image by goggle
"Cerpen ini adalah terusan dari cerpen sebelumnya yang berjudul : Is This Love [OR] Pragmatism "
Ya, aku memang pernah berjanji, bahkan aku pernah mengajakmu lari.. tapi jika sekarang aku harus jujur, itu sekedar usahaku untuk mencoba menutupi keraguanku sendiri..
Maafkan jika aku sedikit egosentris, tapi bukankah Sudjiwo Tedjo budayawan idolamu itu pernah berkata " Wanita memang suka es krim dan coklat, tapi mereka lebih suka kepastian.." ini bukan justifikasi atas apa yang telah aku lakukan, tapi aku harap kamu bisa mengerti..
Bukan aku tak percaya bahwa kamu juga bisa sukses, tapi aku hanya tak bisa menunggu lebih lama lagi.. " Sayang, sukses itu proses, bukan pencapaian, ketika kita bisa menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan puas atas apa-apa yang Tuhan telah tentukan, itulah sukses " Katamu sesekali waktu padaku.. dan ya, aku setuju, aku hanya mulai berfikir bahwa Cintamu mungkin cukup mampu untuk membuatku bertahan hidup, tapi menikah bukan hanya soal bercinta, karenanya aku memutuskan untuk memilih laki-laki lain, maaf..
Kau juga bilang " Dunia adalah arena persaingan, sedikit saja langkahmu berhenti, itu artinya kau harus merelakan apa yang kau cintai " dan ketika kau tak kunjung datang kerumah pada hari-hari dimana aku selalu mendapatkan tekanan dari keluargaku untuk segera meninggalkanmu, keraguanmu mulai lahir, tumbuh dan menjulang..
Terdengar suara Bob Marley bernyanyi malu-malu dari headset yang ku kenakan..
So don't treat me like a puppet on a string,
'Cause I know I have to do my thing.
Don't talk to me as if you think I'm dumb;
I wanna know when you're gonna come - soon.
I don't wanna wait in vain for your love;
itu adalah lirik lagu Waiting In Vain yang dulu kau nyanyikan ketika sedang mendekatiku, dan lagu itu pula yang menjadi acuanku untuk meninggalkanmu, maaf..
Ku harap kau tak pernah membenciku, bukankah kau pernah bilang " Tak ada manusia yang salah, yang ada hanya kesalahan, bencilah perbuatannya, tapi jangan benci manusianya..".
Aku merindukanmu, seseorang yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan, tentang konsekuensi dari segala hal yang telah kita putuskan.
Aku rindu, saat-saat dimana kau dengan penuh semangat menceritakan kisah demi kisah pewayangan padaku.. kau pernah menjulukiku Surtikanti ketika pada satu kesempatan aku mengajakmu kawin lari..kau juga pernah bilang "Jika pada akhirnya kau menikah dengan orang lain, jadilah Banowati, yang cintanya hanya untuk Arjuna, meskipun telah bersuamikan Duryudana, dan aku adalah Arjuna, yang tak perduli dia menikmati senyum dan wangimu, karena aku tahu, hatimu sudah milikku.."
tiba-tiba lamunanku di kagetkan oleh suara seseorang yang memanggil namaku..
"Ibu Senja.."
" Yaa.." Jawabku seraya bangkit dari bangku di ruang tunggu ini, semoga hasil check up menunjukan jika janin di rahimku ini sehat dan baik-baik saja.. dan jika dia lahir kelak, aku akan memberinya nama seperti namamu..
" Langit "
Bekasi, 09 - November - 2013 , di tulis sambil gigit spidol pada pukul setengah sembilan pagi. :D
0 comments