by your self

by - June 01, 2009
Dalam sebuah riwayat diceritakan, pada suatu hari Luqman Al-Hakim masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor keledai, sedangkan anaknya mengikuti dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, sebagian orang di pasar pun berkata, “Lihatlah orangtua itu yang tidak bertimbang rasa menaiki keledai, sedangkan anaknya dibiarkannya berjalan kaki.”



Setelah mendengar desas-desus dari khalayak ramai, maka Luqman pun turun dari keledainya, kemudian dinaikkannya anaknya diatas keledai itu. Melihat yang demikian, maka sebagian orang pasar itu berkata pula, “Lihatlah itu, orangtuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak-enak menunggang keledai itu, sungguh kurang beradab anak itu!”



Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik keatas keledai itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang-orang di pasar pun berkata lagi, “Lihat dua orang itu, menunggangi seekor keledai, sungguh kasihan keledai itu.”



Oleh karena tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari keledai itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, “Dua orang berjalan kaki, sedangkan keledainya tidak ditunggangi, betapa mubazirnya.”

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman Al-Hakim menasihati anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka. Katanya, “Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah SWT saja. Barangsiapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangan dalam segala hal.” ( fadhail ibadah )

satu pelajaran buat gw..mendengar kata orang boleh saja..tapi buat nurut kata orang kaya'y gw harus mikir" dulu...karna klo gw sll nurutin kata orang sampe kapanpun gw ga bkl bisa jadi diri sendiri !!!!

You May Also Like

0 comments