Negara Krupuk Kesiram Dollar

by - August 28, 2013


Sebenernya gue ngga mau ikut pusing ketika dollar melambung tinggi kaya sekarang ini, cuma karena harga krupuk kaleng dan bakso ikut naik maka mau nggak mau hidup gue juga ikut terusik..

Dulu ketika krisis ekonomi 97/98 gue masih kecil,jadi gue ngga tau pasti apa penyebabnya, yang gue tau waktu itu bisa makan pake mie instan itu udah enak banget.. dari hasil browsing sana-sini gue mendapatkan jawaban bahwa salah satu penyebab dari krisis yang terjadi waktu itu adalah karena ketika itu masa pembayaran hutang perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN telah jatuh tempo,Artinya, pada masa itu, kebutuhan terhadap dollar meningkat. pada saat itulah, para spekulan valuta asing memborong dollar dan kemudian menjualnya dengan harga tinggi. bener atau ngga  fakta yang gue dapet di atas,yang jelas efek yang di timbulkan oleh keserakahan segelintir orang tersebut cukup membuat negara ini kacau balau,ribuan perusahaan bangkrut, pengangguran merajalela,harga-harga melambung tinggi sehingga jumlah rakyat miskin meningkat tajam,dan pemerintah Indonesia kini terbebani hutang sebesar 1500 trilyun rupiah.. Wowww.. di tambah ntah berapa ribu nyawa yang harus melayang ketika terjadi kerusuhan waktu itu.

Salah satu spekulan yang paling kuat modalnya, dan paling berperan besar dalam terjadinya krisis adalah George Soros, doi otak dibalik morat-maritnya ekonomi asia pada waktu itu, coba aja lo googling dengan keyword nama dia,pasti bakal muncul link2 artikel yang ngejelasin gimana ulahnya mengobrak-abrik keadaan ekonomi dan politik berbagai negara. sayangnya nggak sedikit juga yang mendewakannya,memuji-mujinya sebagai sosok filantropis,dermawan,dan humanis dengan  lembaga kemanusiaannya Soros Foundation. Hal ini semakin menguatkan Ungkapan Tan malaka yang mengatakan bahwa : "Kemarin tukang catut/smokkel, dan sesudah kaya-raya berlagak menjadi dermawan. Hal ini masih lazim di dunia kapitalisme."

Sekarang, perlahan tapi pasti Dollar terus merangkak naik,dan efek dominonya pun mulai terasa. pertama - tama mungkin cuma berpengaruh terhadap sejumlah produk impor, harga komputer, dan barang2 elektronik lainnya, tapi kemudian menjalar ke berbagai sektor, melambungkan harga berbagai produk lokal, ya krupuk kaleng lah,ya bakso lah,nggak lama lagi gorengan depan alfamart juga pasti ikut naik. setelah itu membangkrutkan ribuan perusahaan dan menganggurkan jutaan tenaga kerja. ( Naudzubillahimindzalik )

Sementara itu, ketika gue lagi bingung gimana nasib gue dan jutaan rakyat Indonesia ke depannya, di ujung sebelah barat pulau jawa tepatnya Cilegon menghembuskan berita yang tak kalah mengagetkan. konon kota itu kini perlahan tapi pasti berubah menjadi kota Korea. Di Kota yang di kenal sebagai kota industri itu kini berdiri pesat perusahaan-perusahaan luar negeri terutama Korea yang tenaga kerjanya juga berasal dari sana. iyaaa.. Tanah Milik kita,perusahaan punya mereka,pegawainya juga mereka..lah kita kebagian apanya dong?? kita ya kebagian jadi pembeli produk mereka..hehehe.. inikah yang di sebuh globalisasi?? . bener yang di bilang ustadz Yusuf Mansur  "Dunia membidik Indonesia. Surga Investasi & Jualan"

Dengan budaya masyarakat kita yang lebih mementingkan gengsi dan ikut-ikutan,membuat mereka seperti menjaring ikan di dalam kolam kecil,sekali serok dapet seember..

Di sudut daerah-daerah lain di Indonesia ini,sawah-sawah kita juga di garap oleh negara-negara asing,di tanami padi oleh mereka,hasilnya?? di bawa ke negara mereka,buat ngasih makan rakyat mereka,kita dapet apa?? dapet beras juga sih dari mereka,tapi harus impor,belinya pake dollar,sementara dollarnya terus naik,aduh amsyong dech..hehehe

Berbagai macam tambang hasil bumi pun di kuasai mereka, mulai dari minyak,batu bara,gas,emas,tembaga,dll.. bener yang di bilang surayah pidibaiq : "Kita mncintai tanahair, orang asing mencintai apa yang dikandungnya. Kita mendapat tanah longsor dan air banjir, orang asing mendapat intan emas berlian"

Sesekali gue bertanya, "Sampai kapan kita bakal kaya gini??" terus si Jito jawab "Sampai orang kita pinter-pinter,jadi nggak gampang di bego-begoin". Ah, Indonesia ini nggak pernah kekurangan orang pinter, banyak orang pinter disini. sayangnya, sebagian dari mereka memilih untuk hidup damai di luar negeri, sementara sebagian besar lainnya memilih untuk membodohi saudara setanah airnya sendiri. Ah sudahlahhh..


You May Also Like

0 comments