The Future is Unwritten

by - April 28, 2019
“Kebanyakan masalah di hidup kita disebabkan oleh dua hal: kita bertindak tanpa berpikir,atau berpikir tanpa bertindak.” kurang lebih demikian kalimat yang di ucapkan oleh seorang teman 9 tahun yang lalu ke gw ketika lagi galau-galaunya mikirin hidup. gw gak tau harus melakukan apa sama hidup gue. kerja nggak jelas, skill nggak punya, pendidikan pun acak-acakan.

dari dulu hobi gw emang mikir. tapi mikir doang actionnya nol. gw selalu punya ide-ide yang sangkin briliannya sampe gw sendiri kesulitan untuk mewujudkannya. hahaha 

gw juga selalu kesulitan setiap kali mencoba konsisten dengan apa yang gw suka. hasilnya gw jadi manusia gak jelas dengan banyak hobi tapi nggak ada satu pun yang mateng.

sampai ketika gw ikut kerja sama seseorang yang kaya raya buat ngurusin perpustakaan pribadinya dia dimana kerjaan gw tiap hari baca buku karena gw harus menyusun buku sesuai klasifikasinya. gw nemuin tumpukan buku PEAK karya Anders Ericsson. pas gw baca isinya ternyata bagus dan bikin gw jadi tau apa yang harus gw lakukan dengan hidup gw. makanya sekarang gw pengin share barangkali aja ada temen-temen diluar sana yang sedang mengalami kegalauan-kegalauan dalam hidup seperti yang gw rasakan dulu dan berharap ini bisa sedikit membantu.

Anders Ericsson sendiri adalah seorang Profesor Psikologi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk meneliti para expert. dia meneliti tentang apa yang mereka lakukan sehingga mampu menjadi Ahli dalam sesuatu. bahkan ahlinya ahli, intinya inti, core of the core..lho?? kok jadi Pak ndul?? heuheu. dan ternyata yang mereka lakukan salah satunya adalah dengan belajar menggunakan metode Deliberate Practice. Deliberate Practice adalah metode belajar untuk meningkatkan performa dan keahlian tertentu dengan cara melakukannya terus menerus dan dengan cara yang benar serta efektif. 

Dalam salah satu judul penelitiannya yang berjudul : “The Role of Deliberate Practice in the Acquisition of Expert Performance” Ericsson memberi kita setidaknya 4 tips untuk bisa melakukan Deliberate Practice. 

Tips yang pertama adalah : Motivasi

Kita akan menjadi apa yang kita pikirkan. maka sangat penting untuk menanamkan motivasi dan optimisme yang tinggi dalam setiap tindakan yang kita ambil. Deliberate Practice adalah kegiatan jangka panjang yang harus dilakukan secara konsisten dan teratur. karena menurut Ericsson, untuk bisa menjadi Ahli kita perlu setidaknya menghabiskan waktu selama 10.000 jam untuk terus mempelajari apa yang ingin kita kuasai. bayangkan kalo kita nggak punya motivasi yang kuat? pasti belum apa-apa udah bosen di tengah jalan. 

Tapi namanya manusia gw tau nggak gampang untuk menjaga motivasi tetap membara. nah di sinilah pentingnya apresiasi. sering-sering lah apresiasi diri kita sendiri. karena mengharapkan apresiasi dari luar diri kita sendiri seringkali malah mengecewakan dan menimbulkan demotivasi. yakinkan bahwa kita tidak di letakan oleh Tuhan kedunia hanya untuk begini-begini aja. pasti ada tujuan luar biasa yang Tuhan rencakanan untuk kita. makanya hargai apapun yang kita kerjakan, jangan pernah meremehkan diri kita sendiri. karena kata Plato : “Jangan pernah mematahkan semangat kepada siapa pun yang terus membuat kemajuan, tidak peduli seberapa lambat." 

Tips yang kedua adalah : Latihan yang terencana.

Ketika orang bilang “Practice makes perfect” mungkin mereka nggak salah. tapi menurut Ericsson yang lebih bener lagi adalah adalah “perfect practice that makes perfect.” karena Deliberate Practire di desain khusus agar supaya skill kita meningkat pesat dan berhasil menjadi ahli makanya kita pun nggak bisa sembarangan berlatih tanpa efektivitas yang jelas.

Misal kita pengin Ahli menggambar, kita perlu cari tau jenis gambar model apa yang pengin kita kuasai? realistis kah? animasi kah? dengan begitu kita akan lebih fokus dan terhindar dari multitasking learning yang justru malah bikin rusak otak.

Tips ketiga adalah : Feedback.

Udah semangat banget, udah konsisten dan terencana, setelah sedikit demi sedikit kita mampu menghasilkan sesuatu dari yang kita pelajari langkah selanjutnya adalah mencari feedback atau umpan balik. karena hanya dengan feedback kita tau seberapa jauh kualitas pencapaian kita. karena target kita adalah melewati standar yang ada maka sangat penting untuk terus menerut mencari feedback agar kita tau letak kekurangan-kekurangan yang perlu di perbaiki dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ada ataupun dengan bimbingan mentor atau guru. bisa juga dengan ikut lomba atau kompetisi untuk mengukur sudah sejauh apa kemampuan kita.

Dan tips yang terakhir adalah : Repetisi atau pengulangan.

Seperti yang dijelasin di atas untuk menjadi Ahlinya Ahli kita memerlukan waktu setidaknya 10.000 jam. maka selama itu pula kita perlu menjaga motivasi tetap membara, melakukan latihan yang terencana dan mencari feedback terus menerus karena Repetisi adalah Koentji.

Kok lama? kok susah? enggak ada yang mudah dalam hidup ini, anak muda. Deliberate Practice membutuhkan komitmen, fokus, usaha, dan ketahanan mental yang kuat. dan kalo kita berhasil melalui semua itu, kita pasti akan mendapatkan peningkatan skill dan jadi Ahli di bidang yang kita pelajari. ini menjadi penting karena konon di era Globalisasi dan Revolusi digital 4.0 kaya zaman sekarang yang di butuhkan oleh dunia adalah para expert-expert di bidang tertentu, bukan orang-orang dengan banyak keahilan tapi semuanya setengah mateng.

Pada akhirnya, gw membuktikan sendiri bahwa dengan langkah-langkah yang tepat nggak ada yang nggak mungkin dalam hidup ini. karena seperti judul film documentarnya Joe Strommer yang dijadikan prinsip hidup oleh salah seorang kawan bahwa “The Future is Unwitten”. maka jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa dan jangan anggap mimpi-mimpi hanya angan-angan saja.

Terahir, gw pengin mengutip sebuah kalimat dari mendiang Stephen Hawking “Betapa pun sulitnya kehidupan, tampaknya selalu ada sesuatu yang dapat Anda lakukan dan sukseskan. Sangat penting bahwa Anda tidak menyerah. Bebaskan imajinasi Anda. Bentuklah masa depan," 

Salam.

You May Also Like

0 comments