelter of my single bed;
We'll share the same room, yeah! - for Jah provide the bread.
Is this love - is this love - is this love -
Is this love that I'm feelin'?
Is this love - is this love - is this love -
Is this love that I'm feelin'?
I wanna know - wanna know - wanna know now!
I got to know - got to know - got to know now!
Dan lagi, aku kembali tersenyum kecil, aku tak ingin lagi mencintaimu setiap hari, aku hanya mencintaimu kemarin, karena dunia tak pernah mengenal kata 'selamanya', aku pun tak pernah punya alasan kenapa setiap malam tetes demi tetes beer selalu membawa ingatanku kepadamu, padahal kau telah satu atap dan berbagi tempat tidur dengan laki-laki lain..
Is this love??

Ntahlah, barangkali benar, Cinta lebih mudah dirasakan daripada harus dimengerti, itulah mungkin mengapa lebih butuh balasan daripada alasan.

dan aku pun teringat kata-kata terakhir Basukarna dalam surat yang di tulisnya untuk Surtikanti Istrinya sebelum tewas dalam perang baratayudha 'Satu-satunya kesedihanku ialah bahwa aku tak akan lagi bisa memandangmu, ketika kau memandangku.'

Semoga kau bahagia, kekasih..

Bekasi, 08-november-2013, di tulis pake hp sambil ngepel dan senang pukul 17.15



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

My photo
Moezaki Irkham
I'm forever blowing bubbles
View my complete profile

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2018 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2013 (33)
    • ►  December (2)
    • ▼  November (3)
      • Pada Suatu Ketika - Akan Tiba Saatnya
      • This Is Not Pragmatism [BUT] Realism
      • Is This Love [OR] Pragmatism
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (48)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (8)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (59)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (8)
    • ►  July (4)
    • ►  June (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (9)
    • ►  February (9)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (48)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (15)
    • ►  January (11)
  • ►  2009 (61)
    • ►  August (23)
    • ►  June (20)
    • ►  May (18)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes