Cutting Edge in The Line
Seperti kebanyakan anak kecil pada umumnya,dulu gue juga sering di dongengin sebelum tidur sama bokap,tapi dongengnya seringkali bukan dongeng-dongeng tentang binatang kaya kancil dan temen-temennya,tapi cerita-cerita islami,kisah tokoh-tokoh islam,dan sejenisnya..
Salah satu dongeng yang sering gue denger adalah ini :
Jaman dahulu,hiduplah 4 orang santri,setiap hari mereka selalu menyibukan diri untuk belajar ilmu agama pada seorang kyai..suatu hari sang kyai mengajarkan tentang ilmu Tauhid,beliau menjelaskan bahwa Tuhan itu Maha melihat,tak ada sejengkal tempatpun di alam raya ini yang luput dari pengawasan Tuhan,di dalam Tanah,di dalam batu,di dalam laut terdalam,dimanapun..
Setelah pelajaran selesai,Sang Kyai memberikan masing2 muridnya seekor ayam dan sebilah pisau,lalu menyuruh mereka untuk memotong ayam tersebut,tapi dengan satu syarat mereka harus memotong ayam tersebut di tempat yang tak bisa di lihat oleh siapapun..para santri pun menurut dan mencari tempat untuk memotong ayamnya masing-masing..
Tak lama setelah itu,satu persatu dari mereka kembali dengan ayam yang telah terpotong,tapi salah seorang dari mereka kembali tanpa ayam yg terpotong,ayamnya masih tetep hidup..
Sang Kyai pun menanyai satu persatu santrinya, "Santri 1,dimana kamu menyembelih ayammu?" katanya pada salah seorang santri..
Dengan sedikit senyum bangga santrinya menjawab " dia atas gunung sana Kyai,dan saya yakin tak ada siapapun yang bisa melihat karena tak ada seorang pun yang berani kesana.." jawabnya bangga..
"Lalu kau santri 2??" lanjut sang Kyai pada santri lainnya.."di gua di dalam Hutan pak Kyai,saya jamin tak ada yang melihat" jawab santri 2..
"Dan kau,santri 3? dimana kau potong ayammu??" "Di pinggir sungai sana pak Kyai" jawab santri 3 "Kau yakin tak ada yang melihat??" lanjut Sang kyai " Sangat yakin" jawab santri 3 lagi mantap..
Lalu pak kyai menatap tajam santri 4 yang belum memotong ayamnya," kamu,kenapa tak memotong ayamnya??" tanya pak kyai dengan penasaran "Sebelumnya maaf pak kyai,saya bukannya tak mematuhi perintah anda,tapi seperti yang anda jelaskan sebelumnya bahwa Tuhan maha melihat,tak ada sejengkal tempat pun di alam ini yang luput dari pengawasanNYA,lalu anda menyuruh kami mencari tempat yang tak bisa dilihat siapapun?? bagaimana kami bisa?" Jawab santri 4 dengan mantap.
Sang Kyai pun tersenyum bangga,lalu berkata bahwa dari ke 4 santrinya,cuma santri 4 lah yang lulus ujiannya.
Awalnya,moral dari dongeng di atas yang berhasil gue tangkep dan gue pahami adalah cuma Tuhan Maha Melihat,Tuhan Maha Tau,maka selihai apapun kita menutupi kebohongan,menutupi kepalsuan dan kemunafikan,ada Tuhan yang tau semuanya.
Lalu pada perkembangannya,ketika gue sedang mencoba bernostalgia dengan dongeng-dongeng masa kecil gue gue berhasil mendapatkan satu moral lagi dari dongeng tersebut,yaitu bahwa terkadang kita perlu mengambil jalan lain,jalan yang berbeda untuk mencapai kebenaran.
Jangan takut untuk menjadi beda,jika pada akhirnya kita bisa membuktikan bahwa apa yang kita pilih adalah benar,yang terpenting adalah apa yang kita lakukan berdasar dan bisa di pertanggung jawabkan.
Tapi bukan berarti gue setuju dengan apa yang terjadi dewasa ini,saat muncul sebagian orang yang menggagas modernisasi islam lalu mencoba mendobrak hukum-hukum bakunya,whatever siapa mereka,mereka ahli,mereka pakar,tapi ketika hasil pemikiran mereka disampaikan kepada orang-orang awam yang tak tau apa-apa,maka akan berbahaya dan cenderung menyesatkan.
So,di sisi mana kau berjalan,di garis itulah kau berjuang,demi kepentingan atau pun demi kebenaran,ada Tuhan yang selalu menyaksikan,dan pada akhirnya kau sendirilah yang mempertanggung jawabkan.
Syalam,meehh..
0 comments