Powered by Blogger.

Just a Little Stories

sekedar caraku untuk mengerti apa itu hidup? untuk apa aku hidup? dan seperti apa aku menjalani hidup..


image by google

20:12 di sudut sebuah kafe, Gandaria city lantai 1

Secangkir kopi itu masih utuh,tak ku sentuh sedikitpun,aku tak tega untuk merusaknya,aku hanya meraba-raba bibir cangkirnya berharap senyum yang tergambar disana mulai memudar lalu aku akan segera bisa menikmatinya..

Mall ini tak terlalu ramai,ekslusifitas membuatnya hanya dimasuki oleh orang-orang yg merasa dan mengaku dirinya sebagai 'sosialita'..dan aku?? "Lo tunggu aja di cafe A,gw agak telat dikit,pesen apa aja yang lo mau,gw yang bayar" begitu kata teman ku di telfon tadi sekaligus menjadikan alasan aku masuk ke dalam mall dan cafe ini,dan berani memesan secangkir kopi yang bisa tersenyum..

Mungkin sedikit norak,tapi jujur aku tak biasa melakukan pertemuan di tempat-tempat seperti ini,di tempat dimana secangkir kopi bisa lebih mahal dari harga celana dalam..

Ada banyak orang di dalam cafe ini,ntah apa tujuannya.. si gadis di ujung sana yang diam saja sambil terus mengaduk isi cangkirnya..beberapa orang di sebelah kiri ku yang saling tertawa lepas,dan 2 orang gadis di sebelah kanan ku yang sembari menghisap dalam rokoknya terus menyebut nama 'Si Arman' si arman itu begini,si arman itu begitu,dan blablabla...

Seandainya hidup secepat hisapan rokok gadis-gadis tersebut -yang ku hitung sudah 5 batang mereka habiskan dalam waktu kurang dari setengah jam- alangkah indahnya,aku tak perlu cape-cape bekerja,tak perlu cape-cape memikirkan masa depan,mas kawin?? biaya pernikahan?? rumah?? kendaraan ?? deposito?? asuransi kesehatan?? tak perlu lagi rasanya aku mendengar hal-hal itu dari mulut orang tua pacarku tiap aku 'bertandang' ke rumahnya..

Tapi sudahlah,meskipun kata pak ustadz juga hidup ini sementara,tapi tetap saja lama,selama aku menabung untuk membeli laptop yang bertahun-tahun tapi tak kesampaian juga sehingga akhirnya aku memutuskan kredit..hanjirrr..untuk membeli laptop yang harganya sekarang begitu murah saja aku kredit,bagaimana aku bisa mengumpulkan kekayaan sekitar 10 M seperti yang di gadang-gadang calon mertuaku?? hahaha..

Pada akhirnya,butuh bertahun-tahun untuk menyadarkanku bahwa aku adalah laki-laki yang dilahirkan dengan susah payah dan setelah itu di beri nama Langit..dengan harapan,sekuat apapun goncangan yang terjadi di bumi,langit tak akan pernah runtuh..yaa..orang tua ku tak ingin anaknya punya masalah dengan kepercayaan diri.. "Maju terusss..langit itu di atas..kamu adalah Langit,yang jangkauannya tak terhingga,dan dunia hanyalah sebutir debu kecil dibawah kakinya,kamu pasti bisa melakukannya.." yaa,aku bisaa..mah..paah..

Sekarang mari kita berbicara mimpi dan pencapaian..setiap akhir tahun seperti ini orang-orang biasanya melakukan evaluasi,berbicara tentang target,cita-cita,harapan dan sejenisnya. meskipun aku tak biasa membuat hidup ku terlalu formal dengan malakukan evaluasi,tapi tak ada salahnya mencoba..ya kan?? 

Ada beberapa hal besar yang berhasil aku capai tahun ini,selain sebuah piala ntah berbahan apa yang ku dapat dari memenangkan lomba karambol pada acara 17 agustusan,ikut pula mewarnai kamar kost ku menempel di dinding selembar kertas berisi cerpen..ya,itu adalah cerpen pertamaku yang berhasil di muat di sebuah majalan beberapa bulan yang lalu..dan itu ku anggap sebagai pencapaian terbesar sepanjang masa..bukannya aku cepat puas,sekedar penghargaan kepada diri sendiri..mungkinkah Thomas Alfa edison berhasil menemukan hal-hal besar tanpa menghargai hal-hal kecil yang ditemukan sebelumnya?? kurasa tidak..keberhasilannya terbentuk dari penghargaan atas kegagalan-kegagalan dan pencapaian-pencapaian kecil yang dia dapatkan..

Selebihnya? aku adalah bajingan tengik yang menjalani hidup dengan stagnan di depan computer.

Ah tapi jangan anggap aku tak punya mimpi dan harapan di tahun depan..seandainya kiamat batal terjadi,maka aku ingin pergi ke kuba,menghisap cerutu bersama fidel castro,dan ke jamaica,ikut memanen ganja dan membawanya ke afrika selatan,untuk kemudian menghisapnya bersama nelson mandela..

***
Aku mulai muak dengan atmosfer di tempat ini,mereka menyebutnya ekslusif,berkelas,atau ntah apa lagi namanya..tapi yang aku rasakan adalah dingin,angkuh..tempat ini benar-benar tak lebih baik dari kedai kopi mang akim,yang aku akan dengan nyaman menghabiskan tiap malamku disana,menulis sambil sesekali tertawa bersama supir-supir angkot,mendengar caci maki mereka kepada gubernur yang tak kunjung juga membenahi macet,dan membahas tentang sepak bola..tidak seperti disini,obrolan orang-orang yang ku dengar seputar hermes,louis vuitton,katty perry,kristen stewart dan banyak lagi yang aku tak tau satu pun sejenis apa atau siapa mereka..

Mungkin ini hanya tentang kapasitas..dan iya,seperti di katakan pidibaiq dalam bukunya,lautan memang luas,ikannya warna warni dan di tepiannya banyak bikini,tapi aku adalah ikan air tawar,yang kenyamanannya tinggal di empang..

"Manusia memang harus pandai-pandai menempatkan diri,tau dimana dia seharusnya berada.." kurang lebih seperti itulah nasihat ayah ku,"demi kenyamanan dirinya dan orang lain.." lanjutnya lagi..

Di pintu masuk kafe,seseorang yang ku kenal nampak tergopoh-gopoh berjalan menghampiriku...dan kopi ini mulia dingin,asap harumnya yang sedari tadi mengepul sudah mulai habis..tapi senyumnya,masih jelas dan belum pudar sedikit pun..beginilah seharusnya hidup..selama apapun nasib tak memperdulikan kita,setipis apapun harapan yang tersisa,selayaknya senyum tetap terjaga..berhenti melihat keluar,lihatlah ke dalam..lihat ke dalam dirimu sendiri..

Akhmad Muzaki Irkham 1 Desember 2012


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google


Sebagian anak-anak bercita-cita untuk menjadi dokter, sebagian lainnya bercita-cita ingin menjadi pemain bola, sedangkan aku seorang bocah yang hanya ingin melewati hari demi harinya tanpa penyesalan. setidaknya itu beberapa tahun yang lalu ketika usiaku baru menginjak belasan tahun.

Ketika itu, momok paling menakutkan dalam hidup adalah 'penyesalan' sampai-sampai aku di tuntut untuk rajin belajar, rajin sekolah , dan sebisa mungkin meminimalisir kesalahan, semata-mata hanya agar tak menyesal di hari tua, katanya..

lalu sekarang, setelah aku tepat menginjak usia 22 Tahun, setelah aku ntah berapa kali harus jatuh bangun melakukan kesalahan dan merasakan pahitnya kegagalan demi kegagalan, segalanya terasa sama saja. sedikit menyesal mungkin, tapi ternyata penyesalan tak seburuk yang ku bayangkan. seperti yang Nelson Mandela katakan 'If I had my time over I would do the same again. So would any man who dares call himself a man."
yap.. jika reinkarnasi itu ada, dan aku di lahirkan kembali, maka aku akan memilih jalan hidup yang sama, melakukan hal-hal yang sama seperti apa yang aku lakukan sekarang.

Setiap orang memiliki hal-hal yang mereka anggap istimewa dalam hidupnya, dan keistimewaan yang ku miliki adalah ketika aku tak punya uang untuk di habiskan, tak punya hari esok untuk di harapkan. aku hanya punya hari ini yang harus ku nikmati, ku manfaatkan detik demi detiknya agar tak sia-sia Tuhan telah mendeportasiku dari Surga ke Bumi.

Kehidupan itu silih berganti, datang dan pergi, seseorang lahir, seseorang lainnya mati. hari ini aku merayakan ulang Tahun,dan itu artinya waktuku di bumi berkurang lagi. tapi jika boleh meminta, aku tak ingin mati sebelum melakukan sesuatu yang berguna untuk manusia lainnya seperti Nelson Mandela.

Dan Semalam beliau muncul dalam mimpiku kemudian mengucapkan sesuatu dalam bahasa latin "Hodie mihi, cras tibi,Hari ini aku,besok kamu..hidup cuma sekali, buatlah berarti setelah itu mati..!!

Selamat ulang tahun aku, selamat jalan Kek Madiba..Rest in peace, Thank you for everything.

Moezaki Irkham, 7 - Desember - 2013 Pukul 11.30 WIB
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google ( Antara foto )


Baiklah, aku akan memulai ceritaku dari sini, dari bangku paling depan sebuah gerbong kereta, persis tepat di sebelah toilet yang memaksaku harus menikmati aroma pesing sepanjang perjalanan.

Di tengah kencangnya laju kereta, dari tempatku duduk aku bisa melihat pemandangan di luar sana, saat itu tepat pukul 03.00 pagi, saat sinar rembulan remang-remang menyinari hamparan padi siap panen di sawah-sawah sepanjang pesisir pantura. dengan sinar yang terbatas pula, sesekali aku menangkap siluet bangunan-bangunan yang sedang di bangun di tengah-tengah persawahan tersebut, dan nampak baliho-baliho besar bertuliskan 'Hunian nyaman, pesan dari sekarang sebelum kehabisan'

"Mungkin suatu saat nanti akan tiba masanya, dimana kita harus menanam padi di atas atap rumah kita sendiri kalo mau tetep bisa makan ya mas??" itu suara kakek-kakek di depanku yang baru bangun tidur yang melihatku sedang memperhatikan pemandangan di luar kereta.

" Eeee.. iya, kek.." Jawabku singkat dan fikiranku kembali melayang.

Benar, mungkin akan tiba saatnya kita tak punya lagi lahan untuk bercocok tanam, sebuah artikel menyebutkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2010), terjadi penyusutan lahan pertanian sebesar 12.6 ribu hektare di pulau Jawa, sedangkan secara nasional lahan pertanian menyusut sebesar 27 ribu hektare.

Jika sekedar untuk pemukiman, kawasan industri, dll kenapa harus mengalih fungsikan lahan pertanian? kenapa tak cari lahan kurang subur seperti yang islam ajarkan??

Mungkin akan tiba saatnya juga ketika swasembada pangan hanya menjadi kenangan, oh tapi tak perlu menunggu nanti, bukankah sekarang pun sudah terjadi? dimana hampir 75 persen kebutuhan pangan dalam negeri kita dipenuhi dari impor. Jagung 11 persen, daging sapi 23 persen, garam 50 persen dan kedelai 70 persen. bahkan singkong pun kita impor, kan??

belum lagi hilang dari ingatanku, sebuah kabar yang menyebutkan bahwa 2 perusahaan asing Cina dan Malaysia akan menggarap sawah di Indonesia. jika benar, maka ini sungguh ironis, jika minyak dan pertambangan lainnya milik kita di invasi asing, mungkin masih wajar, tapi kali ini apa? Sawah?? Negara Agraris yang krisis pangan dan sawahnya di garap oleh negara lain.

Aku tiba-tiba terbayang 20 Tahun yang akan datang, kira-kira akan seperti apa?? Lahan pertanian kita habis, sumber daya alam ludes, sumber daya manusia pun kalah bersaing dengan SDM2 asing yang membanjiri Indonesia dengan adanya AFTA yang konon akan di berlakukan mulai 2015.

Lihatlah Cilegon, Daerah di ujung barat pulau jawa itu, konon sekarang sedang menghadapi perubahan besar dengan masuknya Industri Korea dan menggunakan tenaga kerja dari Negara Asalnya.

"Makanya, jadilah sumber daya yang berkualitas, jadi nggak takut bersaing."

Iya, tapi maaf, bukannya aku anti kemajuan, tak percaya diri, atau apapun itu, tapi kalau boleh berpendapat maka aku akan bilang ' Belum saatnya' Indonesia belum siap untuk persaingan tersebut, kita bahkan tak mempersiapkan diri. lihat saja, pemimpin kita bukannya sibuk mempersiapkan rakyatnya menghadapi persaingan yang sudah di depan mata, mereka justru sibuk merusak jengkal demi jengkal negeri ini. manusia-manusia pintar itu bukannya mendidik yang lainnya agar sama-sama menjadi berkualitas, justru membodohi. yang pintar membodohi, yang bodoh mati.

Ah ntahlah, kenapa aku jadi pusing memikirkan negara? padahal negara juga tak pernah memikirkanku...tapi tunggu dulu, aku tak memikirkan negara, tapi aku memikirkan diriku sendiri, dan teman juga saudara-saudaraku yang lainnya. karena mungkin aku gagal menjadi warga negara yang baik, aku juga gagal mewujudkan mimpi dan harapan-harapanku, tapi setidaknya aku tidak ingin gagal menjadi manusia, dan manusia gagal adalah yang tak perduli pada manusia lainnya.

Aku sudah disini, di peron 2 stasiun poncol semarang, menunggu jemputan sambil menikmati di tikam kesunyian. benar kata orang, jika kau ingin merasakan kesunyian yang sesungguhnya, pergilah ke stasiun, duduklah disana, lalu perasaan yang kau rasakan ketika perlahan kereta pergi meninggalkanmu sampai akhirnya benar-benar menghilang, itulah sunyi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

                                     
                                                                    image by goggle


"Cerpen ini adalah terusan dari cerpen sebelumnya yang berjudul : Is This Love [OR] Pragmatism "

 

Ya, aku memang pernah berjanji, bahkan aku pernah mengajakmu lari.. tapi jika sekarang aku harus jujur, itu sekedar usahaku untuk mencoba menutupi keraguanku sendiri..

Maafkan jika aku sedikit egosentris, tapi bukankah Sudjiwo Tedjo budayawan idolamu itu pernah berkata " Wanita memang suka es krim dan coklat, tapi mereka lebih suka kepastian.." ini bukan justifikasi atas apa yang telah aku lakukan, tapi aku harap kamu bisa mengerti..

Bukan aku tak percaya bahwa kamu juga bisa sukses, tapi aku hanya tak bisa menunggu lebih lama lagi.. " Sayang, sukses itu proses, bukan pencapaian, ketika kita bisa menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan puas atas apa-apa yang Tuhan telah tentukan, itulah sukses " Katamu sesekali waktu padaku.. dan ya, aku setuju, aku hanya mulai berfikir bahwa Cintamu mungkin cukup mampu untuk membuatku bertahan hidup, tapi menikah bukan hanya soal bercinta, karenanya aku memutuskan untuk memilih laki-laki lain, maaf..

Kau juga bilang " Dunia adalah arena persaingan, sedikit saja langkahmu berhenti, itu artinya kau harus merelakan apa yang kau cintai " dan ketika kau tak kunjung datang kerumah pada hari-hari dimana aku selalu mendapatkan tekanan dari keluargaku untuk segera meninggalkanmu, keraguanmu mulai lahir, tumbuh dan menjulang..

Terdengar suara Bob Marley bernyanyi malu-malu dari headset yang ku kenakan..

So don't treat me like a puppet on a string,
'Cause I know I have to do my thing.
Don't talk to me as if you think I'm dumb;
I wanna know when you're gonna come - soon.
I don't wanna wait in vain for your love;


itu adalah lirik lagu Waiting In Vain yang dulu kau nyanyikan ketika sedang mendekatiku, dan lagu itu pula yang menjadi acuanku untuk meninggalkanmu, maaf..

Ku harap kau tak pernah membenciku, bukankah kau pernah bilang " Tak ada manusia yang salah, yang ada hanya kesalahan, bencilah perbuatannya, tapi jangan benci manusianya..".
Aku merindukanmu, seseorang yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan, tentang konsekuensi dari segala hal yang telah kita putuskan.

Aku rindu, saat-saat dimana kau dengan penuh semangat menceritakan kisah demi kisah pewayangan padaku.. kau pernah menjulukiku Surtikanti ketika pada satu kesempatan aku mengajakmu kawin lari..kau juga pernah bilang "Jika pada akhirnya kau menikah dengan orang lain, jadilah Banowati, yang cintanya hanya untuk Arjuna, meskipun telah bersuamikan Duryudana, dan aku adalah Arjuna, yang tak perduli dia menikmati senyum dan wangimu, karena aku tahu, hatimu sudah milikku.."

tiba-tiba lamunanku di kagetkan oleh suara seseorang yang memanggil namaku..

"Ibu Senja.."

" Yaa.." Jawabku seraya bangkit dari bangku di ruang tunggu ini, semoga hasil check up menunjukan jika janin di rahimku ini sehat dan baik-baik saja.. dan jika dia lahir kelak, aku akan memberinya nama seperti namamu..

" Langit "

Bekasi, 09 - November - 2013 , di tulis sambil gigit spidol pada pukul setengah sembilan pagi. :D

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google

"kita harus berjuang, kamu mau, kan?." Katanya sembari menggenggam erat tanganku. "Aku nggak mau semua yang udah kita lewatin bareng-bareng sia-sia gitu aja, aku nggak mau semuanya cuma jadi kenangan" katanya lagi ketika aku baru saja hendak menganggukan kepala..

"Pasti.!" kataku mantap..

Aku tak pernah mengenal kata menyerah, jika sesekali aku berhenti melangkah,itu bukan menyerah, tapi itu ikhlas, dan kata pidibaiq ikhlas adalah membiarkan diri tenang, sedangkan menyerah membiarkan diri kalah..

Pada tetes terakhir dari 2 pitcher beer yang telah aku habiskan ini, tiba-tiba aku teringat kata-katanya di kesempatan yang lain " Jika pada akhirnya kita tetap tak mendapatkan restu, aku mau kok kamu bawa kabur " dan itu membuatku teringat pada kisah cinta Basukarna dan Surtikanti dalam pewayangan..iya, dia merelakan dirinya di culik oleh Basukarna pada hari pernikahannya dengan Duryudana lelaki pilihan ayahnya, dia tak lagi memperdulikan restu orang tua, baginya, cintanya pada Basukarna adalah restu dari Tuhan dalam bentuk yang lain, dan itu lebih penting dari restu siapapun.
Barangkali, kita tak perlu menjadi seperti mereka, melawan apapun demi bisa menua bersama, kita hanya butuh kesiapan untuk merelakan apa-apa yang memang seharusnya kita lepaskan..

" Kamu kok ngomong gitu?? kamu pesimis? kamu nggak mau memperjuangkan cinta kita?? " katanya penuh emosi ketika aku mencoba menjelaskan bahwa dalam hidup tak segalanya bisa kita genggam.

Aku tersenyum kecil ketika hembusan angin malam menyapu lembut wajahku, dan gelas itu benar-benar telah kering, mungkin ini saatnya aku keluar dari cafe ini, berhenti hanyut dari bayang-bayang kenangan masa lalu, kenangan tentang kamu yang mungkin sekarang sedang bercinta dengan suamimu, seorang laki-laki yang membuatmu akhirnya meninggalkan ku dan mengingkari janji yang dulu kau katakan sendiri.

dan Aku pun telah setuju, dengan Rendra yang bilang " Perempuan bagai belut, meski tlah kau kenali segala lekuk liku tubuhnya, sukmanya selalu luput dari genggaman-" yaa, bahkan kau luput dari janji dan keyakinanmu sendiri.

Terdengar alunan lagu Bob Marley dari band yang sedang live di depan sana ketika aku hampir saya terhuyung jatuh saat mencoba bangkit untuk meninggalkan cafe ini..

I wanna love you and treat you right;
I wanna love you every day and every night:We'll be together with a roof right over our heads;
We'll share the shelter of my single bed;
We'll share the same room, yeah! - for Jah provide the bread.
Is this love - is this love - is this love -
Is this love that I'm feelin'?
Is this love - is this love - is this love -
Is this love that I'm feelin'?
I wanna know - wanna know - wanna know now!
I got to know - got to know - got to know now!
Dan lagi, aku kembali tersenyum kecil, aku tak ingin lagi mencintaimu setiap hari, aku hanya mencintaimu kemarin, karena dunia tak pernah mengenal kata 'selamanya', aku pun tak pernah punya alasan kenapa setiap malam tetes demi tetes beer selalu membawa ingatanku kepadamu, padahal kau telah satu atap dan berbagi tempat tidur dengan laki-laki lain..
Is this love??

Ntahlah, barangkali benar, Cinta lebih mudah dirasakan daripada harus dimengerti, itulah mungkin mengapa lebih butuh balasan daripada alasan.

dan aku pun teringat kata-kata terakhir Basukarna dalam surat yang di tulisnya untuk Surtikanti Istrinya sebelum tewas dalam perang baratayudha 'Satu-satunya kesedihanku ialah bahwa aku tak akan lagi bisa memandangmu, ketika kau memandangku.'

Semoga kau bahagia, kekasih..

Bekasi, 08-november-2013, di tulis pake hp sambil ngepel dan senang pukul 17.15



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Image By Google

Siapakah gerangan itu?? seorang pemuda yang tersungkur tak berdaya, tewas di bunuh Rahwana. jelas dia bukan orang biasa, karena mampu mengimbangi Rahwana begitu lama walaupun pada akhirnya dia harus terbunuh, baiklah, perkenalkan, dialah Bambang Sumantri, seorang ksatria dari Maespati yang  hebat, cerdas, penuh tanggung jawab. Seorang pemuda ambisius yang tak segan mengorbankan segalanya demi bertanggung jawab atas apa yang telah di sanggupinya. Saat tubuhnya Hancur di cabik-cabik Rahwana, jiwanya melayang pelan menuju Nirwana di Gerbangnya telah menunggu seseorang, Sukrasana, adik tercinta yang dulu di bunuhnya.

Beberapa Tahun sebelum hal itu terjadi..

 Sumantri dan Sukrasana adalah kakak beradik yang tak terpisahkan, hidup bersama saling menyayangi dan melengkapi. secara fisik mereka jauh berbeda, Sumantri yang seorang pemuda sempurna, tampan lagi menawan, sementara Sukrasana adalah seorang raksasa bajang,  cebol, buruk rupa bahkan cenderung menakutkan. tapi dalam hal kesaktian dan kebijaksanaan Sukrasana yang raksasa buruk rupa itu satu tingkat di Atas kakaknya Sumantri.

Layaknya Manusia pada umumnya, Sumantri juga punya mimpi, punya cita-cita, maka di putuskannya lah untuk pergi merantau ke kota raja, tapi dia tak ingin membawa adiknya.difikirannya adiknya yang buruk rupa itu hanya akan menjadi beban dan penghalang karirnya kelak. maka di pagi yang belum sempurna itu, saat matahari bahkan belum menunjukan dirinya, Sumantri pergi meninggalkan adiknya yang sedang tertidur lelap.. "Aku pergi, adikku, maafkan aku.." Batinnya kala itu.

Sumantri bukan pemuda sembarangan, selain sakti dia juga berbakat, maka tak heran jika karirnya berkembang pesat, dia berhasil menduduki posisi penting di kerayaan Maespati, dalam suatu pertempuran, dia berhasil membebaskan Negeri Magada dari kepungan pasukan Widarba. dia menang telak. pasukannya membawa banyak tawanan dan rampasan. tapi kemenangan membuat Sumantri lupa diri. bukannya segera pulang. Di perbatasan, dia justru mengirim surat ke Maespati dan menantang Rajanya sendiri Harjuna Sasrabahu perang tanding.kesombongannya tiba-tiba melonjak. Juga keraguan akan kekuatan dan kesaktian sang raja.

Barangkali dia sekedar ingin menjajal kesaktian sang Raja, atau dia hanya sedang mabuk kemenangan?? Apapun itu nyatanya pada akhirnya dia kalah telak oleh Prabu Harjuna Sasrabahu, dan beruntung dia tak di hukum mati atas perbuatan makarnya. sebagai hukuman dia hanya di tugaskan untuk memindahkan taman Sriwedari dari Kahyangan ke Istana. Sebuah tugas yang tak main-main bahkan nyaris mustahil.

Sumantri Hampir saja Putus asa jika saja saat itu adiknya Sukrasana tak tiba-tiba datang, dengan kesaktian yang ia miliki, dengan mudah dia bisa membantu kakaknya menyelesaikan tugas itu, Taman Sriwedari berhasil di pindahkan dari Kahyangan, bahkan tak ada sehelai daun kuning pun yang ketinggalan.

Kisah berakhir dan Happy ending?? No.. Hidup punya garis dan ketentuannya sendiri.. Ketika Citrawati permaisuri Raja itu sedang menikmati keindahan taman Sriwedari tiba-tiba Sukrasana muncul, sontak sang Permaisuri kaget dan ketakutan melihat Raksasa kerdil dan buruk rupa tersebut. Sumantri malu dan meminta adiknya untuk segera pergi, Tapi Sukrasana menolak. Sumantri yang kehabisan cara merentangkan anak panah, di bidikan ke arah Sukrasana dengan maksud menakut-nakuti, tapi apa daya, nasib berkata lain, panah terlepas dan tepat mengenai dada Sukrasana, Sukrasana Tewas di tangan kakaknya, ntah sengaja atau tidak tapi nyatanya dia tewas di tangan orang yg paling dia sayangi.

Di masa sekarang, kita mungkin bertanya, manusia macam apa Sumantri ini?? Satu sisi dia cerdas, bertanggung jawab dan di sisi lainnya dia seperti tak punya hati nurani.

Barangkali tak hanya di dunia wayang, di dunia nyata kita sekarang ini pun kita akan dengan mudah menemukan manusia-manusia seperti ini, bahkan bisa jadi kita salah satunya. Manusia Oportunis yang hanya mau memanfaatkan orang lain kemudian mencampakannya begitu saja ketika tak lagi membutuhkan.

Dalang ki Nanang Hape pernah berkata : "wayang mengalir di darahmu. Sayat sedikit hidupmu, nanti akan tahu" sekarang coba kau sayat sedikit, kemudian apa yang kau temui, siapakah dirimu?? Sumantri atau Sukrasana kah dirimu??  kau yang sering mengorbankan orang lain, atau justru kau sendiri yang sering di korbankan??

Tapi pada akhirnya, siapapun kamu, kerelaan menerima peran serta takdir yang telah Tuhan tentukanlah yang akan membuatmu menjadi lakonnya. Salam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google


Semalem gue seneng banget nonton timnas U-19 menang 4-0 lawan Laos, meskipun maennya nggak sebagus biasanya tapi seenggaknya kemenangan tersebut cukup untuk bikin rakyat Indonesia termasuk gue bersorak gembira dan lupa akan segala carut-marut serta kebobrokan yang sedang terjadi di Negeri ini.

Ngomongin masalah negara yang lagi anget-anget pup kucing sekarang adalah soal kasus suap hakim MK. ( kenapa gue sebut anget-anget pup kucing? karena kasus-kasus korupsi ramenya biasanya sebentar doang ntar ujung-ujungnya ilang tanpa ada kejelasan lebih lanjut, kalaupun ada paling berita tentang Vonis super ringan yang di terima si tersangka.) siang-malem semua media memberitakan Hal ini. TVRI doang yang nggak. dan membuat rakyat jelata kaya gue makin pesimis aja tinggal di negeri yang katanya sedang berkembang ini. dari dulu kasus korupsi nggak beres-beres, Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatifnya smua korupsi, kasus korupsi anggota DPR belum selesai, ehh Menteri-Menterinya ikut keciduk juga, dari kasus pembangunan sampe kasus daging sapi, kementrian belum beres sekarang Hakimnya keciduk juga, terus ke siapa lagi coba kita harus berharap?? Presiden?? Hmm.. gue sungguh prihatin..*eh itu bukan kata-kata gue yak..hehe*

Ngomongin Presiden itu artinya kita lagi ngomongin pemimpin tertinggi sebuah negara, Raja.. dan sebagai seseorang yang menyukai wayang, gue pengin share sebuah pelajaran yang gue dapet dari wayang tentang kepemimpinan ini, tentang syarat-syarat menjadi pemimpin, sifat-sifat atau perilaku yang harus di miliki dan dilakukan oleh seorang Raja, dan bukankah setiap kita adalah Raja?? Pemimpin, Seperti Sabda Rasulullah SAW : "Setiap kalian adalah pemimpin, setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang raja yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya" jadi apa yang akan gue share di bawah ini bukan cuma harus di miliki oleh
Presiden, tapi juga buat diri kita sendiri, buat gue, buat lo, dan buat siapapun.

Dalam wayang, ada lakon yang di sebut lakon Makutharama atau Hasthabrata, Makutharama merupakan gabungan dari 2 kata yaitu Makutha dan Rama.. ”Makutha” artinya mahkota yang merupakan kelengkapan busana kebesaran seorang raja, sedangkan ”Rama” yang dimaksud adalah Prabu Rama Wijaya suaminya Shinta raja Ayodya. Jadi Makutharama bisa diartikan sebagai watak yang harus dimiliki oleh seorang raja mencontoh apa yang udah dilakukan oleh Prabu Rama. Sedangkan Hasthabrata juga merupakan gabungan dari 2 kata yaitu Hastha dan Brata.. ”Hastha” adalah delapan, ”Brata” itu perilaku. jadi Hastha brata bisa secara bebas diartikan 8 perilaku yang harus disandang dan dilaksanakan, oleh para Raja dan seyogyanya oleh kita juga.

Sifat pertama, seorang pemimpin harus mempunyai sifat seperti Matahari.. lho? panas dong?? Enggak, Enggak,maksud dari sifat matahari tersebut adalah seorang pemimpin harus mempu menyinari, menghidupi, dan hanya memberi tak harap kembali.  bagai sang surya menyinari dunia

Sifat kedua yang harus di miliki seorang pemimpin adalah Seperti bulan, Lembut, hangat, dan selalu memberi harapan.

Sifat ketiga, seperti Bintang, mampu menghiasi, dan menunjukan arah.

Keempat, Seperti Awan, memberi kesejukan, menaungi, lalu menurunkan hujan, membuat tanah menjadi subur. mampu membuat rakyatnya produktif.

Sifat kelima, seorang pemimpin harus seperti Api, sekali menyala nggak pandang bulu, mau anaknya, mau kader partainya, kalo korupsi ya bakarrr..gitu harusnya..hehe tegas,waspada, hati-hati dan nggak lupa diri.

Keenam, Seorang pemimpin harus seperti Bumi, yang selalu mengembalikan lebih, benih jadi buah. kuat, dan nggak pernah mengeluh seberat apapun beban yang dia pikul, jadi pemimpin itu seyogyanya nggak kebanyakan curhat sambil bilang prihatin doang..hehe 

Tujuh, seorang pemimpin harus seperti Air, merendah, mengalir dan menghidupi, kalo hobinya Pamer gimana mewah kehidupan keluarganya di twitter sementara rakyatnya masih banyak yang kesusahan sih bukan merendah namanya..hehehe

Terakhir atau yang kedelapan, seorang pemimpin harus seperti angin,  yang mengisi ruang kosong, merengkuh segala arah, termasuk yang pinggir, terkucil, bahkan terusir. adilll.. 

Kurang lebih itulah yang di sebut Makutharama atau Hastabrata,Delapan Sifat yang harus di miliki seorang pemimpin dalam pewayangan, yang pastinya bakal berguna banget kalau di terapkan di kehidupan nyata. gue tau nggak gampang untuk melakukan hal-hal di atas, lagi pula memimpin diri sendiri aja kadang kita gelimpungan apalagi menjadi Presiden yang harus mengurusi jutaan Rakyat dengan jenis permasalahan yang bermacem-macem pula, tapi nggak ada salahnya kan sedikit berusaha, semesta menawarkan banyak hal, banyak pelajaran,buat gue, buat lo, dan buat siapapun, mari kita mulai, dari diri kita sendiri, mari kita coba, bersama-sama, salam :D
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image by google

WARNING..!! TULISAN INI CUMA BUAT LO YANG UDAH CUKUP DEWASA, ANAK KECIL DI LARANG BACA..!!

Akhir-akhir ini gue lagi di pusingkan oleh adek gue yang nggak kunjung di bolehin kerja sama bokap..padahal gue tau setelah lulus sekolah 2 Tahun lalu dia udah pengin banget kerja,nyari duit dan nggak cuma ngabisin waktu buat lontang-lantung doang di rumah..

Tapi apa daya, sepertinya bokap gue masih nganggep adek gue ini sebagai anak kecil yang belum bisa apa-apa, yang masih perlu untuk selalu di bimbing, dan belum waktunya untuk memutuskan segalanya sendiri, padahal umurnya hampir 21 Tahun.

Gue jadi inget 7 Tahun lalu, waktu itu umur gue 16 Tahun, ketika gue memutuskan untuk berhenti menuntut ilmu dan gue pengin kerja. terjadi keributan besar di rumah. orang tua mana yang rela melihat anaknya yang bahkan belum punya KTP memutuskan berhenti sekolah dan malah memilih panas-panasan jadi kuli bangunan? di tambah waktu itu gue menolak tawaran beasiswa untuk belajar ke Ma’had Darul ‘Ulum Zakaria, di Johannesburg, Afrika Selatan, jelas itu bukan Hal sepele buat bokap, di matanya, dan mata kebanyakan orang pada saat itu mungkin gue gila, stress, aneh atau apalah namanya, di suruh belajar enak2 nggak mau malah milih kerja jadi kuli. tapi itulah yang di sebut pilihan hidup, jiwa labil khas anak baru gede yang bawaannya pengin selalu memberontak di tambah rasa muak akan atmosfer ruang belajar, membuat gue pengin hidup ini terasa lebih nyata, dengan memutuskan semuanya sendiri, lagian gue mungkin akan lebih durhaka kalo gue nurut buat ke Afrika tapi gue nggak belajar secara maksimal disana, gue cuma main2 dan nggak serius, itu artinya gue udah ngebohongin mereka, dan pada akhirnya cepat atau lambat gue pasti mengecewakan mereka. makanya gue memilih untuk memperjuangkan secara jujur apa yang gue inginkan. walaupun pada akhirnya untuk beberapa saat gue harus menjadi musuh buat bokap gue, di cap anak durhaka mungkin pada waktu itu dan beberapa kali gue kabur dari rumah.

Kasus-kasus seperti ini mungkin banyak terjadi, termasuk sama elo2 yang nggak sengaja baca tulisan ini, kalian mungkin sedang mengalami hal yang sama dimana kalian nggak bisa mengambil alih sepenuhnya hidup kalian, dimana segala hal dalam hidup kalian di putuskan oleh orang lain.

Satu Hal yang harus kita tau, orang lain mungkin pengen yang terbaik untuk kita, tapi kita sendirilah yang tau mana yang terbaik untuk diri kita sendiri.

Pada kasus adek gue di atas, dia nggak berani buat melangkah maju, bokap gue penginnya adek gue dapet kerja yang enak dan sesuai bidang yang dia kuasai, tapi nyatanya selama 2 tahun kerjaan itu nggak kunjung dia dapatkan, menurut gue sekarang saatnya adek gue maju dan bilang  'Mari kita coba dengan cara lain, dengan caraku..' dimana adek gue pengin kerja apa aja..

Kadang orang tua cuma ragu, dan kita cuma perlu membuktikan bahwa kita akan baik-baik aja dengan apa yang kita pilih, setelah mereka melihat itu, mereka juga bakal ngerti kok.. sama ketika gue dulu kabur ke jakarta buat ikut proyek bangunan, setelah 3 bulan gue pulang, gue sehat, gue happy, setelah itu akhirnya gue di biarin buat kerja, buat melangkah di jalan yang gue pilih sendiri.

Coba itung, seberapa sering keinginan lo berlawanan dengan keinginan orang tua lo? atau keluarga lo?? 
sesekali kita perlu memberontak, mengambil alih secara penuh hidup kita sendiri, dan buktikan bahwa kita mampu, kita bisa..gue nggak ngajarin buat ngelawan orang tua, coba nurut sama orang tua, tapi ketika cara mereka udah jelas-jelas nggak berhasil, coba tawarkan opsi, nah cara menawarkan opsi ini yang macem-macem caranya, gue bener-bener nggak menyarankan buat melawan orang tua, memberontak ataupun mengikuti cara yang gue tempuh, sebisa mungkin nurutlah sama mereka, tapi kalo emang lo bener-bener nggak bisa nurutin apa yang mereka mau coba cari cara lain, ajak diskusi baik-baik, kasih alasan-alasan yang masuk akal dan bisa di mengerti, gue yakin ntar juga orang tua ngerti. 

Ketika lo ngerasa nggak nyaman akan sesuatu, jangan diem aja... ridhallah fi rihdal walidain.. Ridha Allah ada pada Ridha orang tua, tapi orang tua juga manusia yang kadang bisa salah, itulah gunanya kita sebagai anak untuk saling mengingatkan dan memberi masukan. ketika keinginan lo bertentangan dengan keinginan orang tua, jangan melawan mereka, tapi kasih pemahaman lebih banyak kepada mereka.

Dan pada akhirnya, Hidup ini mudah, ambil keputusan dan jangan pernah menyesalinya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Image By Google

Jadi gini..Tadi ada temen curhat ke gue, katanya pusing banyak masalah. dia bilang " Rasanya Gue pengin mati aja kalo begini terus, ninggalin dunia dengan segala tai kebonya dan menuju alam akhirat dengan bahagia," katanya..Gue nggak nasihatin dia, karena gue tau terlepas dari benar atau salah ada saat-saat tertentu dalam hidup ini dimana kita berada di titik terendah dan merasa seakan nggak mampu buat bangkit lagi walaupun sebenernya bisa. karena gue juga pernah menjadi labil gitu .

Setelah itu gue mikir, hidup emang nggak gampang, nggak buat siapapun. cuma Alam kan emang seimbang,  Hitam tercipta agar putih tak sia2, sakit tercipta agar kita tau nikmatnya bahagia.

Untuk terlahir di dunia manusia melewati proses yang begitu panjang, mulai dari 1 Sperma yang harus bersaing dengan 300 juta sperma lainnya untuk bisa bertemu dengan sel telur, hidup dalam kandungan, lahir, dan pada saatnya nanti tanpa di minta pun kita akan mati. iyaa, gue rasa semua ini hanya tentang berproses, bahkan hidup ini pun adalah bagian dari proses. The Panas Dalam dalam lagunya yang berjudul introspeksi berujar " Hidup adalah waktu tersisa,Diisi sebelum kalah". 

Dalang Ki Nanang Hape juga bilang "Peristiwa biasa untuk orang biasa. Peristiwa besar untuk mereka yang sanggup jadi besar." lalu kenapa nggak kita coba aja buat anggep segala rasa sakit yang sedang kita rasain ini juga bagian dari proses? anggaplah kita ini kepompong yang sedang berjuang untuk menjadi kupu-kupu, karena di dunia ini nggak ada yang benar-benar berhenti, segalanya bergerak, segalanya berubah.. bahkan kebahagiaan pun adalah proses, bukankah ketika rayap mulai tumbuh sayap,dia justru sedang dan akan segera mati??..iya, membingungkan memang, tapi kita nggak perlu kaget karena dunia ini adalah kumpulan keping demi keping paradoks, makanya orang tua kerap berpesan, Ojo Gumunan, Ojo kagetan, Eling lan waspodo.. Berhati-hatilah..

Dan pada akhirnya hidup hanya tentang bagaimana kita akan kembali, apakah dengan baik-baik, meninggalkan hal yg baik-baik dan membawa yg baik-baik?? Semoga..
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
                                                                               Image By Google

Pagi ini, gue tersenyum-senyum karena percakapan dengan seorang teman, dia bilang ' dulu kamu nakal' dan kata-kata itu langsung ngebawa gue flashback ke masa 5-6 Tahun silam.

Tulisan ini bukan klarifikasi, tapi gue sekedar ingin berbagi, bahwa gue pernah mengalami banyak hal dan berharap apapun itu bisa menjadi pelajaran yang berguna untuk orang lain.

Bermula ketika 5 Tahun lalu gue baru pulang dari pesantren. Iya pesantren, rusak-rusak gini juga gue pernah merasakan indahnya hidup di pesantren, pernah jadi harapan orang tua gue agar menjadi anak sholeh yang berguna bagi nusa,bangsa dan agama..hehehe

Tapi harapan tinggallah harapan, keluar dari pesantren bukannya gue menjadi anak sholeh kebanggaan keluarga, gue malah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, bukan terjerumus sih, tapi lebih tepatnya gue menjerumuskan diri. dan saat-saat itu mungkin menjadi saat-saat dimana gue menjadi anak yang paling mengecewakan buat bokap, tiada hari tanpa berantem sama beliau, kabur dari rumah, seminggu kemudian balik lagi, 2 hari di rumah, berantem lagi, kabur lagi, balik lagi, berantem lagi, kabur lagi..begitu seterusnya.

Gimana bokap nggak kesel sama gue? tiap hari adaa aja omongan nggak enak dari tetangga tentang gue, katanya gue bandel, nakal, troublemaker, suka berantem, dll.. disisi lain gue nggak ngerasa melakukan hal-hal yang di tuduhkan ke gue tersebut, makanya gue berang dan ngelawan ketika disalah-salahin. nyokap sampe nangis-nangis kalo ngeliat gue lagi berantem sama bokap dan ujung-ujungnya gue di usir dari rumah, ya walaupun ntar di cariin juga kalo udah berhari-hari gue nggak pulang.

Rasulullah SAW pernah bersabda : "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

Dan Hadits di atas mutlak benar, ibarat kebo sekandang, kalo satu kotor, maka yang lain pun akan ikut kotor, itu pula yang terjadi sama gue waktu itu, ketika orang nuduh gue bandel dan gue tanya balik sama mereka ' gue bandel? emang gue ngapain??' mereka nggak pernah bisa jawab, karena nyatanya gue nggak pernah ngapa-ngapain, gue cuma keseret dan ikut kena stigma buruk dari masyarakat gara-gara gue bergaulnya sama temen-temen gue yang emang hobi bikin masalah.

Tapi keputusan gue untuk terjun ke dalam pergaulan yang di nilai banyak orang salah itu gue anggap bukan sebagai kesalahan, melainkah sebuah pilihan hidup yang pada akhirnya mengajarkan gue banyak hal, sehingga gue nggak perlu menyesalinya.

Kalo orang bilang setiap hal pasti punya alasan, maka gue pun punya alasan untuk setiap hal yang gue putuskan, termasuk keputusan untuk terjun ke dunia itu.

Pada kala itu, di kampung gue masih jaman jahiliyah, tapi jahiliyah disini bukan karena orang-orangnya pada rusak semua, pada suka maksiat,dll,bukaaann..justru mayoritas penduduk kampung situ adalah orang-orang alim dan ahli ibadah. terus kenapa gue sebut jahiliyah?? kerena mereka masih suka mengkotak-kotakan banyak hal, dari mulai golongan, agama, dan status sosial.

Gue muak setiap hari di suguhi dengan pemandangan-pemandangan yang seharusnya nggak perlu terjadi, ribut-ribut khilafiyah, saling menyesatkan satu sama lain, saling menyalahkan, saling merasa paling benar sendiri, dan saling menjatuhkan antar tetangga.

Di saat generasi tua sedang berebut 'kebenaran' dan rasa hormat, generasi muda mulai merusak dirinya sendiri dengan banyak hal, macem-macem, dan mereka menjadi antipati serta jijik terhadap agama dan hal-hal baik lainnya, di mata mereka agama dan hal-hal baik itu cuma sumber keributan, sumber perpecahan, makanya mereka lebih memilih menikmati hidup ngawur asal solidaritas terjaga.

Gue bukannya sok bener, tapi jujur gue miris banget melihat keadaan waktu itu, gue bisa aja memilih jadi orang alim, jadi anak muda baik-baik yang sholeh dan sibuk ngajar ngaji, lalu setelah itu di jodohin sama anak pak haji. tapi gue nggak bisa ngeliat masyarakat memandang jijik kepada teman-teman masa kecil gue yang di anggap nakal itu. pun sebaliknya anak-anak yang semakin alergi terhadap kebaikan karena merasa tersisihkan.

buat gue waktu itu, nggak ada yang nggak bisa di perbaiki, terlambat mungkin, tapi itu lebih baik daripada enggak sama sekali. nasi udah menjadi bubur aja masih bisa di makan, masa anak-anak ini nggak bisa gue bawa ke arah yang mungkin lebih baik.

Mau lihat dasar laut maka kita harus menyelam, dan resikonya mungkin tenggelam. pun begitu dengan yang gue lakukan waktu itu, mau ngajak bener ya gue harus masuk ke kehidupan mereka, resikonya? terburuk gue kebawa arus dan ikut ancur, sementara resiko terkecil pun nggak kalah buruknya, gue ikut di cap nakal, dan itu berhasil gue rasain.

Tapi bukankah Untuk berkembangnya sebuah kebudayan, dibutuhkan seorang pemberontak?? dan gue pengin jadi pemberontak itu, gue pengin menghentikan budaya pengkotak-kotakan yang terjadi di kampung gue, gue pengin, orang-orang saling merangkul, yang udah bener nggak merasa paling bener, yang masih salah nggak anti terhadap kebenaran. itu aja sih..bukankah sesalah-salahnya kebenaran adalah merasa paling benar, dan sebenar-benar kesalahan adalah menyadari bahwa itu adalah kesalahan?

Gue pengin setiap orang nggak menuntut orang lain untuk menjadi sempurna, karena manusia sempurna adalah justeru yang memiliki kekurangan dan kelebihan, ya kan??

Banyak hal udah terjadi, keputusan-keputusan yang gue ambil emang seringkali salah, tapi dari kesalahan-kesalahan itu pula gue dapet pelajaran tentang banyak hal.. tentang ketegaran, rasa sakit, solidaritas, kerja keras,dll..
 
Gue tau gue nggak bisa mengubah kehidupan, tapi mungkin gue bisa sedikit mengubah cara pandang gue terhadap kehidupan. 

Selamat siang, di tulis di bekasi pada pukul 11.00 dengan segelas Es teh dan Bob Dylan yang bernyanyi malu-malu dari dalam komputer. Salam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Sebenernya gue ngga mau ikut pusing ketika dollar melambung tinggi kaya sekarang ini, cuma karena harga krupuk kaleng dan bakso ikut naik maka mau nggak mau hidup gue juga ikut terusik..

Dulu ketika krisis ekonomi 97/98 gue masih kecil,jadi gue ngga tau pasti apa penyebabnya, yang gue tau waktu itu bisa makan pake mie instan itu udah enak banget.. dari hasil browsing sana-sini gue mendapatkan jawaban bahwa salah satu penyebab dari krisis yang terjadi waktu itu adalah karena ketika itu masa pembayaran hutang perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN telah jatuh tempo,Artinya, pada masa itu, kebutuhan terhadap dollar meningkat. pada saat itulah, para spekulan valuta asing memborong dollar dan kemudian menjualnya dengan harga tinggi. bener atau ngga  fakta yang gue dapet di atas,yang jelas efek yang di timbulkan oleh keserakahan segelintir orang tersebut cukup membuat negara ini kacau balau,ribuan perusahaan bangkrut, pengangguran merajalela,harga-harga melambung tinggi sehingga jumlah rakyat miskin meningkat tajam,dan pemerintah Indonesia kini terbebani hutang sebesar 1500 trilyun rupiah.. Wowww.. di tambah ntah berapa ribu nyawa yang harus melayang ketika terjadi kerusuhan waktu itu.

Salah satu spekulan yang paling kuat modalnya, dan paling berperan besar dalam terjadinya krisis adalah George Soros, doi otak dibalik morat-maritnya ekonomi asia pada waktu itu, coba aja lo googling dengan keyword nama dia,pasti bakal muncul link2 artikel yang ngejelasin gimana ulahnya mengobrak-abrik keadaan ekonomi dan politik berbagai negara. sayangnya nggak sedikit juga yang mendewakannya,memuji-mujinya sebagai sosok filantropis,dermawan,dan humanis dengan  lembaga kemanusiaannya Soros Foundation. Hal ini semakin menguatkan Ungkapan Tan malaka yang mengatakan bahwa : "Kemarin tukang catut/smokkel, dan sesudah kaya-raya berlagak menjadi dermawan. Hal ini masih lazim di dunia kapitalisme."

Sekarang, perlahan tapi pasti Dollar terus merangkak naik,dan efek dominonya pun mulai terasa. pertama - tama mungkin cuma berpengaruh terhadap sejumlah produk impor, harga komputer, dan barang2 elektronik lainnya, tapi kemudian menjalar ke berbagai sektor, melambungkan harga berbagai produk lokal, ya krupuk kaleng lah,ya bakso lah,nggak lama lagi gorengan depan alfamart juga pasti ikut naik. setelah itu membangkrutkan ribuan perusahaan dan menganggurkan jutaan tenaga kerja. ( Naudzubillahimindzalik )

Sementara itu, ketika gue lagi bingung gimana nasib gue dan jutaan rakyat Indonesia ke depannya, di ujung sebelah barat pulau jawa tepatnya Cilegon menghembuskan berita yang tak kalah mengagetkan. konon kota itu kini perlahan tapi pasti berubah menjadi kota Korea. Di Kota yang di kenal sebagai kota industri itu kini berdiri pesat perusahaan-perusahaan luar negeri terutama Korea yang tenaga kerjanya juga berasal dari sana. iyaaa.. Tanah Milik kita,perusahaan punya mereka,pegawainya juga mereka..lah kita kebagian apanya dong?? kita ya kebagian jadi pembeli produk mereka..hehehe.. inikah yang di sebuh globalisasi?? . bener yang di bilang ustadz Yusuf Mansur  "Dunia membidik Indonesia. Surga Investasi & Jualan"

Dengan budaya masyarakat kita yang lebih mementingkan gengsi dan ikut-ikutan,membuat mereka seperti menjaring ikan di dalam kolam kecil,sekali serok dapet seember..

Di sudut daerah-daerah lain di Indonesia ini,sawah-sawah kita juga di garap oleh negara-negara asing,di tanami padi oleh mereka,hasilnya?? di bawa ke negara mereka,buat ngasih makan rakyat mereka,kita dapet apa?? dapet beras juga sih dari mereka,tapi harus impor,belinya pake dollar,sementara dollarnya terus naik,aduh amsyong dech..hehehe

Berbagai macam tambang hasil bumi pun di kuasai mereka, mulai dari minyak,batu bara,gas,emas,tembaga,dll.. bener yang di bilang surayah pidibaiq : "Kita mncintai tanahair, orang asing mencintai apa yang dikandungnya. Kita mendapat tanah longsor dan air banjir, orang asing mendapat intan emas berlian"

Sesekali gue bertanya, "Sampai kapan kita bakal kaya gini??" terus si Jito jawab "Sampai orang kita pinter-pinter,jadi nggak gampang di bego-begoin". Ah, Indonesia ini nggak pernah kekurangan orang pinter, banyak orang pinter disini. sayangnya, sebagian dari mereka memilih untuk hidup damai di luar negeri, sementara sebagian besar lainnya memilih untuk membodohi saudara setanah airnya sendiri. Ah sudahlahhh..


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

                                                                            ( Image By Google )

Ntah untuk keberapa kalinya, gue di bikin galau oleh ketakutan-ketakutan akan masa depan. dan kali ini nampaknya kegalauan gue berada pada tingkat 200%. otak gue di bikin oleng oleh prasangka-prasangka negative,ketakutan,pesimisme dan keminderan level akut.

Sampe-sampe gue bingung siapa kira-kira yg bisa membantu gue buat lepas dari jerat fikiran-fikiran bangsat ini. beberapa orang gue coba curhatin,dan mereka memberikan respon beragam, dan pada akhirnya walaupun saran mereka bisa di bilang maksimal,tetep aja ngga ngefek ke gue karena guenya sendiri belum mau bangkit. emang bener apa yg di bilang surayah pidibaiq : "Kau adalah tuan bagi dirimu sendiri, hatimu milikmu,mau senang atau sedih kau yang menentukan" Setajam apapun motivasi yg orang lain berikan nyatanya ngga berfungsi kalo hati gue masih mau memperkosa kegalauan.

Bokap gue bilang : Hidupmu,begitu besarr.. kalo kamu fokus pada satu titik,seindah apapun obyek lain di sekitarnya akan tak terlihat. Tuhan menganugrahkan begitu banyak nikmat kemudian kau lupakan itu semua hanya karena setitik kekhawatiran?? 

Om gue bilang : Kenapa? Pusing kenapa?? takut di tinggal kawin sama pacar lo?? kan udah gue bilang, kalo lo pengin bahagia, hiduplah sesuai kapasitas, gue bukannya nyuruh lo minder. tapi ketika lo ngga mampu melakukan sesuatu cuma ada 2 pilihan : Upgrade diri lo,atau tinggalin dan cari hal lain yg lebih mudah yg bisa lo lakuin..jadi sekarang lo tinggal pilih,mau yg mana??  + satu lagi,wanita itu makhluk gemblung,mereka adalah satu-satunya makhluk yg bisa melakukan sesuatu tanpa alasan. cukup dirasa nyaman di hari mereka,maka masuk akal atau ngga dimata orang lain itu udah ngga penting. so,beware..!!

Seenggaknya dari sekian banyak masukan,nasihat dari 2 orang di atas lah yg paling nancep di hati gue. Gue tau  ngga ada orang yang menganggap hidupnya mudah, pun begitu dengan gue, seringkali gue berfikir Tuhan memberikan gue jalan hidup yang begitu special, penuh lika-liku dan kejutan. karena begitu specialnya hidup gue, setiap hal yang gue inginkan harus gue dapatkan dengan susah payah dan kerja keras, gue ngga terbiasa dengan kemudahan,sebaliknya gue berkawan akrab dengan keterbatasan. karena hal itu juga, di hidup gue cuma ada 2 pilihan, berhasil dengan segala keterbasan lalu kemudian benar-benar menjadi pemenang yang super special, atau menyerah kemudian menjadi pecundang dan sampah nggak berguna??

Buat gue sendiri,juga buat lo,dan buat siapapun yg baca ini serta mungkin merasakan hal yang sama, apa yang bakal kita pilih?? apa yang bakal kita lakuin?? takdir ibarat angka di kalkulator, berapapun yang muncul adalah hasil dari kombinasi antar angka yang kita tekan, masa depan adalah hasil dari kombinasi antara usaha + kapasitas.

Silahkan renungkan,gue masih mau bercinta dengan realita yang sedang memunculkan sisi menyakitkannya ini. Salam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Haruskah gue tetep bangga, karena Terlahir di sebuah Negeri, yang konon merupakan sisa-sisa Benua Atlantis, Tempat dimana Segala macam Peradaban,budaya,Ilmu pengetahuan dan lainnya Lahir, meskipun kini,kita tumbuh menjadi sebuah bangsa yang menyedihkan..

Haruskah gue tetep bangga, karena Lahir di sebuah negeri yang katanya Agraris, tapi kini sawah-sawahnya habis di garap oleh orang-orang luar negeri..

Haruskah gue tetep bangga, karena Lahir di sebuah negeri yang katanya Puspa Warna, tapi kini sibuk saling menyalahkan,tak mau menerima barang sedikitpun perbedaan..

Haruskah gue tetep bangga, punya presiden yang hobinya curhat,di twitter, sambil sesekali memposting foto diri dan keluarganya yang makmur serta bahagia,sementara di sudut-sudut negeri ini rakyatnya berjuang mati-matian sekedar untuk bisa makan..

Haruskah gue tetep bahagia, ketika desa yang indah tempat gue lahir, sedang di rusak oleh ambisi para monyet-monyet berdasi dengan proyek Gheothermal..

Haruskah gue tetep bangga, karena Lahir di negeri yang katanya kaya, tapi pendidikan dan kesehatan sama-sama mahal..

Haruskah gue tetep bangga, karena Lahir di negeri yang katanya berbudaya, tapi di pimpin oleh orang-orang yang bahkan tak takut menjual Agama..

Jangan Tanyakan apa yang telah negara berikan padamu,tapi bertanyalah,apa yang telah negara ambil darimu..!!!

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Akhir-akhir ini gw lagi rajin banget nyari-nyari info lowongan kerja. iseng aja sih,siapa tau ada yang cocok kan lumayan bisa buat batu loncatan dari sini ntar abis lebaran..


Googling sana-sini ga ada yang cocok,padahal kerjaan yang gw cari ga neko-neko,kerja apa aja asal gajinya bisa buat kawin taun depan gw mau..hehehehe..bercanda..maksud gw,gw ga terlalu pilah-pilih kerjaan,mau jadi buruh kek mau jadi apa kek gw mau asal emang cocok dan gw mampu..

Jaman udah berubah,sekarang bukan lagi orang yang pilah-pilih kerjaan,tapi kerjaan yang pilah-pilih orang..

Ada lowongan kerja jadi tukang fotocopy,persyaratan minimal SMA sederajat..
Lowongan OP warnet,sama,SMA juga..
Lowongan jadi Tukang bakso,sama,harus SMA..
Bahkan yang lebih konyol,ada lowongan buat kerja di laundry kiloan,minimal D1..

Ini menarik di mata gw,gw setuju,pendidikan emang penting,penting banget..tapi gw ga setuju ketika pendidikan menjadi tolak ukur buta untuk segala hal..

Jadi tukang fotocopy,keponakan gw yang belum lulus SD aja bisa dan tiap hari dia ngebantuin emak bapaknya..
OP warnet,ntah apa hubungannya ijazah SMA sama kerjaan yang bisa di lakuin sambil tidur ini..dan banyak lagi..

Gw kasian aja,di kampung gw,banyak anak-anak yang sekolahnya ga setinggi itu,dan kerjaan mereka cuma jadi kuli bangunan. apa bakal seumur hidup mereka cuma bisa jadi kuli bangunan,ga boleh nyobain profesi lain??

"Salah sendiri ga sekolah,-" Si jito nyeletuk..

"Jit,ga semua orang seberuntung elu.."

Jadi solusinya gimana?? solusinya ya jika mereka ga punya kesempatan untuk merasakan manisnya pendidikan tinggi,maka berilah mereka kesempatan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik,berikan mereka kesempatan untuk membuktikan kalau mereka juga bisa bersaing..seleksi alam terus berjalan kok..klo emang mereka ga mampu bersaing ya mereka akan tersingkir dengan sendirinya..

Ini cuma opini dangkal gw,ga usah di bawa serius broo..santaiiiii...toast..
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
                                                                           (image by google)

Dengan beralaskan selembar koran,aku asik duduk menikmati sebungkus kacang rebus. gemerincing suara wayang yang saling beradu di iringi lirih alunan suara gamelan,membuatku seakan menyaksikan langsung perang baratayudha..Karna tanding,itulah lakon yang sedang dimainkan oleh sang dalang di depan sana..

Adipati karna,seorang tokoh wayang yang menjadi simbol dari kesetiaan,pengorbanan,nasionalisme,dan kompleksitas jatidiri juga kehidupan.dan dia idolaku..

masa kecil yang terbuang,perjuangan yang tak kenal rasa takut,lelah dan putus asa,hingga akhirnya bisa membuktikan diri dan di akui,di puja sekaligus di hina, pahlawan juga penghianat, loyalis sejati yang tak tau apa itu dendam,yang dia tau hanya bagaimana caranya membalas budi..

Adipati karna,kisahnya mengingatkanku pada sesosok teman masa kecilku dulu..

Namanya gerry,konon,ibunya meninggal waktu melahirkan dia,lalu ayahnya menikah lagi dan pergi ntah kemana,sementara dia dititipkan pada kakek dan nenek dari ibunya..masa kecilnya begitu menyakitkan,aku ingat,setiap pulang sekolah dia harus rajin mencari kayu bakar jika ingin mendapatkan jatah makan siang,untuk anak seumurannya waktu itu,mencari kayu bakar bukanlah hal yang mudah,dia harus memanjat pohon-pohon yang tinggi,untuk mengambil dahan-dahannya yang sudah kering,seringkali dia harus merasakan sakitnya jatuh dari atas pohon,atau jarinya yang tergores tajamnya golok..

Kemampuan bermain sepakbolanya di atas rata-rata,setiap team yang di belanya pasti menang. hal lucu adalah ketika siapapun yang ingin si gerry ikut bermain bersama teamnya ketika bertanding,maka sebelumnya semua orang dalam team itu harus membantunya mencari kayu bakar..cerdas..hahaha

Sesekali aku melihatnya di pukuli oleh kakeknya,ntah karena pulang bermain terlalu sore,atau kayu bakar yang di dapatnya hanya sedikit. suatu saat,mungkin karena sudah tak kuat lagi menahan derita,dia memutuskan untuk kabur dari rumah,tinggal di sebuah gubuk di tengah-tengah persawahan,aku dan teman-teman lainnya bergantian menyuplai makanan untuknya setiap hari,tak habis fikir bagaimana dia menghabiskan setiap malamnya beberapa hari itu di tengah dinginnya malam dan suara makhluk ntah apa yang saling bersahutan,tidur tanpa selimut dan hanya beralaskan tumpukan jerami kering. akhirnya dia memutuskan untuk kembali dan kita sama-sama tau apa yang terjadi setelah itu.

Di sekolah dasar,dia adalah murid paling cerdas,1 kelas denganku. dan beberapa hari menjelang ujian akhir,karena kakeknya tak mau membayar tunggakan SPP dengan alasan tak mampu,dia malu untuk berangkat ke sekolah,akhirnya drop out. sungguh sayang sekali.

Beberapa tahun berlalu,dia menghilang..

Hingga suatu sore,aku bertemu dengan seorang anak muda,dengan dandanan,tunggangan dan tentengan yang keren. dia adalah si gerry,tak terlihat lagi bocah ingusan yang menyedihkan,tapi sesosok pemuda yang mapan,tampan dan banyak uang,penuh percaya diri.

Dia memulai cerita,selama ini dia telah berkeliling indonesia,dari sumatera,kalimantan,sulawesi,dan NTB,tanpa rasa takut dia melangkah,bekerja dari satu tempat ke tempat lain,mengikuti kemana mimpi membawanya.

"Hebat,berani ya lu merantau jauh-jauh gitu.." Ujarku kagum

"Sumber rasa takut adalah dari apa yang kita miliki. lu tau,gw dari dulu ngga punya siapa-siapa,ngga punya apa-apa,ngga ada yang bisa menahan gw buat ngga pergi dari sini,bahkan ngga ada 1 hal pun yang bisa menahan gw untuk pergi dari dunia ini jika itu harus terjadi-," Jawabnya..

"yang gw punya cuma sedikit harapan,harapan untuk bisa menjadi manusia yang seutuhnya,yang punya mimpi,yang di anggap dan di dengar,dan gw mencari,dari satu tempat ke tempat lainnya,tanpa rasa takut,tanpa rasa lelah,yang gw tau cuma dimana gw bisa menemukan dan mewujudkan apa yang gw harapkan,-" lanjutnya lagi..

"Lalu,setelah semuanya berhasil lu dapetin,pertanyaan gw,ngapain lu balik lagi kesini?? disana lu udah dapet segalanya,kembali ke tempat ini cuma bakal membuka luka lama,dan memberi mereka kesempatan menjilati pantat lo,orang-orang yang dulu nyiksa lu..,-" 

"Gw ga tau,tapi tanpa mereka,jadi apa gw sekarang?? mungkin gw udah di buang sama bokap gw dan jadi gembel jalanan. biar bagaimanapun,sejahat apapun dulu mereka sama gw,sekarang gw cuma pengin berterima kasih,dan sedikit membalas budi kepada mereka karena membiarkan gw hidup,ngasih gw makan..seandainya aja sekarang bokap gw masih hidup dan gw tau dimana dia,gw ngga akan ngebiarin dia susah payah kerja di masa tuanya,gw akan tetep nanggung biaya hidupnya,jangankan berhasil kaya sekarang,kalau tanpa dia,apa gw bakal ada??" Jawabnya mantap

Lamunanku selesai,kacang rebus pun tak terasa hampir habis ku kunyah menyisakkan kulitnya yang menumpuk di pangkuan. sementara di depan sana Adipati karna dan Arjuna sudah saling berhadap-hadapan,tak lama lagi perang tanding antara 2 ksatria kakak beradik itu di mulai,dan Adipati karna berujar :

"Dan bila aku nanti mati dalam perang tanding itu, sampaikan baktiku pada ibunda Kunti, yang tak sekalipun aku memberi ketentraman batin dalam hidupnya . ."

Jakarta,6-juni-2013 bersama sebotol aqua dan kue black forrest dar si kodok.

Buat yang belum tau dan pengin tau lebih banyak tentang siapa itu Adipati karna,dan seperti apa kisah hidupnya,gw udah pernah ngepost tentang dia,ada disini Belajar arti pengorbanan dan kepahlawanan dari adipati Karna
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

(image by google)

Sekitar 6 Tahun yang lalu,pertengahan 2007 untuk pertama kalinya gw merantau,tapi bukan untuk nyari ilmu melainkan buat nyari duit..iya,gw kerja jadi kuli bangunan..

Gw ikut Om gw yang jadi kontraktor buat ngebangun rumah kontrakan 21 pintu di daerah kreo,cileduk. berat? ngga,kalau boleh jujur saat itu adalah salah satu saat paling bahagia dalam hidup gw,dimana gw ngerasa gw bisa jadi diri gw sendiri,melakukan apa yang pengin gw lakuin,dan ngga jadi beban kedua orang tua gw.

Ceritanya panjang kenapa akhirnya gw memutuskan buat ikut proyek tersebut di saat umur gw baru mau menginjak 17 Tahun waktu itu,orang tua gw maunya gw ngelanjutin sekolah,belajar.tapi gw bener-bener ngerasa begah banget sama yang namanya pelajaran,teori ini itu dan tetek bengek lainnya,di sisi lain kondisi ekonomi keluarga yang bener-bener lagi gonjang-ganjing bikin gw malu buat terus-terusan ngebebanin mereka dengan biaya study gw yang ga murah,sementara 2 adik gw yang masih kecil-kecil juga butuh biaya.

Sebulan kerja,gw mudik. biarpun badan item,kurus,rambut pirang gara-gara tiap hari kepanasan tapi gw masuk pintu rumah dengan bangganya. hal pertama yang gw lakuin waktu itu adalah nemuin kedua orang tua gw,gw letakan gaji gw selama sebulan itu di hadapan mereka,gw bilang "Bu,ini uang hasil kerjaku,silahkan ambil semua.."
perasaan gw waktu itu campur aduk,antara bangga akhirnya gw bisa ngga ngebebanin mereka tapi justru ngebantu mereka,dan juga sedih karena gw belum bisa banyak ngebantu,uang yang gw kasih pun ngga seberapa.

Tapi ibu gw cuma nangis waktu itu,pelan-pelan dia peluk gw,sambil sesenggukan dia bilang : "Nak,ambilah..ambill..melihatmu sibuk bermandi peluh ketika teman-teman sebayamu sibuk belajar pun sudah cukup membuat kami tersiksa,sekarang kau menyuruh kami menikmati peluhmu itu?? ngga nak..ngga..ambillah,dan gunakan untuk kesenanganmu sendiri,kami masih bisa cari uang sendiri.."

Dan sampai saat ini,gw ngga pernah bisa ngasih uang cash langsung ke mereka,pasti langsung di tolak..harus udah berbentuk baju,beras,atau buku-buku sekolah adek gw baru mau ngga mau di terima.

Beberapa hari yang lalu,gw ngebeliin buku bimbingan SBMPTN buat adek gw,karena adek gw di kampung,dan kebetulan bokap gw mau pulkam,akhirnya gw titipin lah buku itu sama bokap gw. malem itu gw telfon beliau,gw bilang gw abis beliin buku buat adek gw dan gw minta paginya beliau dateng ke kost'an gw buat ngambil tu buku.

"Udah sarapan,pak??" tanya gw pagi itu.

"Belum,ngga biasa sarapan jam segini,sarapannya ntar jam 11"

Disitu hati gw trenyuh,gimana bisa selama ini gw hidup tenang,senang dan kenyang..sementara bapak gw sendiri sarapannya siang-siang cuma biar bisa ngirit pengeluaran sehingga dia bisa ngirim cukup uang buat ibu gw di kampung..aslii saat itu juga gw ngerasa gagal hidup di bumi..

Gw bangun,ketika gw mau beranjak keluar kamar bokap nanya "Kamu mau kemana?" "Beli sarapan" jawab gw.."ngga usah" katanya mencoba mencegah tapi gw tetep ngeloyor pergi aja..

Ngga berapa lama gw dateng bawa 2 bungkus nasi uduk,akhirnya kita makan bareng..pas lagi enak-enak makan,tiba-tiba sesuatu netes ke nasi bokap gw,gw liat wajahnya..dia nangis..aslii seumur-umur baru kali ini gw ngliat langsung bokap gw berani nangis di depan muka gw..selama ini,yang gw tau,bokap gw itu sesosok laki-laki paling tegar di dunia..

"Kenapa pak??" tanya gw..

Dia menghentikan kunyahannya sesaat,dia tatap mata gw,dia bilang "Nak,maafin kami,maafin ayah ibumu,selama ini selalu ngrepotin kamu,kami ngga pernah berharap kamu nglakuin ini semua,adik-adikmu,sepenuhnya tanggung jawab kami berdua,bukan tanggung jawab kamu..kami masih punya cukup tenaga,untuk memenuhi kebutuhan mereka,kamu cari uang,gunakanlah untuk kebutuhanmu sendiri,kami tau,penghasilanmu ngga seberapa,kalau selalu kamu gunakan untuk ngurusin adik-adikmu,kamu dapet apa?? kamu juga punya kehidupan,kamu punya masa depan,fikirin itu smua.."

Gw kenal banget seperti apa karakter bokap gw,salah satu kekurangannya menurut gw adalah dia ngga mudah memaafkan diri sendiri. mungkin hal itu juga yang bikin dia berfikir kaya gitu. padahal,waktu terus berputar,dan gw bukan lagi anak kecil yang pengin hidupnya selalu di abisin buat seneng-seneng tanpa tanggung jawab.

"Uangmu,di tabung aja mas,ntar kalau udah banyak,buat modal usaha..kapan suksesnya kalau ngikut orang terus kaya gini?? dapet cape doang kan?" katanya lagi..

"Bukannya bapak pernah bilang, Orang sukses,adalah mereka yang bener-bener tau apa yang mereka mau? dan kemauanku sekarang adalah menjadi sedikit berguna untuk kalian." Jawab gw.. dan bokap gw cuma diem aja.

Sejauh ini,gw udah ngelewati banyak hal,manis pahit kehidupan kayaknya udah komplit gw rasain,dan mungkin bener apa yang di bilang orang-orang : "Hadiah terbesar yg kita terima setelah melewati hal-hal sulit dalam hidup ini bukanlah hasilnya, melainkan pertumbuhan dalam diri kita."

Gw mungkin udah banyak ngembil keputusan-keputusan yang salah dalam hidup ini,tapi kalau dari kesalahan-kesalahan itu gw bisa belajar dan jadi tau apa yang harus gw lakuin,maka gw ngga akan pernah menyesal.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Kemaren waktu gw mau ke kebon sirih buat ngrayain ultahnya si kodok gw naik kreta dari stasiun bekasi,dan sepanjang perjalanan gw nemuin banyak hal menarik,yang salah satunya menurut gw layak buat gw tulis di sini..

Dengan plastik yang berisi cake gw tergopoh-gopoh ngejar kereta yang udah mulai jalan,di belakang gw beberapa orang ikut berlarian termasuk petugas PKD yang melarang kami buat ngejar kereta,tapi sayangnya mereka kurang beruntung,setelah susah payah akhirnya gw berhasil meloncat ke gerbong terakhir rangkaian kereta itu,sambil dadah2 gw melempar senyum termanis ke arah petugas PKD yang cuma pada geleng-geleng kepala..'maafin saya ya pak,saya lagi buru-buru..hehehe'

Kereta ini nampak kosong,di gerbong ini cuma di isi beberapa orang yang asik dengan gadgetnya masing2..gw duduk paling belakang dan tepat di sebelah gw seorang nenek-nenek yang sedari tadi asik makan kacang goreng..

Transitlah kami di stasiun kranji,dari stasiun ini naik beberapa orang,termasuk seorang ibu-ibu dengan dua orang anak kecil kira2 berumur 2 dan 5 Tahun dan beberapa orang pedagang asongan..

Beberapa pedagang asongan nampak menyapa nenek-nenek di samping gw,dan mereka terlihat akrab,seperti udah sering atau pernah ketemu sebelumnya..ga lama nenek-nenek di samping gw nyamperin ibu-ibu yang tadi bawa anak,nyapa anaknya,ngajak bercanda,setelah anak kecil itu ketawa-ketawa,dia ngluarin sebungkus plastik dari kantong bajunya,dan di dalamnya berisi uang pecahan 10ribu dan 5 ribuan,dia ambil 5ribuan 2 terus dikasihin satu-satu ke anak kecil tersebut..

Abis itu dia balik lagi ke sebelah gw,gw yang penasaran akhirnya mencoba ngajak ngobrol si nenek..

"Dari mana mau kemana,nek??"

"heh?? Ga dari mana-mana..hehehe" jawabnya santai sambil ngerapihin bungkusan plastik berisi uang yang tadi dia buka terus memasukannya kembali ke kantong bajunya.

"Lho?"

"Enyak ga mau kemana-mana tong,ni lagi pengin jalan-jalan aja mengenang jasa belanda..hehe" jawabnya lagi..

disitu gw makin heran,maksudnya apa mengenang jasa belanda? sorry aja,dari cara dia ngejawab pertanyaan gw,dan juga cengar-cengirnya dari tadi sempet bikin gw mikir klo si nenek ini agak kurang waras..kebanyakan orang-orang seumur dia adalah orang-orang yang paling ngebenci belanda,biasanya nenek-nenek atau kakek-kakek seumur itu adalah mereka2 yang ngalamin langsung kekejaman belanda,mereka adalah para veteran perang yang ga akan pernah lelah bercerita atau mendongen gimana dulu beratnya perjuangan mereka melawan penjajah,tapi nenek ini kok engga?

Kereta kami melaju kencang melewati LP cipinang, "Coba lu liat itu,tong.." Lanjutnya lagi sambil nunjuk ke jalanan di depan LP yang nampak rusak dan berjubel kendaraan yang ke jebak macet..

"Kira-kira,kalau dulu belanda ngga ngejajah kita,bakal ada ngga kereta api kaya begini? gw sih kagak yakin tong.." Ucapnya mulai menggebu dengan logat khas betawinya yang sangat kental..

"Kita emang udeh merdeka,tapi justru kita saling menjajah,pemimpin serakah,boro-boro mikir transportasi,jalanan rusak,macet,mau bikin MRT aja dari dulu cuma wacana kga jadi-jadi.." 

Gw cuma manggut-manggut aja dengerin si nenek ngomong sambil asik makan kacang goreng...

"Noh di dalem penjara segede itu,ada kage koruptor disono? paling2 maling ayam yang ada disono.." Katanya lagi..

"Pas jaman belanda,bahkan timnas kita bisa maen di piala dunia,sekarang apa? boro-boro berprestasi,pengurusnye aja kisruh mulu kerjaannye rebutan kekuasaan.."

"Lo liat tuh tong bangunan-bangunan belanda,ratusan taun masih aje berdiri kokoh,lah sekarang? hambalang noh contoh kecilnye,belum selesai aje udeh ambruk,boro-boro berumur ratusan Tahun,padahal biayanye gede,tapi bisa begitu kan? apa lagi kalau kaga di up..up..make up apaan tuh??" 

"Mark Up,nyak" 

"Nah iya itu maksud gue,ampun dah ah pejabat"

"orang kaya kite-kite mah kaga ada masalah sama idup miskin,idup susah,udah biasee..asal pejabatnya juga ikut miskin..lah nyatanye? kita kembang-kempis bertahan idup,yang di atas sono enak-enakan petentang-petenteng kaga mikirin rakyatnye..ape itu yang namanye merdeka,tong??

Mungkin ngga semua yang di omongin si nenek bener,tapi juga ngga salah..

Kalau yang ngomong bukan si nenek ini mungkin udah gw debat,'lo ngomong begitu,emang pas jaman belanda lebih enak dari sekarang? gimana pun juga,di jajah itu ngga ada enaknya..' tapi sayangnya gw udah keburu setuju dengan apa yang di bilang si nenek..

Dan kereta perlahan berhenti,dari kaca gw liat plang bertuliskan 'Gondangdia',itu artinya gw harus segera turun,sambil senyum bangkit dan pamit sama si nenek 'Saya duluan,nyak' ..'Iyee,ati-ati ye,tong' dan gw pun melangkah keluar kereta dengan pertanyaan yang mungkin ngga akan pernah terjawab 'Sebenernya nenek-nenek itu siapa dan mau kemana?'
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Wajahnya lusuh,sesekali dia memaki,karena nampak sebiji cengkih menghambat laju asap rokok kretek yang dihisapnya..sedari tadi kami saling memperhatikan,sampai pada akhirnya,dari sekian banyak orang yang lalu lalang di sekitar kami,cuma dia seorang yang menyapa.

'Sebenarnya kalian ini mau kemana?' ucapnya sambil mendekat.

'Ntahlah pak,' Ibuku coba menjawab..

'Lho?' lanjutnya lagi dengan raut muka semakin penasaran

'Kami dari riau,datang kesini dengan tujuan mencari ayahnya anak-anak yang sudah 1Tahun lebih tak ada kabar' jawab ibuku lirih

'Terus ketemu?'

ibuku hanya menggelengkan kepala..

'lalu??'

"Waktu kami datang ke sebuah alamat yang tertera pada surat yang dia kirim terakhir kali,ternyata itu adalah alamat mess karyawan sebuah perusahaan,dan ketika kami menanyakan tentang dia,seseorang bilang sudah dari 4 bulan yang lalu dia pergi dan tak pernah kembali."

'Lalu sekarang mau kemana? pulang lagi ke riau??'

Belum sempat pertanyaannya terjawab,Obrolan kami terhenti sejenak oleh jerit tangis adikku yang baru berumur 2,5 Tahun, 'hausss..' Teriaknya..ibuku hanya tertegun,kemudian bangkit dan menimang-nimang agar adikku cepat diam..

Laki-laki tadi bangkit,pergi meninggalkan kami,tak begitu lama dia kembali dengan sebotol air mineral di tangan,sambil memberikan itu kepada ibuku dia berkata :

'Kalian berangkat kesini dengan ongkos pas-pasan,dan sekarang kehabisan uang?'

Ibuku mengangguk pelan 'terimakasih' katanya kemudian.

'Baiklah,ayo,sekarang naik ke becakku,aku antar kalian ke kantor polisi,semoga disana kalian bisa terbantu.' katanya seraya bangkit,dan aku hanya tertegun kemudian saling memandang dengan ibuku.

***
Konon,seburuk-buruk hidup,adalah hidup dengan penyesalan. dan terdampar disini bersama ibu dan adikku adalah hal yang paling aku sesali.

Seminggu yang lalu,kami masih di Riau,menjalani hari demi hari penuh rasa syukur..bangun pagi,berangkat ke perkebunan sawit,lalu pulang sore hari membawa sepikul rasa lelah dan sedikit uang untuk menyambung hidup esok hari.setidaknya seperti itu hidup yang kami jalani semenjak 1 Tahun yang lalu,semenjak ayahku yang katanya bekerja di jakarta itu berhenti mengirim uang maupun kabar.

Kami mungkin kuat bertahan hidup dengan segala keterbatasan,tapi siapa yang kuat menahan rindu?

Rama nekad menyerang alengka,Bisma pasrah di panah Srikandi,semua hanya sebagian kecil contoh-contoh dari beratnya menahan rindu..jadi awalnya mungkin wajar,jika akhirnya kami nekad berangkat ke jakarta,ke kota dengan got-got hitam bau bacin.

Konon,kota ini adalah trek perlombaan menuju kesuksesan,setiap orang menggantungkan mimpinya di kota ini,termasuk ayahku.tapi hari ini,yang ku lihat hanya sebuah kota yang di huni oleh robot,lalu lalang dengan raut wajah kelelahan,dan tak memperdulikan liyan.

Suatu hari menjelang lebaran Tahun lalu,aku pernah melihat sebuah sticker yang menempel di bagian belakang bis yang membawa orang-orang kampungku yang baru pulang dari jakarta,sebuah pesan dari gubernurnya 'Selamat mudik,hati-hati dijalan dan sampai jumpa lagi di jakarta,inget,kalau mau bawa saudara kesini jangan yang cuma modal nekad aja ya,tapi juga yang punya kemampuan untuk di jual'

Lalu sekarang,ketika kami terdampar tak berdaya di tengah kota yang menyedihkan ini,kami tak tau apa yang harus kami lakukan,kami memang hanya modal nekad,kemampuan kami juga hanya mengurus pohon sawit,apa kemampuan itu bisa kami jual disini? sedangkan jangankan pohon sawit,pohon biasa pun sudah jarang,tak heran kota ini begitu panas seperti neraka.

Disaat-saat seperti ini,aku tetap merindukan ayahku,aku teringat kenangan indah ketika masa kecil dulu..dan sekarang dia hilang ntah kemana,aku yakin Tuhan tak tuli,dan aku juga yakin Tuhan tak pernah bosan mendengar doaku meminta agar ayah kembali..tapi kenapa dia tak kunjung kembali? aku tak tau,apa harus memaki karena dia pergi begitu saja meninggalkan kami,atau terus berdoa,mungkin saja sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Ayah,kau dimana?


Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Aku tidak menjamin setiap orang akan jatuh cinta ketika pertama kali tiba di tempat ini,tapi jika kau lihat ke arah utara sana,hamparan sawah hijau yang begitu luas,dengar irigasi yang begitu rapi sisa-sisa pembangunan jaman belanda dulu,sungguh begitu memanjakan mata..di malam hari,masih ke arah utara,kau akan di manjakan dengan kerlap-kerlip lampu kota yang indah..letak tempat ini yang tepat di lereng gunung slamet,atau berada di ketinggian  1.050 meter dari permukaan laut,membuat mata kita mampu menyusup ke setiap sudut kota yang berada di bawah sana,atau melihat mungilnya kapal-kapal yang sedang berlayar di laut utara.

Hanya perlu beberapa langkah untuk keluar pekarangan rumah dan kau akan menyaksikan geliat sang surya di pagi hari,menikmati belaian hangatnya yang dengan perlahan mengusir dinginnya udara pegunungan,jongkokan badanmu sedikit,pejamkan mata,lalu perlahan sapukan tanganmu pada rumput-rumput yang basah oleh embun dan jernih dan begitu segar itu..tengoklah ke arah selatan,nikmati hamparan bukit-bukit yang nampak gagah,dan burung-burung yang mulai muncul dan bernyanyi dari rimbun pepohonan disana.

Aku tidak sedang berlibur di tempat ini,tapi aku di lahirkan disini,inilah kampung halamanku..

Sebuah tempat,yang bisa membuatku lupa bahwa aku rakyat Indonesia,kedamaian yang di berikannya melebihi dari kedamaian yang ku dapatkan setelah menonton TVRI.

Jika di TVRI aku menyaksikan,bagaimana bangganya rakyat pada sang presiden,maka,disini aku menemukan orang-orang yang justru melupakan Presiden..saat di kota orang-orang disibukan dengan hingar bingar politik,menuntut banyak hal pada pemerintah,orang-orang disini dengan antengnya tetap telaten menggarap sepetak sawah mereka,meskipun dengan harga bibit dan pupuk yang melambung tinggi.

Di TVRI aku tersenyum bangga ketika di beritakan bagaimana suksesnya pemerintah menjalankan program BLT tepat sasaran,tapi aku lebih bangga,ketika orang-orang disini semakin giat merawat ternak-ternak mereka terutama sapi dan kerbau..bagaimana mereka bisa membajak sawah kalau tanpa sapi dan kerbau..diesel?? bahan bakarnya terlalu mahal,dan BLT? ah lupakan,yang mereka tau cuma ada sticker berbunyi 'kluarga miskin penerima BLT' menempel di pintu rumahnya,tapi uangnya sepeserpen tak mereka rasakan.

Mereka hanya tertawa,ketika mendengar dagelan tentang kacaunya penyelenggaraan UN,siapa perduli? Toh meskipun anak-anak mereka lulus SMA,ujung-ujungnya ke sawah juga,macul,maen lumpur,mandiin kebo..kuliah?? lupakaann..kau takan tau apa-apa kecuali teori jika yang kau lakukan hanya duduk di balik bangku sambil baca setumpuk buku..sinii..tak perlu jadi sarjana pertanian untuk bisa membajak sawah..kata mang akim pada anaknya yang merengek minta kuliah..

Kami begitu akrab dengan penderitaan,jika sampah saja bisa di daur ulang menjadi sebuah barang berharga dan mahal,maka,pun begitu dengan penderitaan,dari sekian banyaknya,kami meleburnya menjadi satu,dan menjadikannya kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang cukup untuk membuat kami merasa yakin bahwa dunia telah berjalan dengan wajar,semestinya..

Kami tak pernah perduli,Presiden kami yang sibuk dengar account twitter barunya,tak pernah perduli dia punya resep nasi goreng singkong yang lezat,kami tetap nikmat makan dengan ikan asin dan sambil terasi,anak-anak kecil disini tak pernah iri dengan cucu presiden yang akrab dengan kamera SLR,disini,gangsing dari kayu dan kelereng tetap menjadi favorit. tak pernah perduli dia yang bisa berkumpul dengan kluarganya setiap hari,dan berlibur stiap weekend,Bi narti,suaminya menjadi bang toyyib karena tiga 3 tahun tak pulang-pulang pun tak masalah,selama kiriman uang bulanan untuk membeli berasnya lancar..

Lalu,siapa yang sebenarnya beruntung? Sang presiden yang memiliki rakyat yang tak banyak menuntut seperti kami,atau justru kami?? yang bahkan tak pernah perduli dan menganggap negri ini cuma mimpi??
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

My photo
Moezaki Irkham
I'm forever blowing bubbles
View my complete profile

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2018 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2013 (33)
    • ▼  December (2)
      • Secangkir Kopi Di Akhir Tahun
      • Pesan Dari Nelson Mandela
    • ►  November (3)
      • Pada Suatu Ketika - Akan Tiba Saatnya
      • This Is Not Pragmatism [BUT] Realism
      • Is This Love [OR] Pragmatism
    • ►  October (3)
      • [ Wayang Refleksi ] Sumantri
      • Wahyu Makutharama Untuk Hakim MK
      • [ Wejangan Sesat ] Take It Or Leave It
    • ►  September (2)
      • Paradoks
      • Flashback : Learning By Doing
    • ►  August (2)
      • Negara Krupuk Kesiram Dollar
      • Memperkosa Realita
    • ►  July (1)
      • Apa Lagi Yang Harus Ku Banggakan??
    • ►  June (2)
      • Sempat Punya Kesempatan
      • Adipati Karna Makan Gerry Chocolatoz
    • ►  May (3)
      • Usap Air Matamu,Ayah..
      • Nenek Tua Dari Belanda
      • Jakarta,Kembalikan Ayahku...
    • ►  April (3)
      • Mimpi Pemimpi-N
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (48)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (8)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (59)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (8)
    • ►  July (4)
    • ►  June (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (9)
    • ►  February (9)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (48)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (15)
    • ►  January (11)
  • ►  2009 (61)
    • ►  August (23)
    • ►  June (20)
    • ►  May (18)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes