Powered by Blogger.

Just a Little Stories

sekedar caraku untuk mengerti apa itu hidup? untuk apa aku hidup? dan seperti apa aku menjalani hidup..

Image By Google

Siapakah gerangan itu?? seorang pemuda yang tersungkur tak berdaya, tewas di bunuh Rahwana. jelas dia bukan orang biasa, karena mampu mengimbangi Rahwana begitu lama walaupun pada akhirnya dia harus terbunuh, baiklah, perkenalkan, dialah Bambang Sumantri, seorang ksatria dari Maespati yang  hebat, cerdas, penuh tanggung jawab. Seorang pemuda ambisius yang tak segan mengorbankan segalanya demi bertanggung jawab atas apa yang telah di sanggupinya. Saat tubuhnya Hancur di cabik-cabik Rahwana, jiwanya melayang pelan menuju Nirwana di Gerbangnya telah menunggu seseorang, Sukrasana, adik tercinta yang dulu di bunuhnya.

Beberapa Tahun sebelum hal itu terjadi..

 Sumantri dan Sukrasana adalah kakak beradik yang tak terpisahkan, hidup bersama saling menyayangi dan melengkapi. secara fisik mereka jauh berbeda, Sumantri yang seorang pemuda sempurna, tampan lagi menawan, sementara Sukrasana adalah seorang raksasa bajang,  cebol, buruk rupa bahkan cenderung menakutkan. tapi dalam hal kesaktian dan kebijaksanaan Sukrasana yang raksasa buruk rupa itu satu tingkat di Atas kakaknya Sumantri.

Layaknya Manusia pada umumnya, Sumantri juga punya mimpi, punya cita-cita, maka di putuskannya lah untuk pergi merantau ke kota raja, tapi dia tak ingin membawa adiknya.difikirannya adiknya yang buruk rupa itu hanya akan menjadi beban dan penghalang karirnya kelak. maka di pagi yang belum sempurna itu, saat matahari bahkan belum menunjukan dirinya, Sumantri pergi meninggalkan adiknya yang sedang tertidur lelap.. "Aku pergi, adikku, maafkan aku.." Batinnya kala itu.

Sumantri bukan pemuda sembarangan, selain sakti dia juga berbakat, maka tak heran jika karirnya berkembang pesat, dia berhasil menduduki posisi penting di kerayaan Maespati, dalam suatu pertempuran, dia berhasil membebaskan Negeri Magada dari kepungan pasukan Widarba. dia menang telak. pasukannya membawa banyak tawanan dan rampasan. tapi kemenangan membuat Sumantri lupa diri. bukannya segera pulang. Di perbatasan, dia justru mengirim surat ke Maespati dan menantang Rajanya sendiri Harjuna Sasrabahu perang tanding.kesombongannya tiba-tiba melonjak. Juga keraguan akan kekuatan dan kesaktian sang raja.

Barangkali dia sekedar ingin menjajal kesaktian sang Raja, atau dia hanya sedang mabuk kemenangan?? Apapun itu nyatanya pada akhirnya dia kalah telak oleh Prabu Harjuna Sasrabahu, dan beruntung dia tak di hukum mati atas perbuatan makarnya. sebagai hukuman dia hanya di tugaskan untuk memindahkan taman Sriwedari dari Kahyangan ke Istana. Sebuah tugas yang tak main-main bahkan nyaris mustahil.

Sumantri Hampir saja Putus asa jika saja saat itu adiknya Sukrasana tak tiba-tiba datang, dengan kesaktian yang ia miliki, dengan mudah dia bisa membantu kakaknya menyelesaikan tugas itu, Taman Sriwedari berhasil di pindahkan dari Kahyangan, bahkan tak ada sehelai daun kuning pun yang ketinggalan.

Kisah berakhir dan Happy ending?? No.. Hidup punya garis dan ketentuannya sendiri.. Ketika Citrawati permaisuri Raja itu sedang menikmati keindahan taman Sriwedari tiba-tiba Sukrasana muncul, sontak sang Permaisuri kaget dan ketakutan melihat Raksasa kerdil dan buruk rupa tersebut. Sumantri malu dan meminta adiknya untuk segera pergi, Tapi Sukrasana menolak. Sumantri yang kehabisan cara merentangkan anak panah, di bidikan ke arah Sukrasana dengan maksud menakut-nakuti, tapi apa daya, nasib berkata lain, panah terlepas dan tepat mengenai dada Sukrasana, Sukrasana Tewas di tangan kakaknya, ntah sengaja atau tidak tapi nyatanya dia tewas di tangan orang yg paling dia sayangi.

Di masa sekarang, kita mungkin bertanya, manusia macam apa Sumantri ini?? Satu sisi dia cerdas, bertanggung jawab dan di sisi lainnya dia seperti tak punya hati nurani.

Barangkali tak hanya di dunia wayang, di dunia nyata kita sekarang ini pun kita akan dengan mudah menemukan manusia-manusia seperti ini, bahkan bisa jadi kita salah satunya. Manusia Oportunis yang hanya mau memanfaatkan orang lain kemudian mencampakannya begitu saja ketika tak lagi membutuhkan.

Dalang ki Nanang Hape pernah berkata : "wayang mengalir di darahmu. Sayat sedikit hidupmu, nanti akan tahu" sekarang coba kau sayat sedikit, kemudian apa yang kau temui, siapakah dirimu?? Sumantri atau Sukrasana kah dirimu??  kau yang sering mengorbankan orang lain, atau justru kau sendiri yang sering di korbankan??

Tapi pada akhirnya, siapapun kamu, kerelaan menerima peran serta takdir yang telah Tuhan tentukanlah yang akan membuatmu menjadi lakonnya. Salam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google


Semalem gue seneng banget nonton timnas U-19 menang 4-0 lawan Laos, meskipun maennya nggak sebagus biasanya tapi seenggaknya kemenangan tersebut cukup untuk bikin rakyat Indonesia termasuk gue bersorak gembira dan lupa akan segala carut-marut serta kebobrokan yang sedang terjadi di Negeri ini.

Ngomongin masalah negara yang lagi anget-anget pup kucing sekarang adalah soal kasus suap hakim MK. ( kenapa gue sebut anget-anget pup kucing? karena kasus-kasus korupsi ramenya biasanya sebentar doang ntar ujung-ujungnya ilang tanpa ada kejelasan lebih lanjut, kalaupun ada paling berita tentang Vonis super ringan yang di terima si tersangka.) siang-malem semua media memberitakan Hal ini. TVRI doang yang nggak. dan membuat rakyat jelata kaya gue makin pesimis aja tinggal di negeri yang katanya sedang berkembang ini. dari dulu kasus korupsi nggak beres-beres, Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatifnya smua korupsi, kasus korupsi anggota DPR belum selesai, ehh Menteri-Menterinya ikut keciduk juga, dari kasus pembangunan sampe kasus daging sapi, kementrian belum beres sekarang Hakimnya keciduk juga, terus ke siapa lagi coba kita harus berharap?? Presiden?? Hmm.. gue sungguh prihatin..*eh itu bukan kata-kata gue yak..hehe*

Ngomongin Presiden itu artinya kita lagi ngomongin pemimpin tertinggi sebuah negara, Raja.. dan sebagai seseorang yang menyukai wayang, gue pengin share sebuah pelajaran yang gue dapet dari wayang tentang kepemimpinan ini, tentang syarat-syarat menjadi pemimpin, sifat-sifat atau perilaku yang harus di miliki dan dilakukan oleh seorang Raja, dan bukankah setiap kita adalah Raja?? Pemimpin, Seperti Sabda Rasulullah SAW : "Setiap kalian adalah pemimpin, setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang raja yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya" jadi apa yang akan gue share di bawah ini bukan cuma harus di miliki oleh
Presiden, tapi juga buat diri kita sendiri, buat gue, buat lo, dan buat siapapun.

Dalam wayang, ada lakon yang di sebut lakon Makutharama atau Hasthabrata, Makutharama merupakan gabungan dari 2 kata yaitu Makutha dan Rama.. ”Makutha” artinya mahkota yang merupakan kelengkapan busana kebesaran seorang raja, sedangkan ”Rama” yang dimaksud adalah Prabu Rama Wijaya suaminya Shinta raja Ayodya. Jadi Makutharama bisa diartikan sebagai watak yang harus dimiliki oleh seorang raja mencontoh apa yang udah dilakukan oleh Prabu Rama. Sedangkan Hasthabrata juga merupakan gabungan dari 2 kata yaitu Hastha dan Brata.. ”Hastha” adalah delapan, ”Brata” itu perilaku. jadi Hastha brata bisa secara bebas diartikan 8 perilaku yang harus disandang dan dilaksanakan, oleh para Raja dan seyogyanya oleh kita juga.

Sifat pertama, seorang pemimpin harus mempunyai sifat seperti Matahari.. lho? panas dong?? Enggak, Enggak,maksud dari sifat matahari tersebut adalah seorang pemimpin harus mempu menyinari, menghidupi, dan hanya memberi tak harap kembali.  bagai sang surya menyinari dunia

Sifat kedua yang harus di miliki seorang pemimpin adalah Seperti bulan, Lembut, hangat, dan selalu memberi harapan.

Sifat ketiga, seperti Bintang, mampu menghiasi, dan menunjukan arah.

Keempat, Seperti Awan, memberi kesejukan, menaungi, lalu menurunkan hujan, membuat tanah menjadi subur. mampu membuat rakyatnya produktif.

Sifat kelima, seorang pemimpin harus seperti Api, sekali menyala nggak pandang bulu, mau anaknya, mau kader partainya, kalo korupsi ya bakarrr..gitu harusnya..hehe tegas,waspada, hati-hati dan nggak lupa diri.

Keenam, Seorang pemimpin harus seperti Bumi, yang selalu mengembalikan lebih, benih jadi buah. kuat, dan nggak pernah mengeluh seberat apapun beban yang dia pikul, jadi pemimpin itu seyogyanya nggak kebanyakan curhat sambil bilang prihatin doang..hehe 

Tujuh, seorang pemimpin harus seperti Air, merendah, mengalir dan menghidupi, kalo hobinya Pamer gimana mewah kehidupan keluarganya di twitter sementara rakyatnya masih banyak yang kesusahan sih bukan merendah namanya..hehehe

Terakhir atau yang kedelapan, seorang pemimpin harus seperti angin,  yang mengisi ruang kosong, merengkuh segala arah, termasuk yang pinggir, terkucil, bahkan terusir. adilll.. 

Kurang lebih itulah yang di sebut Makutharama atau Hastabrata,Delapan Sifat yang harus di miliki seorang pemimpin dalam pewayangan, yang pastinya bakal berguna banget kalau di terapkan di kehidupan nyata. gue tau nggak gampang untuk melakukan hal-hal di atas, lagi pula memimpin diri sendiri aja kadang kita gelimpungan apalagi menjadi Presiden yang harus mengurusi jutaan Rakyat dengan jenis permasalahan yang bermacem-macem pula, tapi nggak ada salahnya kan sedikit berusaha, semesta menawarkan banyak hal, banyak pelajaran,buat gue, buat lo, dan buat siapapun, mari kita mulai, dari diri kita sendiri, mari kita coba, bersama-sama, salam :D
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google

WARNING..!! TULISAN INI CUMA BUAT LO YANG UDAH CUKUP DEWASA, ANAK KECIL DI LARANG BACA..!!

Akhir-akhir ini gue lagi di pusingkan oleh adek gue yang nggak kunjung di bolehin kerja sama bokap..padahal gue tau setelah lulus sekolah 2 Tahun lalu dia udah pengin banget kerja,nyari duit dan nggak cuma ngabisin waktu buat lontang-lantung doang di rumah..

Tapi apa daya, sepertinya bokap gue masih nganggep adek gue ini sebagai anak kecil yang belum bisa apa-apa, yang masih perlu untuk selalu di bimbing, dan belum waktunya untuk memutuskan segalanya sendiri, padahal umurnya hampir 21 Tahun.

Gue jadi inget 7 Tahun lalu, waktu itu umur gue 16 Tahun, ketika gue memutuskan untuk berhenti menuntut ilmu dan gue pengin kerja. terjadi keributan besar di rumah. orang tua mana yang rela melihat anaknya yang bahkan belum punya KTP memutuskan berhenti sekolah dan malah memilih panas-panasan jadi kuli bangunan? di tambah waktu itu gue menolak tawaran beasiswa untuk belajar ke Ma’had Darul ‘Ulum Zakaria, di Johannesburg, Afrika Selatan, jelas itu bukan Hal sepele buat bokap, di matanya, dan mata kebanyakan orang pada saat itu mungkin gue gila, stress, aneh atau apalah namanya, di suruh belajar enak2 nggak mau malah milih kerja jadi kuli. tapi itulah yang di sebut pilihan hidup, jiwa labil khas anak baru gede yang bawaannya pengin selalu memberontak di tambah rasa muak akan atmosfer ruang belajar, membuat gue pengin hidup ini terasa lebih nyata, dengan memutuskan semuanya sendiri, lagian gue mungkin akan lebih durhaka kalo gue nurut buat ke Afrika tapi gue nggak belajar secara maksimal disana, gue cuma main2 dan nggak serius, itu artinya gue udah ngebohongin mereka, dan pada akhirnya cepat atau lambat gue pasti mengecewakan mereka. makanya gue memilih untuk memperjuangkan secara jujur apa yang gue inginkan. walaupun pada akhirnya untuk beberapa saat gue harus menjadi musuh buat bokap gue, di cap anak durhaka mungkin pada waktu itu dan beberapa kali gue kabur dari rumah.

Kasus-kasus seperti ini mungkin banyak terjadi, termasuk sama elo2 yang nggak sengaja baca tulisan ini, kalian mungkin sedang mengalami hal yang sama dimana kalian nggak bisa mengambil alih sepenuhnya hidup kalian, dimana segala hal dalam hidup kalian di putuskan oleh orang lain.

Satu Hal yang harus kita tau, orang lain mungkin pengen yang terbaik untuk kita, tapi kita sendirilah yang tau mana yang terbaik untuk diri kita sendiri.

Pada kasus adek gue di atas, dia nggak berani buat melangkah maju, bokap gue penginnya adek gue dapet kerja yang enak dan sesuai bidang yang dia kuasai, tapi nyatanya selama 2 tahun kerjaan itu nggak kunjung dia dapatkan, menurut gue sekarang saatnya adek gue maju dan bilang  'Mari kita coba dengan cara lain, dengan caraku..' dimana adek gue pengin kerja apa aja..

Kadang orang tua cuma ragu, dan kita cuma perlu membuktikan bahwa kita akan baik-baik aja dengan apa yang kita pilih, setelah mereka melihat itu, mereka juga bakal ngerti kok.. sama ketika gue dulu kabur ke jakarta buat ikut proyek bangunan, setelah 3 bulan gue pulang, gue sehat, gue happy, setelah itu akhirnya gue di biarin buat kerja, buat melangkah di jalan yang gue pilih sendiri.

Coba itung, seberapa sering keinginan lo berlawanan dengan keinginan orang tua lo? atau keluarga lo?? 
sesekali kita perlu memberontak, mengambil alih secara penuh hidup kita sendiri, dan buktikan bahwa kita mampu, kita bisa..gue nggak ngajarin buat ngelawan orang tua, coba nurut sama orang tua, tapi ketika cara mereka udah jelas-jelas nggak berhasil, coba tawarkan opsi, nah cara menawarkan opsi ini yang macem-macem caranya, gue bener-bener nggak menyarankan buat melawan orang tua, memberontak ataupun mengikuti cara yang gue tempuh, sebisa mungkin nurutlah sama mereka, tapi kalo emang lo bener-bener nggak bisa nurutin apa yang mereka mau coba cari cara lain, ajak diskusi baik-baik, kasih alasan-alasan yang masuk akal dan bisa di mengerti, gue yakin ntar juga orang tua ngerti. 

Ketika lo ngerasa nggak nyaman akan sesuatu, jangan diem aja... ridhallah fi rihdal walidain.. Ridha Allah ada pada Ridha orang tua, tapi orang tua juga manusia yang kadang bisa salah, itulah gunanya kita sebagai anak untuk saling mengingatkan dan memberi masukan. ketika keinginan lo bertentangan dengan keinginan orang tua, jangan melawan mereka, tapi kasih pemahaman lebih banyak kepada mereka.

Dan pada akhirnya, Hidup ini mudah, ambil keputusan dan jangan pernah menyesalinya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Image By Google

Jadi gini..Tadi ada temen curhat ke gue, katanya pusing banyak masalah. dia bilang " Rasanya Gue pengin mati aja kalo begini terus, ninggalin dunia dengan segala tai kebonya dan menuju alam akhirat dengan bahagia," katanya..Gue nggak nasihatin dia, karena gue tau terlepas dari benar atau salah ada saat-saat tertentu dalam hidup ini dimana kita berada di titik terendah dan merasa seakan nggak mampu buat bangkit lagi walaupun sebenernya bisa. karena gue juga pernah menjadi labil gitu .

Setelah itu gue mikir, hidup emang nggak gampang, nggak buat siapapun. cuma Alam kan emang seimbang,  Hitam tercipta agar putih tak sia2, sakit tercipta agar kita tau nikmatnya bahagia.

Untuk terlahir di dunia manusia melewati proses yang begitu panjang, mulai dari 1 Sperma yang harus bersaing dengan 300 juta sperma lainnya untuk bisa bertemu dengan sel telur, hidup dalam kandungan, lahir, dan pada saatnya nanti tanpa di minta pun kita akan mati. iyaa, gue rasa semua ini hanya tentang berproses, bahkan hidup ini pun adalah bagian dari proses. The Panas Dalam dalam lagunya yang berjudul introspeksi berujar " Hidup adalah waktu tersisa,Diisi sebelum kalah". 

Dalang Ki Nanang Hape juga bilang "Peristiwa biasa untuk orang biasa. Peristiwa besar untuk mereka yang sanggup jadi besar." lalu kenapa nggak kita coba aja buat anggep segala rasa sakit yang sedang kita rasain ini juga bagian dari proses? anggaplah kita ini kepompong yang sedang berjuang untuk menjadi kupu-kupu, karena di dunia ini nggak ada yang benar-benar berhenti, segalanya bergerak, segalanya berubah.. bahkan kebahagiaan pun adalah proses, bukankah ketika rayap mulai tumbuh sayap,dia justru sedang dan akan segera mati??..iya, membingungkan memang, tapi kita nggak perlu kaget karena dunia ini adalah kumpulan keping demi keping paradoks, makanya orang tua kerap berpesan, Ojo Gumunan, Ojo kagetan, Eling lan waspodo.. Berhati-hatilah..

Dan pada akhirnya hidup hanya tentang bagaimana kita akan kembali, apakah dengan baik-baik, meninggalkan hal yg baik-baik dan membawa yg baik-baik?? Semoga..
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
                                                                               Image By Google

Pagi ini, gue tersenyum-senyum karena percakapan dengan seorang teman, dia bilang ' dulu kamu nakal' dan kata-kata itu langsung ngebawa gue flashback ke masa 5-6 Tahun silam.

Tulisan ini bukan klarifikasi, tapi gue sekedar ingin berbagi, bahwa gue pernah mengalami banyak hal dan berharap apapun itu bisa menjadi pelajaran yang berguna untuk orang lain.

Bermula ketika 5 Tahun lalu gue baru pulang dari pesantren. Iya pesantren, rusak-rusak gini juga gue pernah merasakan indahnya hidup di pesantren, pernah jadi harapan orang tua gue agar menjadi anak sholeh yang berguna bagi nusa,bangsa dan agama..hehehe

Tapi harapan tinggallah harapan, keluar dari pesantren bukannya gue menjadi anak sholeh kebanggaan keluarga, gue malah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, bukan terjerumus sih, tapi lebih tepatnya gue menjerumuskan diri. dan saat-saat itu mungkin menjadi saat-saat dimana gue menjadi anak yang paling mengecewakan buat bokap, tiada hari tanpa berantem sama beliau, kabur dari rumah, seminggu kemudian balik lagi, 2 hari di rumah, berantem lagi, kabur lagi, balik lagi, berantem lagi, kabur lagi..begitu seterusnya.

Gimana bokap nggak kesel sama gue? tiap hari adaa aja omongan nggak enak dari tetangga tentang gue, katanya gue bandel, nakal, troublemaker, suka berantem, dll.. disisi lain gue nggak ngerasa melakukan hal-hal yang di tuduhkan ke gue tersebut, makanya gue berang dan ngelawan ketika disalah-salahin. nyokap sampe nangis-nangis kalo ngeliat gue lagi berantem sama bokap dan ujung-ujungnya gue di usir dari rumah, ya walaupun ntar di cariin juga kalo udah berhari-hari gue nggak pulang.

Rasulullah SAW pernah bersabda : "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

Dan Hadits di atas mutlak benar, ibarat kebo sekandang, kalo satu kotor, maka yang lain pun akan ikut kotor, itu pula yang terjadi sama gue waktu itu, ketika orang nuduh gue bandel dan gue tanya balik sama mereka ' gue bandel? emang gue ngapain??' mereka nggak pernah bisa jawab, karena nyatanya gue nggak pernah ngapa-ngapain, gue cuma keseret dan ikut kena stigma buruk dari masyarakat gara-gara gue bergaulnya sama temen-temen gue yang emang hobi bikin masalah.

Tapi keputusan gue untuk terjun ke dalam pergaulan yang di nilai banyak orang salah itu gue anggap bukan sebagai kesalahan, melainkah sebuah pilihan hidup yang pada akhirnya mengajarkan gue banyak hal, sehingga gue nggak perlu menyesalinya.

Kalo orang bilang setiap hal pasti punya alasan, maka gue pun punya alasan untuk setiap hal yang gue putuskan, termasuk keputusan untuk terjun ke dunia itu.

Pada kala itu, di kampung gue masih jaman jahiliyah, tapi jahiliyah disini bukan karena orang-orangnya pada rusak semua, pada suka maksiat,dll,bukaaann..justru mayoritas penduduk kampung situ adalah orang-orang alim dan ahli ibadah. terus kenapa gue sebut jahiliyah?? kerena mereka masih suka mengkotak-kotakan banyak hal, dari mulai golongan, agama, dan status sosial.

Gue muak setiap hari di suguhi dengan pemandangan-pemandangan yang seharusnya nggak perlu terjadi, ribut-ribut khilafiyah, saling menyesatkan satu sama lain, saling menyalahkan, saling merasa paling benar sendiri, dan saling menjatuhkan antar tetangga.

Di saat generasi tua sedang berebut 'kebenaran' dan rasa hormat, generasi muda mulai merusak dirinya sendiri dengan banyak hal, macem-macem, dan mereka menjadi antipati serta jijik terhadap agama dan hal-hal baik lainnya, di mata mereka agama dan hal-hal baik itu cuma sumber keributan, sumber perpecahan, makanya mereka lebih memilih menikmati hidup ngawur asal solidaritas terjaga.

Gue bukannya sok bener, tapi jujur gue miris banget melihat keadaan waktu itu, gue bisa aja memilih jadi orang alim, jadi anak muda baik-baik yang sholeh dan sibuk ngajar ngaji, lalu setelah itu di jodohin sama anak pak haji. tapi gue nggak bisa ngeliat masyarakat memandang jijik kepada teman-teman masa kecil gue yang di anggap nakal itu. pun sebaliknya anak-anak yang semakin alergi terhadap kebaikan karena merasa tersisihkan.

buat gue waktu itu, nggak ada yang nggak bisa di perbaiki, terlambat mungkin, tapi itu lebih baik daripada enggak sama sekali. nasi udah menjadi bubur aja masih bisa di makan, masa anak-anak ini nggak bisa gue bawa ke arah yang mungkin lebih baik.

Mau lihat dasar laut maka kita harus menyelam, dan resikonya mungkin tenggelam. pun begitu dengan yang gue lakukan waktu itu, mau ngajak bener ya gue harus masuk ke kehidupan mereka, resikonya? terburuk gue kebawa arus dan ikut ancur, sementara resiko terkecil pun nggak kalah buruknya, gue ikut di cap nakal, dan itu berhasil gue rasain.

Tapi bukankah Untuk berkembangnya sebuah kebudayan, dibutuhkan seorang pemberontak?? dan gue pengin jadi pemberontak itu, gue pengin menghentikan budaya pengkotak-kotakan yang terjadi di kampung gue, gue pengin, orang-orang saling merangkul, yang udah bener nggak merasa paling bener, yang masih salah nggak anti terhadap kebenaran. itu aja sih..bukankah sesalah-salahnya kebenaran adalah merasa paling benar, dan sebenar-benar kesalahan adalah menyadari bahwa itu adalah kesalahan?

Gue pengin setiap orang nggak menuntut orang lain untuk menjadi sempurna, karena manusia sempurna adalah justeru yang memiliki kekurangan dan kelebihan, ya kan??

Banyak hal udah terjadi, keputusan-keputusan yang gue ambil emang seringkali salah, tapi dari kesalahan-kesalahan itu pula gue dapet pelajaran tentang banyak hal.. tentang ketegaran, rasa sakit, solidaritas, kerja keras,dll..
 
Gue tau gue nggak bisa mengubah kehidupan, tapi mungkin gue bisa sedikit mengubah cara pandang gue terhadap kehidupan. 

Selamat siang, di tulis di bekasi pada pukul 11.00 dengan segelas Es teh dan Bob Dylan yang bernyanyi malu-malu dari dalam komputer. Salam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Sebenernya gue ngga mau ikut pusing ketika dollar melambung tinggi kaya sekarang ini, cuma karena harga krupuk kaleng dan bakso ikut naik maka mau nggak mau hidup gue juga ikut terusik..

Dulu ketika krisis ekonomi 97/98 gue masih kecil,jadi gue ngga tau pasti apa penyebabnya, yang gue tau waktu itu bisa makan pake mie instan itu udah enak banget.. dari hasil browsing sana-sini gue mendapatkan jawaban bahwa salah satu penyebab dari krisis yang terjadi waktu itu adalah karena ketika itu masa pembayaran hutang perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN telah jatuh tempo,Artinya, pada masa itu, kebutuhan terhadap dollar meningkat. pada saat itulah, para spekulan valuta asing memborong dollar dan kemudian menjualnya dengan harga tinggi. bener atau ngga  fakta yang gue dapet di atas,yang jelas efek yang di timbulkan oleh keserakahan segelintir orang tersebut cukup membuat negara ini kacau balau,ribuan perusahaan bangkrut, pengangguran merajalela,harga-harga melambung tinggi sehingga jumlah rakyat miskin meningkat tajam,dan pemerintah Indonesia kini terbebani hutang sebesar 1500 trilyun rupiah.. Wowww.. di tambah ntah berapa ribu nyawa yang harus melayang ketika terjadi kerusuhan waktu itu.

Salah satu spekulan yang paling kuat modalnya, dan paling berperan besar dalam terjadinya krisis adalah George Soros, doi otak dibalik morat-maritnya ekonomi asia pada waktu itu, coba aja lo googling dengan keyword nama dia,pasti bakal muncul link2 artikel yang ngejelasin gimana ulahnya mengobrak-abrik keadaan ekonomi dan politik berbagai negara. sayangnya nggak sedikit juga yang mendewakannya,memuji-mujinya sebagai sosok filantropis,dermawan,dan humanis dengan  lembaga kemanusiaannya Soros Foundation. Hal ini semakin menguatkan Ungkapan Tan malaka yang mengatakan bahwa : "Kemarin tukang catut/smokkel, dan sesudah kaya-raya berlagak menjadi dermawan. Hal ini masih lazim di dunia kapitalisme."

Sekarang, perlahan tapi pasti Dollar terus merangkak naik,dan efek dominonya pun mulai terasa. pertama - tama mungkin cuma berpengaruh terhadap sejumlah produk impor, harga komputer, dan barang2 elektronik lainnya, tapi kemudian menjalar ke berbagai sektor, melambungkan harga berbagai produk lokal, ya krupuk kaleng lah,ya bakso lah,nggak lama lagi gorengan depan alfamart juga pasti ikut naik. setelah itu membangkrutkan ribuan perusahaan dan menganggurkan jutaan tenaga kerja. ( Naudzubillahimindzalik )

Sementara itu, ketika gue lagi bingung gimana nasib gue dan jutaan rakyat Indonesia ke depannya, di ujung sebelah barat pulau jawa tepatnya Cilegon menghembuskan berita yang tak kalah mengagetkan. konon kota itu kini perlahan tapi pasti berubah menjadi kota Korea. Di Kota yang di kenal sebagai kota industri itu kini berdiri pesat perusahaan-perusahaan luar negeri terutama Korea yang tenaga kerjanya juga berasal dari sana. iyaaa.. Tanah Milik kita,perusahaan punya mereka,pegawainya juga mereka..lah kita kebagian apanya dong?? kita ya kebagian jadi pembeli produk mereka..hehehe.. inikah yang di sebuh globalisasi?? . bener yang di bilang ustadz Yusuf Mansur  "Dunia membidik Indonesia. Surga Investasi & Jualan"

Dengan budaya masyarakat kita yang lebih mementingkan gengsi dan ikut-ikutan,membuat mereka seperti menjaring ikan di dalam kolam kecil,sekali serok dapet seember..

Di sudut daerah-daerah lain di Indonesia ini,sawah-sawah kita juga di garap oleh negara-negara asing,di tanami padi oleh mereka,hasilnya?? di bawa ke negara mereka,buat ngasih makan rakyat mereka,kita dapet apa?? dapet beras juga sih dari mereka,tapi harus impor,belinya pake dollar,sementara dollarnya terus naik,aduh amsyong dech..hehehe

Berbagai macam tambang hasil bumi pun di kuasai mereka, mulai dari minyak,batu bara,gas,emas,tembaga,dll.. bener yang di bilang surayah pidibaiq : "Kita mncintai tanahair, orang asing mencintai apa yang dikandungnya. Kita mendapat tanah longsor dan air banjir, orang asing mendapat intan emas berlian"

Sesekali gue bertanya, "Sampai kapan kita bakal kaya gini??" terus si Jito jawab "Sampai orang kita pinter-pinter,jadi nggak gampang di bego-begoin". Ah, Indonesia ini nggak pernah kekurangan orang pinter, banyak orang pinter disini. sayangnya, sebagian dari mereka memilih untuk hidup damai di luar negeri, sementara sebagian besar lainnya memilih untuk membodohi saudara setanah airnya sendiri. Ah sudahlahhh..


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

                                                                            ( Image By Google )

Ntah untuk keberapa kalinya, gue di bikin galau oleh ketakutan-ketakutan akan masa depan. dan kali ini nampaknya kegalauan gue berada pada tingkat 200%. otak gue di bikin oleng oleh prasangka-prasangka negative,ketakutan,pesimisme dan keminderan level akut.

Sampe-sampe gue bingung siapa kira-kira yg bisa membantu gue buat lepas dari jerat fikiran-fikiran bangsat ini. beberapa orang gue coba curhatin,dan mereka memberikan respon beragam, dan pada akhirnya walaupun saran mereka bisa di bilang maksimal,tetep aja ngga ngefek ke gue karena guenya sendiri belum mau bangkit. emang bener apa yg di bilang surayah pidibaiq : "Kau adalah tuan bagi dirimu sendiri, hatimu milikmu,mau senang atau sedih kau yang menentukan" Setajam apapun motivasi yg orang lain berikan nyatanya ngga berfungsi kalo hati gue masih mau memperkosa kegalauan.

Bokap gue bilang : Hidupmu,begitu besarr.. kalo kamu fokus pada satu titik,seindah apapun obyek lain di sekitarnya akan tak terlihat. Tuhan menganugrahkan begitu banyak nikmat kemudian kau lupakan itu semua hanya karena setitik kekhawatiran?? 

Om gue bilang : Kenapa? Pusing kenapa?? takut di tinggal kawin sama pacar lo?? kan udah gue bilang, kalo lo pengin bahagia, hiduplah sesuai kapasitas, gue bukannya nyuruh lo minder. tapi ketika lo ngga mampu melakukan sesuatu cuma ada 2 pilihan : Upgrade diri lo,atau tinggalin dan cari hal lain yg lebih mudah yg bisa lo lakuin..jadi sekarang lo tinggal pilih,mau yg mana??  + satu lagi,wanita itu makhluk gemblung,mereka adalah satu-satunya makhluk yg bisa melakukan sesuatu tanpa alasan. cukup dirasa nyaman di hari mereka,maka masuk akal atau ngga dimata orang lain itu udah ngga penting. so,beware..!!

Seenggaknya dari sekian banyak masukan,nasihat dari 2 orang di atas lah yg paling nancep di hati gue. Gue tau  ngga ada orang yang menganggap hidupnya mudah, pun begitu dengan gue, seringkali gue berfikir Tuhan memberikan gue jalan hidup yang begitu special, penuh lika-liku dan kejutan. karena begitu specialnya hidup gue, setiap hal yang gue inginkan harus gue dapatkan dengan susah payah dan kerja keras, gue ngga terbiasa dengan kemudahan,sebaliknya gue berkawan akrab dengan keterbatasan. karena hal itu juga, di hidup gue cuma ada 2 pilihan, berhasil dengan segala keterbasan lalu kemudian benar-benar menjadi pemenang yang super special, atau menyerah kemudian menjadi pecundang dan sampah nggak berguna??

Buat gue sendiri,juga buat lo,dan buat siapapun yg baca ini serta mungkin merasakan hal yang sama, apa yang bakal kita pilih?? apa yang bakal kita lakuin?? takdir ibarat angka di kalkulator, berapapun yang muncul adalah hasil dari kombinasi antar angka yang kita tekan, masa depan adalah hasil dari kombinasi antara usaha + kapasitas.

Silahkan renungkan,gue masih mau bercinta dengan realita yang sedang memunculkan sisi menyakitkannya ini. Salam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

My photo
Moezaki Irkham
I'm forever blowing bubbles
View my complete profile

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2022 (2)
    • ▼  April (2)
      • Rasio Tuhan
      • EKPRESIONISME HIDUP ALA ABU KILABAH AL JARMI
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2018 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2013 (33)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (48)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (8)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (59)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (8)
    • ►  July (4)
    • ►  June (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (9)
    • ►  February (9)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (48)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (15)
    • ►  January (11)
  • ►  2009 (61)
    • ►  August (23)
    • ►  June (20)
    • ►  May (18)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes