asal jeplakJokowiMa'ruf AminMotivasiNasionalismeNegriNgoceh ajaPemiluPemimpiPilpres2019politikPrabowoPresidenSandiaga UnoSosial
Nurani Demokrasi
“If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader.” -John Quincy Adams
Kurang lebih demikian quotes yang selalu terlintas di fikiran saya setiap kali di ajak membahas pilpres. konon yang kita cari dari “festival” 5 tahunan ini adalah untuk mencari pemimpin. jika ditanya apa itu pemimpin? apa yang kamu harapkan dari seorang Pemimpin? maka setiap orang pasti punya jawabannya sendiri-sendiri. bagi saya pribadi, pemimpin adalah inspirasi, tentang sebanyak apa hidupnya bisa saya teladani.
maka daripada saya ikut terjerumus mencari-cari dan menyebarkan kejelekan satu dua calon yang pada akhirnya nanti akan menjadi pemimpin saya. maka lebih baik saya mencari hal-hal apa yang bisa saya teladani dari mereka, yang ternyata banyak sekali.
Jokowi, misalnya. siapa sangka laki-laki kurus nan sederhana itu mampu menjadi satu-satunya presiden yang ketika menjabat anak-anaknya gak berurusan sama negara. malah dagang martabak dan pisang goreng. sepele memang, tapi tindakan ini berhasil menjungkir balikan konsep tentang pejabat = nepotisme yang selama ini saya percayai. setidaknya dia berhasil menjadi seorang ayah dalam membangun keluarga yang harmonis. sebagai seorang ayah juga, hal tersebut jelas menginspirasi saya.
Lalu Kiai Ma’ruf Amin, Kyai sepuh, dengan sederet gelar dan pengalaman memimpin organisasi, ahli ilmu ekonomi syariah, di hormati berbagai kalangan dari ulama, habaib hingga pejabat. adalah bukti nyata bahwa pasti masa mudanya tidak dilewatkan dengan sia-sia begitu saja. untuk bisa menjadi sekaliber beliau jelas butuh kerja keras, kecerdasan, ketekunan dan do’a yang tak ada henti-hentinya. maka siapalah saya berani meremehkan kemampuan serta kapasitas beliau? menirunya saja tak mampu.
Lalu Prabowo, banyak narasi negatif tentang beliau bersliweran di luar sana, seperti juga halnya calon-calon yang lain, tapi di mata saya, selalu saja terlihat bagaimana beliau berkali-kali di hianati oleh orang-orang yang dipercayainya, tapi beliau tetap tenang, memaafkan dan tak menyimpan dendam. dan jika beliau dianggap terlalu reaktif, maka bagi saya itu tidak lebih dari sebuah bukti bahwa beliau seorang yang memiliki empati tinggi, dan memberi pelajaran kepada saya tentang bagaimana menjadi manusia yang tulus dan pantang menyerah.
Sandiaga Uno, umur udah kepala 5, tapi masih tampak muda, sehat dan energik. kemana-mana bawa Infus Water, hobi olahraga, cerdas, pengusaha sukses. beliau tidak cuma menginspirasi anak-anak muda untuk tidak takut melangkah, tapi juga memberi contoh bagaimana untuk selalu perduli dengan kesehatan, karena sesukses apapun kita, sevisioner apapun kita, smuanya sia-sia kalo kepada diri sendiri aja kita tidak perduli.
Sebagai manusia, adakah yang mampu hidup tanpa cela? begitupun mereka, maka saya langsung setuju ketika Cak Nun bilang : dari sebaik-baik orang, jangan dicari buruknya. dan dari seburuk-buruk orang, carilah baiknya. Lagipula, siapapun yang terpilih. yang memang harus kita, rakyat Indonesia, dan cara paling mudah untuk menang adalah mengambil hal-hal baik dari mereka, kemudian mengimplementasikannya kedalam kehidupan pribadi kita, sehingga kita bisa terus tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.
anda boleh menyalahkan saya karena menggunakan prinsip ini untuk menimbang Presiden, anda boleh menganggap saya dangkal karena terlalu menganggap sepele persoalan Pemimpin Negara. tapi apa yang lebih penting dari mengambil pelajaran dari setiap kejadian? pun anda boleh terus berfokus pada kekurangan mereka, mencla-mencle, tua bangka, tempramental, ambisius. lalu setelah itu apa? apa yang kita dapatkan dari tindakan tersebut? hanya akan membuat kita membenci pemimpin kita sendiri jika salah satu dari mereka terpilih (dan pasti terpilih), dan lingkarang setan tidak akan pernah terputus. padahal yang terpenting adalah apa yang akan kita lakukan bersama-sama setelah 17 april nanti? apa yang akan kita lakukan bersama Pemimpin kita 5 tahun mendatang? mencelanya? atau membantunya?
Pada akhirnya, jika ditanya siapa Presiden pilihan saya? maka jawaban saya adalah :
fa idza faragta fanṣab (Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)
wa ila rabbika fargab(dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.)
Sekian dan terimagaji :D
1 comments
Mantap
ReplyDelete